Dielus Perundingan Rusia-Ukraina Bursa Asia Kompak Menghijau

Kamis, 10 Maret 2022 - 10:39 WIB
Perundingan Rusia dan Ukraina membuat bursa saham asia menguat. Foto/Reuters
JAKARTA - Bursa saham di kawasan Asia Pasifik kompak bergerak di zona hijau pada perdagangan Kamis pagi (10/3/2022). Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 10:01 WIB, Nikkei 225 Jepang (N225) menguat 3,55% di 25.595, KOSPI Korea Selatan (KS11) naik 2,14% di 2.678,58 dan Hang Seng Hong Kong (HSI) melesat 1,61% di 20.960,50



Shanghai Composite China (SSEC) menanjak 1,99% di 3.321,25, Taiwan Weighted (TWII) melejit 2,55% di 17.448,75. Adapun Straits Times Singapura tumbuh 1,69% di 3.249,72, dan Australia ASX 200 (AXJO) menguat 1,42% di 7.153,40. Menyusul, Indonesia Composite Index/IHSG naik 0,07% di 6.871,70.



Bursa saham Asia merespons positif perundingan perwakilan Rusia dan Ukraina, yang membuat kinerja Wall Street relatif memuaskan, seperti Dow Jones Industrial Average (DJI) 2,00%, Nasdaq (IXIC) 3,59%, dan S&P 500 (SPX) 2,57%.

Kendati cukup stabil, analis memperkirakan kenaikan hanya bersifat terbatas, mengingat kemungkinan risiko yang menanti apabila perang di Eropa Timur kembali dilanjutkan.

"Pernyataan dari Rusia dan Ukraina dapat menghadirkan harapan bahwa kompromi mungkin bisa saja terjadi," kata Ray Attrill, Kepala Strategi FX di National Australia Bank dalam sebuah catatan, dilansir Reuters, Kamis (10/3/2022).

Seperti diketahui, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov tiba di Turki menjelang pembicaraan yang direncanakan pada Kamis ini (10/3/2022) bersama perwakilan dari Ukraina Dmytro Kuleba. Ini merupakan pertemuan pertama keduanya sejak Rusia mengumumkan agresi militer ke Ukraina dua minggu lalu.

Attrill menambahkan, tuduhan Ukraina terhadap Rusia yang membom sebuah rumah sakit di kota Mariupol dan kekhawatiran atas kebocoran radiasi di lokasi nuklir Ukraina dapat menimbulkan risiko pembalasan lebih lanjut dari negara-negara Barat.

Selain krisis perang, pasar ekuitas juga tengah menyoroti tekanan inflasi yang diperkirakan akan membuat bank sentral bakal menaikkan suku bunga acuan dalam jangka dekat.



"Dari perspektif bank sentral, perang di Ukraina kemungkinan akan menyebabkan tekanan lebih lanjut pada inflasi, yang dapat mengakibatkan kejutan sisi persediaan," kata David Chao, ahli strategi pasar global di Invesco yang berbasis di Hong Kong.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More