HET Minyak Goreng Kemasan Dihapus, Menko Airlangga Yakin Tak Bakal Kerek Inflasi
Jum'at, 18 Maret 2022 - 22:32 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meyakini bahwa penghapusan harga eceran tertinggi (HET) untuk minyak goreng kemasan tidak akan mengerek inflasi. Pasalnya, pemerintah tetap memberlakukan HET untuk minyak goreng curah yang mendominasi konsumsi minyak goreng di dalam negeri.
Konsumsi minyak goreng curah menurutnya mencapai 2,16 juta ton, atau mancakup sekitar 70% dari total konsumsi minyak goreng di dalam negeri. Sementara, harga minyak goreng curah ditetapkan sebesar Rp14.000 per liter sehingga masih terjangkau masyarakat banyak.
"Jadi silakan masyarakat memilih, kalau mau minyak goreng yang premium ke modern market, kalau mau yang murah silakan beli minyak goreng curah di pasar tradisional," ujar Airlangga di Jakarta, Jumat (18/3/2022).
Masih terkait inflasi, Airlangga mengatakan komponen yang berasal dari harga pangan (volatile food inflation) pun masih cukup rendah, yakni di bawah 2%, di kisaran 1,5-1,7%. Sementara, sebelum kebijakan HET ini, harga minyak goreng kemasan pun masih berkisar Rp22.000 hingga Rp25.000 per liter. "Jadi kenaikannya kan baru sekarang, belum akan ditransmisikan ke inflasi (Maret)," tuturnya.
Kendati demikian, Airlangga memastikan pemerintah akan tetap memantau perkembangan harga di lapangan. Selain itu, kebijakan terbaru soal minyak goreng ini juga akan dievaluasi setiap dua minggu.
"Ini ada komponen lain yang berkontribusi besar, misal harga beras tapi masih stabil, kenaikan harga daging, tahu tempe, pemerintah melihat berbagai komponen untuk inflasi," ungkapnya.
Namun, Airlangga berharap kebijakan baru ini ke depan juga akan mengarahkan harga minyak goreng kemasan untuk melandai. Dia beralasan, jika banyak masyarakat beralih ke minyak goreng curah, maka permintaan minyak goreng kemasan akan turun dan dengan sendirinya harga juga akan ikut turun.
"Kita jaga harga jual curah di Rp14.000, kebijakan ini diharapkan bisa membantu. Harapan kita juga situasi geopolitik Ukraina segera berhenti sehingga pasokan minyak nabati dunia normal kembali," pungkasnya.
Konsumsi minyak goreng curah menurutnya mencapai 2,16 juta ton, atau mancakup sekitar 70% dari total konsumsi minyak goreng di dalam negeri. Sementara, harga minyak goreng curah ditetapkan sebesar Rp14.000 per liter sehingga masih terjangkau masyarakat banyak.
"Jadi silakan masyarakat memilih, kalau mau minyak goreng yang premium ke modern market, kalau mau yang murah silakan beli minyak goreng curah di pasar tradisional," ujar Airlangga di Jakarta, Jumat (18/3/2022).
Masih terkait inflasi, Airlangga mengatakan komponen yang berasal dari harga pangan (volatile food inflation) pun masih cukup rendah, yakni di bawah 2%, di kisaran 1,5-1,7%. Sementara, sebelum kebijakan HET ini, harga minyak goreng kemasan pun masih berkisar Rp22.000 hingga Rp25.000 per liter. "Jadi kenaikannya kan baru sekarang, belum akan ditransmisikan ke inflasi (Maret)," tuturnya.
Kendati demikian, Airlangga memastikan pemerintah akan tetap memantau perkembangan harga di lapangan. Selain itu, kebijakan terbaru soal minyak goreng ini juga akan dievaluasi setiap dua minggu.
"Ini ada komponen lain yang berkontribusi besar, misal harga beras tapi masih stabil, kenaikan harga daging, tahu tempe, pemerintah melihat berbagai komponen untuk inflasi," ungkapnya.
Namun, Airlangga berharap kebijakan baru ini ke depan juga akan mengarahkan harga minyak goreng kemasan untuk melandai. Dia beralasan, jika banyak masyarakat beralih ke minyak goreng curah, maka permintaan minyak goreng kemasan akan turun dan dengan sendirinya harga juga akan ikut turun.
"Kita jaga harga jual curah di Rp14.000, kebijakan ini diharapkan bisa membantu. Harapan kita juga situasi geopolitik Ukraina segera berhenti sehingga pasokan minyak nabati dunia normal kembali," pungkasnya.
(fai)
tulis komentar anda