Bakal Luncurkan Satelit Baru, Menkominfo Sebut Biaya Internet Jadi Murah
Selasa, 15 Maret 2022 - 21:16 WIB
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate mengatakan Indonesia akan segera meluncurkan satelit baru, yaitu Hot Backup Satelite (HBS) pada pertengahan tahun 2022. Selain meningkatkan titik-titik layanan internet, satelit baru itu juga akan membuat ongkos penggunaan internet lebih efisien.
"Di samping menjadi (bagian) transformasi digital kita, juga untuk mendapatkan layanan internet yang lebih kompetitif dan efisien," ujar Johnny usai melakukan penandatanganan kontrak kerja sama peluncuran HBS, Selasa (15/3/2022).
Johnny menjelaskan saat ini rata-rata harga sewa kapasitas satelit di dunia menyentuh angka USD400 atau Rp5,6 juta (kurs Rp14.200)/MBPS per bulan. Melalui peluncuran Satelite Satria (nama satelit baru) dan HBS akan membuat biaya sewa itu menjadi lebih efisien.
"Kita mampu membuatnya lebih efisien, dengan biaya sekitar USD45 (R0639 ribu)/MBPS per bulan. Jadi jauh lebih efisien," lanjut Johnny.
Johnny berharap pemilihan satelit komunikasi besar, seperti HBS bisa membuat biaya sewa menjadi lebih efisien. Sehingga masyarakat tidak hanya mendapatkan perluasan layanan internet, namun juga bisa menemuinya dengan murah.
"Jadi kita akan mempunyai dua jenis satleit, keduanya akan diluncurkan dengan roket pendorong space X 9 500, dan diluncurkan melalui Florida Amerika Serikat," pungkasnya.
Melalui peluncuran satelit tersebut Johnny menargetkan bisa menambah 150 ribu titik layanan internet di Indonesia yang sebelumnya belum mendapatkan konektivitas.
Dari 500 ribu titik layanan internet yang sudah dipetakan saat ini, baru 350 ribu titik layanan yang mendapat layanan internet. Jadi diharapkan melalui peluncuran tersebut bisa memenuhi titik layanan internet yang ditetapkan.
Lihat Juga: Kantongi Izin Utama SKKL Varuna, VCS Menjembatani Kesenjangan Digital di Timur Indonesia
"Di samping menjadi (bagian) transformasi digital kita, juga untuk mendapatkan layanan internet yang lebih kompetitif dan efisien," ujar Johnny usai melakukan penandatanganan kontrak kerja sama peluncuran HBS, Selasa (15/3/2022).
Johnny menjelaskan saat ini rata-rata harga sewa kapasitas satelit di dunia menyentuh angka USD400 atau Rp5,6 juta (kurs Rp14.200)/MBPS per bulan. Melalui peluncuran Satelite Satria (nama satelit baru) dan HBS akan membuat biaya sewa itu menjadi lebih efisien.
"Kita mampu membuatnya lebih efisien, dengan biaya sekitar USD45 (R0639 ribu)/MBPS per bulan. Jadi jauh lebih efisien," lanjut Johnny.
Johnny berharap pemilihan satelit komunikasi besar, seperti HBS bisa membuat biaya sewa menjadi lebih efisien. Sehingga masyarakat tidak hanya mendapatkan perluasan layanan internet, namun juga bisa menemuinya dengan murah.
"Jadi kita akan mempunyai dua jenis satleit, keduanya akan diluncurkan dengan roket pendorong space X 9 500, dan diluncurkan melalui Florida Amerika Serikat," pungkasnya.
Melalui peluncuran satelit tersebut Johnny menargetkan bisa menambah 150 ribu titik layanan internet di Indonesia yang sebelumnya belum mendapatkan konektivitas.
Baca Juga
Dari 500 ribu titik layanan internet yang sudah dipetakan saat ini, baru 350 ribu titik layanan yang mendapat layanan internet. Jadi diharapkan melalui peluncuran tersebut bisa memenuhi titik layanan internet yang ditetapkan.
Lihat Juga: Kantongi Izin Utama SKKL Varuna, VCS Menjembatani Kesenjangan Digital di Timur Indonesia
(uka)
tulis komentar anda