Optimalkan Operasional Bandara Kertajati, Pemprov Jabar Harus Percepat Pembenahan Bisnis
Sabtu, 07 Mei 2022 - 21:21 WIB
Menurut dia, saat ini kendala trafik sudah teratasi dengan dibukanya akses Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan). Dampak pandemi Covid-19 selama 2 tahun juga sudah mulai berkurang seiring dengan melandainya jumlah kasus dan penularan.
“Pemulihan ekonomi di kawasan sekitar bandara pun mulai meningkat dengan mobilitas masyarakat yang mulai aktif kembali,” terang akademisi dari ITB dan Unpad tersebut.
BIJB sebagai pengelola selama ini sudah mempunyai beberapa strategi dengan program aerocity, pusat kuliner, rest area, dan pusat MRO (Maintenance Repair dan Overhaul).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga sudah roadshow ke Masdar, Uni Emirat Arab (UEA) untuk menjajaki kerja sama investasi.
“Jika dalam setahun ke depan tidak mampu ada realisasi, maka selain efisiensi dan perubahan business model, juga perlu dilakukan restrukturisasi kepemilikan BIJB bahkan kalau perlu sampai operasi bandara di-take over oleh pemerintah pusat melalui BUMN,” tuturnya.
“Namun, saya berharap Pemprov Jabar dan BIJB setahun ini harus bekerja keras untuk bisa memecahkan masalah ini,” tandas Erman.
Sementara itu, pengamat ekonomi Jawa Barat, Acuviarta Kartabi, juga menegaskan bahwa kerja sama pengembangan aerocity dengan Malaysia juga perlu dikaji lebih lanjut termasuk kapan akan segera terealisasi.
Akses Cisumdawu dan kebijakan penerbangan via Husein Sastranegara secara kebijakan perlu dikaji kembali. Penerbangan Umroh dan Haji perlu juga dipertimbangkan untuk bisa melalui Kertajati termasuk utilisasi logistik e-commerce selain aerocity.
“Untuk masalah orkestrasi, Pemprov Jabar juga perlu melakukan review terhadap seluruh komisaris, direksi, dan manajemen BIJB yang perlu diisi oleh orang yang kompeten dan berpengalaman,” pungkasnya.
“Pemulihan ekonomi di kawasan sekitar bandara pun mulai meningkat dengan mobilitas masyarakat yang mulai aktif kembali,” terang akademisi dari ITB dan Unpad tersebut.
BIJB sebagai pengelola selama ini sudah mempunyai beberapa strategi dengan program aerocity, pusat kuliner, rest area, dan pusat MRO (Maintenance Repair dan Overhaul).
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga sudah roadshow ke Masdar, Uni Emirat Arab (UEA) untuk menjajaki kerja sama investasi.
“Jika dalam setahun ke depan tidak mampu ada realisasi, maka selain efisiensi dan perubahan business model, juga perlu dilakukan restrukturisasi kepemilikan BIJB bahkan kalau perlu sampai operasi bandara di-take over oleh pemerintah pusat melalui BUMN,” tuturnya.
“Namun, saya berharap Pemprov Jabar dan BIJB setahun ini harus bekerja keras untuk bisa memecahkan masalah ini,” tandas Erman.
Sementara itu, pengamat ekonomi Jawa Barat, Acuviarta Kartabi, juga menegaskan bahwa kerja sama pengembangan aerocity dengan Malaysia juga perlu dikaji lebih lanjut termasuk kapan akan segera terealisasi.
Akses Cisumdawu dan kebijakan penerbangan via Husein Sastranegara secara kebijakan perlu dikaji kembali. Penerbangan Umroh dan Haji perlu juga dipertimbangkan untuk bisa melalui Kertajati termasuk utilisasi logistik e-commerce selain aerocity.
“Untuk masalah orkestrasi, Pemprov Jabar juga perlu melakukan review terhadap seluruh komisaris, direksi, dan manajemen BIJB yang perlu diisi oleh orang yang kompeten dan berpengalaman,” pungkasnya.
tulis komentar anda