Nurhayati Subakat, Bos Wardah yang Pernah Jadi Apoteker Bergaji Minim
Kamis, 21 April 2022 - 14:30 WIB
JAKARTA - Nurhayati Subakat adalah pendiri dan Komisaris Utama PT Paragon Technology and Innovation, perusahaan manufaktur kosmetik nasional terbesar di Indonesia yang memegang beberapa merek-merek unggulan seperti Wardah , Make Over, Emina, dan banyak lagi.
Kiprahnya sebagai pebisnis diakui tak hanya di level nasional, melainkan internasional. Nama Nurhayati bertengger di deretan pebisnis paling berpengaruh di Asia. Mengutip Forbes, Nurhayati menjadi salah satu dari 25 pebisnis wanita Asia paling bersinar (the emergent 25 Asia's latest star businesswoman) pada tahun 2018.
Untuk mencapai kesuksesan saat ini, jalan yang dilalui Nurhayati tidaklah mudah. Di awal karirnya, dia mengaku sangat sulit mencari pekerjaan dengan upah yang layak. Lulusan farmasi ITB itu mengaku pernah menjadi apoteker honorer dengan gaji hanya sebesar Rp20 ribu per bulannya.
Perjalanan bisnisnya dimulai pada tahun 1985 ketika ia mendirikan perusahaan bernama Pusaka Tradisi Ibu bersama suaminya, yang seorang insinyur kimia terlatih. Mereka membuat produk perawatan rambut sebelum meluncurkan lini riasan terjangkau bernama Putri pada tahun 1993.
Sebagai seorang Muslim yang taat, apoteker terlatih ini menyadari meningkatnya permintaan akan produk makeup dan perawatan kulit halal. Pada tahun 1995 merek unggulan kecantikan halalnya yaitu Wardah (yang berarti mawar dalam bahasa Arab) lahir. Nurhayati memperkenalkan produk kecantikannya itu di pesantren-pesantren dan menjualnya dari pintu ke pintu menggunakan skema pemasaran bertingkat.
Pada tahun 2011 ia berganti nama menjadi perusahaan swasta Paragon Technology & Innovation. Pada 2017 PTI memiliki 8.300 karyawan dan, menurut firma riset pasar ecommerceIQ, menguasai 30% pasar produk kecantikan di Indonesia. Hingga kini, perusahaannya telah memiliki lebih 10 ribu karyawan.
Produk kosmetik Wardah menjelma menjadi merek make up favorit banyak orang. Selain berkualitas, harganya juga terjangkau sehingga membuat banyak orang membeli produk tersebut. Di tahun 2015, Wardah telah mampu meraup omzet sekitar Rp200 miliar per bulan.
Tak hanya laris manis di Indonesia, kosmetik Wardah juga dapat ditemukan di beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Bangladesh. Keahliannya mengelola bisnis membuatnya pernah didapuk sebagai
salah satu CEO terbaik di Indonesia.
Di luar itu, dia Nurhayati juga merupakan orang yang amat peduli terhadap pendidikan. Sudah amat banyak anak-anak berprestasi yang kurang mampu memperoleh beasiswa darinya sejak 1985.
Kiprahnya sebagai pebisnis diakui tak hanya di level nasional, melainkan internasional. Nama Nurhayati bertengger di deretan pebisnis paling berpengaruh di Asia. Mengutip Forbes, Nurhayati menjadi salah satu dari 25 pebisnis wanita Asia paling bersinar (the emergent 25 Asia's latest star businesswoman) pada tahun 2018.
Untuk mencapai kesuksesan saat ini, jalan yang dilalui Nurhayati tidaklah mudah. Di awal karirnya, dia mengaku sangat sulit mencari pekerjaan dengan upah yang layak. Lulusan farmasi ITB itu mengaku pernah menjadi apoteker honorer dengan gaji hanya sebesar Rp20 ribu per bulannya.
Perjalanan bisnisnya dimulai pada tahun 1985 ketika ia mendirikan perusahaan bernama Pusaka Tradisi Ibu bersama suaminya, yang seorang insinyur kimia terlatih. Mereka membuat produk perawatan rambut sebelum meluncurkan lini riasan terjangkau bernama Putri pada tahun 1993.
Sebagai seorang Muslim yang taat, apoteker terlatih ini menyadari meningkatnya permintaan akan produk makeup dan perawatan kulit halal. Pada tahun 1995 merek unggulan kecantikan halalnya yaitu Wardah (yang berarti mawar dalam bahasa Arab) lahir. Nurhayati memperkenalkan produk kecantikannya itu di pesantren-pesantren dan menjualnya dari pintu ke pintu menggunakan skema pemasaran bertingkat.
Pada tahun 2011 ia berganti nama menjadi perusahaan swasta Paragon Technology & Innovation. Pada 2017 PTI memiliki 8.300 karyawan dan, menurut firma riset pasar ecommerceIQ, menguasai 30% pasar produk kecantikan di Indonesia. Hingga kini, perusahaannya telah memiliki lebih 10 ribu karyawan.
Produk kosmetik Wardah menjelma menjadi merek make up favorit banyak orang. Selain berkualitas, harganya juga terjangkau sehingga membuat banyak orang membeli produk tersebut. Di tahun 2015, Wardah telah mampu meraup omzet sekitar Rp200 miliar per bulan.
Tak hanya laris manis di Indonesia, kosmetik Wardah juga dapat ditemukan di beberapa negara tetangga, seperti Malaysia dan Bangladesh. Keahliannya mengelola bisnis membuatnya pernah didapuk sebagai
salah satu CEO terbaik di Indonesia.
Di luar itu, dia Nurhayati juga merupakan orang yang amat peduli terhadap pendidikan. Sudah amat banyak anak-anak berprestasi yang kurang mampu memperoleh beasiswa darinya sejak 1985.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda