Kementan Ajak Milenial Garap Bisnis Ternak Kambing Kekinian
Jum'at, 11 Maret 2022 - 02:58 WIB
Langkah tersebut dilakukan, katanya, dengan melibatkan BBPP Binuang yang menjadi tuan rumah BoC ini. BoC ini mengusung tema ‘Model Kemitraan Usaha Ternak Kambing’ sehingga semangat dan kinerja peternak kambing kekinian, Junaidi dan Wildan IR dari Tapin dapat diresonansi oleh petani milenial di seluruh Indonesia.
“Pertanian yang baik apabila dikelola dengan baik dan benar didukung teknologi dan inovasi sehingga akan menghasilkan cuan. Kinerja dan output yang sebanding akan memicu resonansi bagi generasi milenial menjadi followers sosok milenial tersebut,” kata Dedi Nursyamsi.
Dia mengingatkan pentingnya pengelolaan limbah hasil produksi pertanian dengan baik dan benar didukung teknologi juga akan menghasilkan cuan. Misalnya kotoran sapi, dapat diolah menjadi bahan pupuk organik untuk digunakan sendiri maupun dipasarkan ke petani lain sehingga mengurangi ketergantungan pupuk bersubsidi.
(Baca juga:Duta Petani Milenial Jadi Magnet Generasi Milenial)
Dalam kesempatan terpisah, Kepala BBPP Binuang Yulia Asni Kurniawati menyatakan komitmen dan dukungan pada pengembangan petani milenial di Kalsel, agar hadir lebih banyak sosok seperti Junaidi dan Wildan IR dari Tapin, Kalsel.
“Kami akan perkuat dulu mereka dengan memahami pentingnya membangun korporasi dan kelembagaan yang tentunya akan memperkuat jaringan antar petani milenial,” kata Yulia AK via zoom meeting BoC.
Saat ini, katanya lagi, keduanya membangun kemitraan peternak kambing. Ke depan, Kecamatan Salam Bebaris di Tapin akan dikembangkan menjadi ‘kampung kambing’ sebagai trade mark sukses petani milenial setempat.
“Setelah mereka tumbuh dan maju, BBPP Binuang akan mengembangkan model percontohan kemitraan petani milenial di kabupaten dan kota lainnya di Kalimantan,” kata Yulia AK.
“Pertanian yang baik apabila dikelola dengan baik dan benar didukung teknologi dan inovasi sehingga akan menghasilkan cuan. Kinerja dan output yang sebanding akan memicu resonansi bagi generasi milenial menjadi followers sosok milenial tersebut,” kata Dedi Nursyamsi.
Dia mengingatkan pentingnya pengelolaan limbah hasil produksi pertanian dengan baik dan benar didukung teknologi juga akan menghasilkan cuan. Misalnya kotoran sapi, dapat diolah menjadi bahan pupuk organik untuk digunakan sendiri maupun dipasarkan ke petani lain sehingga mengurangi ketergantungan pupuk bersubsidi.
(Baca juga:Duta Petani Milenial Jadi Magnet Generasi Milenial)
Dalam kesempatan terpisah, Kepala BBPP Binuang Yulia Asni Kurniawati menyatakan komitmen dan dukungan pada pengembangan petani milenial di Kalsel, agar hadir lebih banyak sosok seperti Junaidi dan Wildan IR dari Tapin, Kalsel.
“Kami akan perkuat dulu mereka dengan memahami pentingnya membangun korporasi dan kelembagaan yang tentunya akan memperkuat jaringan antar petani milenial,” kata Yulia AK via zoom meeting BoC.
Saat ini, katanya lagi, keduanya membangun kemitraan peternak kambing. Ke depan, Kecamatan Salam Bebaris di Tapin akan dikembangkan menjadi ‘kampung kambing’ sebagai trade mark sukses petani milenial setempat.
“Setelah mereka tumbuh dan maju, BBPP Binuang akan mengembangkan model percontohan kemitraan petani milenial di kabupaten dan kota lainnya di Kalimantan,” kata Yulia AK.
(dar)
Lihat Juga :
tulis komentar anda