SoftBank Mundur, Kabin: Tidak Selayaknya IKN Bergantung pada Pendanaan Asing
Jum'at, 18 Maret 2022 - 12:05 WIB
JAKARTA - Kabar mundurnya SoftBank dari rencana investasi di ibu kota negara ( IKN ) menjadi senjata baru bagi kalangan yang sejak awal pesimistis akan pemindahan IKN dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Mundurnya SoftBank terungkap dalam pernyataan resmi perusahaan pembiayaan asal Jepang ini, Jumat (11/3/2022).
Baca juga: Moeldoko: Pemindahan IKN Sudah Final dan Tidak Perlu Lagi Diperdebatkan
Tantangannya sekarang, bisakah pemerintah mendapatkan sumber pembiayaan selain dari luar negeri? Terlebih di saat perekonomian dunia sedang susah karena pandemi yang disusul dengan perang di Ukraina. Padahal, proses pembangunan IKN sudah segera mulai.
Melihat itu, Kepala Badan Intelijen Negara (Kabin) Jend Pol (Purn) Budi Gunawan memaparkan, solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut yakni dengan mencari sumber pembiayaan di dalam negeri. Menurutnya, diskusi tentang rencana investor asing masuk ke IKN dan berita kemunduran SoftBank, seakan melupakan potensi pembiayaan dalam negeri.
“Ini proyek strategis nasional dan merupakan keputusan historis bangsa untuk meraih cita-cita nasional, tidak selayaknya diwacanakan seakan tergantung pada pendanaan asing,” kata Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, Jumat (18/3/2022).
Budi Gunawan menerangkan, Indonesia seharusnya kembali berorientasi pada endogenous growth, ketimbang exogenous growth. Pasalnya, orientasi endogenous growth setidaknya digunakan dalam tiga aspek pembangunan IKN Nusantara.
Poin pertama, kapital; Indonesia seharusnya mengutamakan pembiayaan dari perbankan nasional yang sebenarnya over-liquid. Kedua, tenaga kerja; Indonesia memiliki digital talent yang luar biasa.
Berdasarkan data Startup Ranking 2021, Indonesia berada di urutan lima besar Dunia. Unicorn di Tanah Air bertambah dari 4 pada 2020 menjadi 8. Indonesia hanya dikalahkan AS, India, Inggris, dan Kanada.
“Banyak yang tidak memberi perhatian, kita sebenarnya memiliki angkatan digital talent yang sangat cemerlang dan massif. Ini generasi masa depan. Mereka sangat sensitif pada green economy, berfikir fleksibel, sustainable. Mereka harus menjadi salah satu tulang punggung pertumbuhan IKN Nusantara nanti melalui industri kreatif, light manufacturing, green economy,” paparnya.
Ketiga, teknologi; Indonesia sesungguhnya sangat mumpuni mewujudkan IKN Nusantara sebagai smart forest city, modern, inklusif, dan berperadaban maju. Tidak hanya hasil inovasi di Kementerian PUPR, berbagai perguruan tinggi terbaik Indonesia juga punya banyak patent, teknologi, yang sangat memadai untuk membangun kota baru IKN Nusantara.
Baca juga: Siap-siap! Menteri Bahlil Sebut Pemerintah Akan Kremasi Pengusaha Proposa l
“SDM serta teknologi kita sangat mumpuni. Ini justru kesempatan mempromosikan mereka, dan akan menjadi nilai tambah IKN Nusantara, karena dibangun dengan visi, rancang-bangun, tenaga, hingga teknologi kita sendiri,” pungkas Budi Gunawan.
Baca juga: Moeldoko: Pemindahan IKN Sudah Final dan Tidak Perlu Lagi Diperdebatkan
Tantangannya sekarang, bisakah pemerintah mendapatkan sumber pembiayaan selain dari luar negeri? Terlebih di saat perekonomian dunia sedang susah karena pandemi yang disusul dengan perang di Ukraina. Padahal, proses pembangunan IKN sudah segera mulai.
Melihat itu, Kepala Badan Intelijen Negara (Kabin) Jend Pol (Purn) Budi Gunawan memaparkan, solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut yakni dengan mencari sumber pembiayaan di dalam negeri. Menurutnya, diskusi tentang rencana investor asing masuk ke IKN dan berita kemunduran SoftBank, seakan melupakan potensi pembiayaan dalam negeri.
“Ini proyek strategis nasional dan merupakan keputusan historis bangsa untuk meraih cita-cita nasional, tidak selayaknya diwacanakan seakan tergantung pada pendanaan asing,” kata Jenderal Pol (Purn) Budi Gunawan, Jumat (18/3/2022).
Budi Gunawan menerangkan, Indonesia seharusnya kembali berorientasi pada endogenous growth, ketimbang exogenous growth. Pasalnya, orientasi endogenous growth setidaknya digunakan dalam tiga aspek pembangunan IKN Nusantara.
Poin pertama, kapital; Indonesia seharusnya mengutamakan pembiayaan dari perbankan nasional yang sebenarnya over-liquid. Kedua, tenaga kerja; Indonesia memiliki digital talent yang luar biasa.
Berdasarkan data Startup Ranking 2021, Indonesia berada di urutan lima besar Dunia. Unicorn di Tanah Air bertambah dari 4 pada 2020 menjadi 8. Indonesia hanya dikalahkan AS, India, Inggris, dan Kanada.
“Banyak yang tidak memberi perhatian, kita sebenarnya memiliki angkatan digital talent yang sangat cemerlang dan massif. Ini generasi masa depan. Mereka sangat sensitif pada green economy, berfikir fleksibel, sustainable. Mereka harus menjadi salah satu tulang punggung pertumbuhan IKN Nusantara nanti melalui industri kreatif, light manufacturing, green economy,” paparnya.
Ketiga, teknologi; Indonesia sesungguhnya sangat mumpuni mewujudkan IKN Nusantara sebagai smart forest city, modern, inklusif, dan berperadaban maju. Tidak hanya hasil inovasi di Kementerian PUPR, berbagai perguruan tinggi terbaik Indonesia juga punya banyak patent, teknologi, yang sangat memadai untuk membangun kota baru IKN Nusantara.
Baca juga: Siap-siap! Menteri Bahlil Sebut Pemerintah Akan Kremasi Pengusaha Proposa l
“SDM serta teknologi kita sangat mumpuni. Ini justru kesempatan mempromosikan mereka, dan akan menjadi nilai tambah IKN Nusantara, karena dibangun dengan visi, rancang-bangun, tenaga, hingga teknologi kita sendiri,” pungkas Budi Gunawan.
(uka)
tulis komentar anda