Menko Airlangga Siapkan Rp123,4 Triliun Khusus untuk 'Si Kecil'
Jum'at, 19 Juni 2020 - 08:25 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 menimbulkan dampak terhadap perekonomian, yaitu penurunan pertumbuhan ekonomi, peningkatan pengangguran, dan peningkatan kemiskinan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengatakan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah sektor yang mengalami dampak paling parah. Karena itu, pemerintah tengah mempersiapkan anggaran sebesar Rp123,46 triliun, khusus untuk UMKM.
"Pemerintah mempersiapkan khusus UMKM ini Rp123,46 triliun. UMKM memang menjadi prioritas pertama pemerintah di anggaran 2020 karena UMKM itu yang pertama terpukul," ujar Airlangga Hartato di Jakarta, Jumat (19/8/2020).
Menurutnya, pandemi Covid-19 memberikan tekanan pada perekonomian, baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Semua indikator memberikan sinyal pelemahan ekonomi. ( Baca:9 Sektor Ekonomi Dibuka dengan Mengutamakan Protokol Kesehatan )
“Namun, saya mengingatkan bahwa kita ini sedang berada di situasi yang tidak normal. Ini penting agar kita semua mempunyai pemahaman yang sama bahwa kondisi yang terjadi saat ini adalah sama dengan 215 negara lain di dunia," katanya.
Dia pun melanjutkan, pemerintah terus menyiapkan program dan kebijakan pemulihan secara cepat dan tepat. Hal ini mempertimbangkan aspek kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan.
“Reset (atur ulang) menjadi penting karena berbagai sektor ekonomi sudah turun minus sehingga dari minus itu perlu dikembalikan ke 0, lalu dari 0 kita akan transformasikan agar berkembang menjadi positif,” imbuhnya.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartato mengatakan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah sektor yang mengalami dampak paling parah. Karena itu, pemerintah tengah mempersiapkan anggaran sebesar Rp123,46 triliun, khusus untuk UMKM.
"Pemerintah mempersiapkan khusus UMKM ini Rp123,46 triliun. UMKM memang menjadi prioritas pertama pemerintah di anggaran 2020 karena UMKM itu yang pertama terpukul," ujar Airlangga Hartato di Jakarta, Jumat (19/8/2020).
Menurutnya, pandemi Covid-19 memberikan tekanan pada perekonomian, baik dari sisi permintaan maupun penawaran. Semua indikator memberikan sinyal pelemahan ekonomi. ( Baca:9 Sektor Ekonomi Dibuka dengan Mengutamakan Protokol Kesehatan )
“Namun, saya mengingatkan bahwa kita ini sedang berada di situasi yang tidak normal. Ini penting agar kita semua mempunyai pemahaman yang sama bahwa kondisi yang terjadi saat ini adalah sama dengan 215 negara lain di dunia," katanya.
Dia pun melanjutkan, pemerintah terus menyiapkan program dan kebijakan pemulihan secara cepat dan tepat. Hal ini mempertimbangkan aspek kesehatan, sosial, ekonomi, dan keuangan.
“Reset (atur ulang) menjadi penting karena berbagai sektor ekonomi sudah turun minus sehingga dari minus itu perlu dikembalikan ke 0, lalu dari 0 kita akan transformasikan agar berkembang menjadi positif,” imbuhnya.
(uka)
tulis komentar anda