Indonesia Menjadi Raksasa Pangan Dunia, Dekan FP Unhas: Ini Syaratnya

Sabtu, 09 April 2022 - 18:19 WIB
Namun, ia mengingatkan bahwa sektor pertanian hari ini dan masa datang menghadapi hal krusial, yaitu alih fungsi lahan pertanian produktif menjadi lahan komersil lainnya dan ketersediaan air. Jika dua hal itu tidak ditangani secara komprehensif, ke depan menurutnya akan menjadi masalah.

"Penggunaan teknologi molekuler seperti teknologi gen editing dapat menjadi solusinya. Ada Inventor dari Inggris menggunakan teknologi tersebut untuk mengembangkan padi yang tahan salinitas tinggi sehingga dapat ditanam pada lahan rawa dekat pantai. Benih yang dihasilkan mulai diuji coba di Vietnam. Indonesi-kan negara kepulauan, di sepanjang pantai itu salinitasnya tinggi, dan kalau kita berhasil mengarah ke sana, saya kira kita akan aman ke depannya," pungkasnya.

Sebelumnya, dalam beberapa pemberitaan yang mengutip data FAO menyebutkan bahwa Indonesia berdasarkan data badan pangan dunia FAO pada tahun 2018 menduduki peringkat produktivitas kedua dari 9 negara negara FAO di Benua Asia yang menghasilkan produksi beras melimpah.

Adapun urutan tingkat produktivitas tertinggi adalah Vietnam 5,89 ton per hektar, nomor dua Indonesia 5,19 ton per hektar, selanjutnya Bangladesh 4,74 ton per hektar, Philipina 3,97 ton per hektar, India 3,88 ton per hektar, Pakistan 3,84 ton per hektar, Myanmar 3,79 ton per hektar, Kamboja 3,57 ton per hektar dan Thailand 3.l,09 ton per hektar. Untuk tingkat Asia posisi produktivitas Indonesia berada di peringkat kedua setelah Vietnam.
(atk)
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More