Teten Dorong Platform Digital Terintegrasi Bagi UMKM
Rabu, 17 Juni 2020 - 21:49 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah membawa sekitar 700 UMKM kuliner masuk ke market online milik platform digital ternama. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, sangat penting bagi UMKM terhubung dengan platform digital yang terintegrasi agar memudahkan pemerintah melakukan kebijakan stimulus. Yang dimaksud terintegrasi misalnya dalam hal sumber daya manusia, pembiayaan, dan market.
"Dari UMKM yang terhubung dengan digital dengan mudah bisa dilihat record digitalnya, karena kemarin dengan mudah Kementerian Keuangan menyetujui bantuan-bantuan untuk mereka, karena by name by address sudah baik," kata Teten di Jakarta, Rabu (17/6/2020).
Selain UMKM kuliner, di masa pandemi ini, UKM juga banyak membuat warung-warung tradisional, terutama warung sembako yang menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang paling lama bertahan dengan jumlah 3,5 juta unit. Dimana sekarang sudah terhubung dan teridentifikasi dengan market online jumlahnya sekitar 750 unit dan sebagian lagi masih perlu didorong ke sana.
"Jadi sebenarnya sekarang sudah banyak pengelompokan-pengelompokan ini dan banyak juga asosiasi-asosiasi UMKM yang diperlukan kalau kita mau menyusun sebuah platform, sehingga mereka secara sukarela tertarik untuk gabung. Ini memang secara bisnis harus ada yang menarik bagi mereka," kata Teten.
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM terdapat 60,66 juta UMKM yang sudah terhubung dengan saluran pembiayaan dari lembaga keuangan. Namun data tersebut kata Teten perlu divalidasi mengingat masih terjadi overlap karena kemungkinan UMKM meminta bantuan pembiayaan ke lebih dari satu lembaga keuangan.
"Tapi paling tidak sudah ada kalau diperkirakan mungkin sekitar 50%nya sudah terhubung ke market online, ke pembiayaan, by name by address sudah bisa kita identifikasi, tapi seperti yang kita ketahui masih banyak yang belum terhubung. Nah ini yang masih kita kaji," katanya.
Teten juga memuji kinerja perusahaan financial technology (fintech). Meski Covid-19 kian mewabah, pemain fintech telah menunjukkan kinerja yang luar biasa dengan menyasar sektor-sektor informal yang selama ini tidak terhubung dengan perbankan. Bahkan data UMKM yang terhubung dengan perusahaan fintech telah mencapai 20%.
"Mungkin dari situ nanti kita dari pemahaman lapangan, dari fakta-fakta yang real, menurut saya penting untuk merumuskan platform baru supaya platform baru itu betul-betul melengkapi satu sama lain dan juga dibutuhkan oleh UMKM, baik misalnya tadi untuk sumberdaya manusia, pembiayaan, market, baik dalam negeri maupun ekspor. Termasuk juga kepentingan kita untuk membuat kebijakan-kebijakan yang tepat untuk UMKM," ujar Teten.
"Dari UMKM yang terhubung dengan digital dengan mudah bisa dilihat record digitalnya, karena kemarin dengan mudah Kementerian Keuangan menyetujui bantuan-bantuan untuk mereka, karena by name by address sudah baik," kata Teten di Jakarta, Rabu (17/6/2020).
Selain UMKM kuliner, di masa pandemi ini, UKM juga banyak membuat warung-warung tradisional, terutama warung sembako yang menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang paling lama bertahan dengan jumlah 3,5 juta unit. Dimana sekarang sudah terhubung dan teridentifikasi dengan market online jumlahnya sekitar 750 unit dan sebagian lagi masih perlu didorong ke sana.
"Jadi sebenarnya sekarang sudah banyak pengelompokan-pengelompokan ini dan banyak juga asosiasi-asosiasi UMKM yang diperlukan kalau kita mau menyusun sebuah platform, sehingga mereka secara sukarela tertarik untuk gabung. Ini memang secara bisnis harus ada yang menarik bagi mereka," kata Teten.
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM terdapat 60,66 juta UMKM yang sudah terhubung dengan saluran pembiayaan dari lembaga keuangan. Namun data tersebut kata Teten perlu divalidasi mengingat masih terjadi overlap karena kemungkinan UMKM meminta bantuan pembiayaan ke lebih dari satu lembaga keuangan.
"Tapi paling tidak sudah ada kalau diperkirakan mungkin sekitar 50%nya sudah terhubung ke market online, ke pembiayaan, by name by address sudah bisa kita identifikasi, tapi seperti yang kita ketahui masih banyak yang belum terhubung. Nah ini yang masih kita kaji," katanya.
Teten juga memuji kinerja perusahaan financial technology (fintech). Meski Covid-19 kian mewabah, pemain fintech telah menunjukkan kinerja yang luar biasa dengan menyasar sektor-sektor informal yang selama ini tidak terhubung dengan perbankan. Bahkan data UMKM yang terhubung dengan perusahaan fintech telah mencapai 20%.
"Mungkin dari situ nanti kita dari pemahaman lapangan, dari fakta-fakta yang real, menurut saya penting untuk merumuskan platform baru supaya platform baru itu betul-betul melengkapi satu sama lain dan juga dibutuhkan oleh UMKM, baik misalnya tadi untuk sumberdaya manusia, pembiayaan, market, baik dalam negeri maupun ekspor. Termasuk juga kepentingan kita untuk membuat kebijakan-kebijakan yang tepat untuk UMKM," ujar Teten.
(bon)
tulis komentar anda