Dunia yang Dikelola dengan Kesetaraan Gender Bakal Untung Rp172.144 Triliun
Selasa, 08 Maret 2022 - 23:09 WIB
JAKARTA - Kesetaraan gender akan menjadi satu dari empat prioritas isu yang diusung Women 20 (W20) dalam Presidensi G20 di Indonesia. Co-chair W20 Indonesia 2022, Dian Siswarini mengatakan, kesetaraan gender bukan hanya semata-mata memberikan kesempatan kepada perempuan . Tetapi kata Dian, kesetaraan gender mempunyai nilai ekonomi .
“Kalau ada perempuan, nilai ekonomi atau produktivitas perusahaan bisa naik. Ini didukung oleh studi yang dilakukan oleh sejumlah pakar yang menyebutkan semakin tinggi kontribusi perempuan dalam dewan direksi, maka keuntungan perusahaan tersebut akan semakin meningkat. Jadi ini membuktikan bahwa kesetaraan gender mempunyai nilai ekonomi,” kata Dian dalam webinar Women Leaders Forum 2022 di sesi “Road to W20: Are We Ready to Recover Together, Equally?”, Selasa (8/3/2022).
Laporan penelitian McKinsey Global Institute bertajuk 'The Power of parity; How Advancing Women's Equality Can Add USD 12 Trilion to Global Growth' menyebutkan, bahwa dunia yang dikelola secara lebih setara antara laki-laki dan perempuan, maka akan mendatangkan keuntungan senilai USD12 triliun atau setara Rp172.144 Triliun sampai 2025.
Untuk Kawasan Asia Pasifik, dengan penerapan kesetaraan gender yang tepat, maka akan tercipta pertumbuhan hingga USD4,5 triliun pada 2025.Dian yang juga CEO XL Axiata mengungkapkan, kehadiran perempuan di bidang manajerial akan mendukung proses pengambilan keputusan yang lebih baik. Ini yang membuat XL Axiata terus berusaha untuk membentuk pemimpin perempuan di bidang teknologi.
“Dua dari enam board yang ada di XL Axiata adalah perempuan. Tingkat inklusivitas di level manajerial juga sudah mencapai 30 persen. Dibandingkan perusahaan teknologi serupa, apa yang sudah dilakukan XL Axiata dalam hal kesetaraan gender sudah lebih baik. Karena itu, XL Axiata ingin terus menerapkan inklusivitas dan kesetaraan gender serta menyebarkan best practice kepada perusahaan lain,” jelas Dian.
Sambung Dian menambahkan, pandemi memberikan efek besar terhadap perempuan. Secara global, 5% perempuan kehilangan pekerjaan di masa pandemi. Jumlah itu lebih besar dibandingkan jumlah laki-laki yang kehilangan pekerjaan yaitu 3,9%. Selain itu, perempuan juga mempunyai beban tambahan selama pandemi yaitu sebagai caregiver.
“Tanggung jawab perempuan di rumah tangga bertambah yaitu jadi caregiver. Jadi kalau ada anggota keluarga yang positif Covid-19 maka kaum perempuan yang akan menjaga. Ini juga yang membuat kaum perempuan membatasi kegiatan di dunia pekerjaan,” ungkap Dian.
“Kalau ada perempuan, nilai ekonomi atau produktivitas perusahaan bisa naik. Ini didukung oleh studi yang dilakukan oleh sejumlah pakar yang menyebutkan semakin tinggi kontribusi perempuan dalam dewan direksi, maka keuntungan perusahaan tersebut akan semakin meningkat. Jadi ini membuktikan bahwa kesetaraan gender mempunyai nilai ekonomi,” kata Dian dalam webinar Women Leaders Forum 2022 di sesi “Road to W20: Are We Ready to Recover Together, Equally?”, Selasa (8/3/2022).
Laporan penelitian McKinsey Global Institute bertajuk 'The Power of parity; How Advancing Women's Equality Can Add USD 12 Trilion to Global Growth' menyebutkan, bahwa dunia yang dikelola secara lebih setara antara laki-laki dan perempuan, maka akan mendatangkan keuntungan senilai USD12 triliun atau setara Rp172.144 Triliun sampai 2025.
Untuk Kawasan Asia Pasifik, dengan penerapan kesetaraan gender yang tepat, maka akan tercipta pertumbuhan hingga USD4,5 triliun pada 2025.Dian yang juga CEO XL Axiata mengungkapkan, kehadiran perempuan di bidang manajerial akan mendukung proses pengambilan keputusan yang lebih baik. Ini yang membuat XL Axiata terus berusaha untuk membentuk pemimpin perempuan di bidang teknologi.
“Dua dari enam board yang ada di XL Axiata adalah perempuan. Tingkat inklusivitas di level manajerial juga sudah mencapai 30 persen. Dibandingkan perusahaan teknologi serupa, apa yang sudah dilakukan XL Axiata dalam hal kesetaraan gender sudah lebih baik. Karena itu, XL Axiata ingin terus menerapkan inklusivitas dan kesetaraan gender serta menyebarkan best practice kepada perusahaan lain,” jelas Dian.
Sambung Dian menambahkan, pandemi memberikan efek besar terhadap perempuan. Secara global, 5% perempuan kehilangan pekerjaan di masa pandemi. Jumlah itu lebih besar dibandingkan jumlah laki-laki yang kehilangan pekerjaan yaitu 3,9%. Selain itu, perempuan juga mempunyai beban tambahan selama pandemi yaitu sebagai caregiver.
“Tanggung jawab perempuan di rumah tangga bertambah yaitu jadi caregiver. Jadi kalau ada anggota keluarga yang positif Covid-19 maka kaum perempuan yang akan menjaga. Ini juga yang membuat kaum perempuan membatasi kegiatan di dunia pekerjaan,” ungkap Dian.
tulis komentar anda