BRIS Menjawab Isu Bakal Mengakuisisi Unit Syariah Bank BTN
Senin, 14 Maret 2022 - 18:35 WIB
JAKARTA - Kabar merger antar sesama bank BUMN (Badan Usaha Milik Negara) kembali berhembus di kalangan pasar modal, setelah Erick Thohir, mendorong PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mengakuisisi unit usaha syariah Bank Tabungan Negara (BBTN) .
Direktur Keuangan dan Strategi BRIS, Ade Cahyo menegaskan, bahwa hal tersebut masih jadi diskusi antara manajemen, pemegang saham dan juga pemerintah.
"Saya mungkin mau klarifikasi kewenangan pemegang saham ya, saya pikir ini juga tergantung dengan pemerintah jadi bank merger lainnya Bank Mandiri, BRI dan lainnya. Tapi satu hal yang perlu diperhatikan semua berita, semua statement mendukung kami dengan serius," kata Ade Cahyo dalam MNC Group Investor Forum 2022, Senin (14/3/2022).
Pernyataan Erick Thohir sebelumnya memunculkan kembali wacana lama mengenai konsolidasi bank BUMN . Namun, kali ini skemanya tidak satu melainkan terbagi menjadi dua, ditambah keinginan BSI menjadi Bank BUMN. Jadi konon akan ada 3 BUMN yang salah satunya Bank BUMN Syariah.
"Saya pikir ini sisi yang baik untuk kami, mereka punya pandangan untuk Bank Syariah berkembang lebih besar di masa depan," tegas Ade Cahyo.
Adapun skema pertama holdingisasi Bank BUMN sudah digodok sejak Kementerian BUMN dipimpin oleh Sofyan Djalil hingga Rini Soemarno, namun belum terwujud. Saat itu, Danareksa sempat diusulkan menjadi induk dari BRI, BNI, Mandiri dan BTN. Konsep tersebut meniscayakan empat bank BUMN beroperasi seperti biasa.
Di era kepemimpinan Erick Thohir, konsep holding berjalan mulus, dengan fenomenal terjadi di sektor pertambangan dengan terbentuknya Mining Industry Indonesia (MIND.ID). Induk usaha ini membawahi PT Bukti Asam Tbk (PTBA), PT Antam Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), Inalum dan Freeport.
Perubahan status PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menjadi bank BUMN apakah berpotensi menggerus kepemilikan saham Himpunan Bank Negara (Himbara) yang saat ini memiliki saham di bank syariah terbesar di Tanah Air tersebut.
Sebagai informasi BSI saat ini dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk. atau BMRI (50,83%), PT Bank Negara Indonesia Tbk. atau BBNI (24,85%) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. atau BBRI (17,25%) dan pemegang saham lainnya, termasuk publik (7,08%). Dengan beralih, maka sebesar 92,92% kepemilikan Himbara, seharusnya nanti beralih ke negara.
Direktur Keuangan dan Strategi BRIS, Ade Cahyo menegaskan, bahwa hal tersebut masih jadi diskusi antara manajemen, pemegang saham dan juga pemerintah.
Baca Juga
"Saya mungkin mau klarifikasi kewenangan pemegang saham ya, saya pikir ini juga tergantung dengan pemerintah jadi bank merger lainnya Bank Mandiri, BRI dan lainnya. Tapi satu hal yang perlu diperhatikan semua berita, semua statement mendukung kami dengan serius," kata Ade Cahyo dalam MNC Group Investor Forum 2022, Senin (14/3/2022).
Pernyataan Erick Thohir sebelumnya memunculkan kembali wacana lama mengenai konsolidasi bank BUMN . Namun, kali ini skemanya tidak satu melainkan terbagi menjadi dua, ditambah keinginan BSI menjadi Bank BUMN. Jadi konon akan ada 3 BUMN yang salah satunya Bank BUMN Syariah.
"Saya pikir ini sisi yang baik untuk kami, mereka punya pandangan untuk Bank Syariah berkembang lebih besar di masa depan," tegas Ade Cahyo.
Adapun skema pertama holdingisasi Bank BUMN sudah digodok sejak Kementerian BUMN dipimpin oleh Sofyan Djalil hingga Rini Soemarno, namun belum terwujud. Saat itu, Danareksa sempat diusulkan menjadi induk dari BRI, BNI, Mandiri dan BTN. Konsep tersebut meniscayakan empat bank BUMN beroperasi seperti biasa.
Di era kepemimpinan Erick Thohir, konsep holding berjalan mulus, dengan fenomenal terjadi di sektor pertambangan dengan terbentuknya Mining Industry Indonesia (MIND.ID). Induk usaha ini membawahi PT Bukti Asam Tbk (PTBA), PT Antam Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS), Inalum dan Freeport.
Perubahan status PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menjadi bank BUMN apakah berpotensi menggerus kepemilikan saham Himpunan Bank Negara (Himbara) yang saat ini memiliki saham di bank syariah terbesar di Tanah Air tersebut.
Sebagai informasi BSI saat ini dimiliki oleh PT Bank Mandiri Tbk. atau BMRI (50,83%), PT Bank Negara Indonesia Tbk. atau BBNI (24,85%) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. atau BBRI (17,25%) dan pemegang saham lainnya, termasuk publik (7,08%). Dengan beralih, maka sebesar 92,92% kepemilikan Himbara, seharusnya nanti beralih ke negara.
(akr)
tulis komentar anda