Kinerja Ekonomi Triwulan I-2022 Tumbuh Kuat, Prospek ke Depan Semakin Solid
Selasa, 10 Mei 2022 - 07:40 WIB
Aktivitas Sektor Produksi yang terus meningkat berhasil memberikan lapangan pekerjaan yang lebih luas, tercermin dari kenaikan jumlah tenaga kerja sebesar 4,55 juta orang pada Februari 2022.
Khusus untuk pekerja penuh waktu tercatat sebanyak 88,42 juta orang atau naik sebanyak 4,28 juta orang dan kenaikan juga terjadi pada pekerja paruh waktu. Angka ini juga terkonfirmasi dari penurunan tingkat pengangguran terbuka yang menjadi sebesar 5,83% dari sebelumnya 6,26% pada Februari 2021.
Di sisi pengeluaran, percepatan penyaluran perlindungan sosial memberikan dorongan bagi daya beli masyarakat yang tercermin dari pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,34% (yoy). Ditambah lagi, pelonggaran mobilitas masyarakat turut mendorong aktivitas ekonomi sehingga menjadi insentif bagi dunia usaha untuk melakukan ekspansi sehingga PMTB mampu tumbuh sebesar 4,09% (yoy).
Sementara itu, kenaikan signifikan dialami oleh performa perdagangan internasional, dimana ekspor tumbuh double digit sebesar 16,22% (yoy), sementara impor tumbuh sebesar 15,03% (yoy). Kondisi ini terjadi seiring dengan kenaikan harga secara signifikan di berbagai komoditas unggulan Indonesia. Di sisi lain, meskipun Konsumsi Pemerintah mengalami penurunan sebesar -7,74% (yoy), hal ini merupakan indikasi positif berkurangnya biaya penanganan pandemi Covid-19.
Bertepatan dengan rilis pertumbuhan ekonomi, BPS juga melaporkan Inflasi Indonesia periode April 2022 yang tercatat sebesar 0,95% (mtm) atau 3,47% (yoy). Dengan demikian, inflasi periode ini masih terjaga dalam kisaran target APBN tahun 2022 yakni sebesar 3±1% (yoy) di tengah kenaikan harga komoditas pangan dan energi global serta peningkatan inflasi di berbagai negara.
“Menguatnya daya beli masyarakat turut mendorong peningkatan inflasi April yang bertepatan dengan momen HBKN Ramadan dan Idulfitri tahun 2022. Kondisi ini menjadi penanda bahwa daya beli masyarakat di masa Ramadan dan lebaran telah kembali ke level pra-pandemi,” ungkap Menko Airlangga.
Lebih lanjut, komponen harga bergejolak (volatile food/VF) menjadi penyumbang utama inflasi April dengan andil 0,39% dan mengalami inflasi sebesar 2,30% (mtm) didorong oleh peningkatan harga al. minyak goreng, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Komponen inflasi harga diatur Pemerintah (administered prices/AP) mengalami inflasi sebesar 1,83% (mtm), 4,83% (yoy) disebabkan adanya kenaikan bensin jenis pertamax dan tarif angkutan udara. Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 0,36% (mtm) atau 2,60% (yoy).
Sebagaimana tercermin dari pencapaian inflasi, prospek ekonomi pada Triwulan II- 2022 diperkirakan semakin solid terutama karena mudik lebaran 2022 kembali diperbolehkan. Ditambah lagi, berbagai leading indicator juga menunjukkan prospek cerah pemulihan ekonomi, antara lain tercermin dari peningkatan Indeks Penjualan Riil dan PMI Sektor Manufaktur.
Khusus untuk pekerja penuh waktu tercatat sebanyak 88,42 juta orang atau naik sebanyak 4,28 juta orang dan kenaikan juga terjadi pada pekerja paruh waktu. Angka ini juga terkonfirmasi dari penurunan tingkat pengangguran terbuka yang menjadi sebesar 5,83% dari sebelumnya 6,26% pada Februari 2021.
Di sisi pengeluaran, percepatan penyaluran perlindungan sosial memberikan dorongan bagi daya beli masyarakat yang tercermin dari pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga sebesar 4,34% (yoy). Ditambah lagi, pelonggaran mobilitas masyarakat turut mendorong aktivitas ekonomi sehingga menjadi insentif bagi dunia usaha untuk melakukan ekspansi sehingga PMTB mampu tumbuh sebesar 4,09% (yoy).
Sementara itu, kenaikan signifikan dialami oleh performa perdagangan internasional, dimana ekspor tumbuh double digit sebesar 16,22% (yoy), sementara impor tumbuh sebesar 15,03% (yoy). Kondisi ini terjadi seiring dengan kenaikan harga secara signifikan di berbagai komoditas unggulan Indonesia. Di sisi lain, meskipun Konsumsi Pemerintah mengalami penurunan sebesar -7,74% (yoy), hal ini merupakan indikasi positif berkurangnya biaya penanganan pandemi Covid-19.
Bertepatan dengan rilis pertumbuhan ekonomi, BPS juga melaporkan Inflasi Indonesia periode April 2022 yang tercatat sebesar 0,95% (mtm) atau 3,47% (yoy). Dengan demikian, inflasi periode ini masih terjaga dalam kisaran target APBN tahun 2022 yakni sebesar 3±1% (yoy) di tengah kenaikan harga komoditas pangan dan energi global serta peningkatan inflasi di berbagai negara.
“Menguatnya daya beli masyarakat turut mendorong peningkatan inflasi April yang bertepatan dengan momen HBKN Ramadan dan Idulfitri tahun 2022. Kondisi ini menjadi penanda bahwa daya beli masyarakat di masa Ramadan dan lebaran telah kembali ke level pra-pandemi,” ungkap Menko Airlangga.
Lebih lanjut, komponen harga bergejolak (volatile food/VF) menjadi penyumbang utama inflasi April dengan andil 0,39% dan mengalami inflasi sebesar 2,30% (mtm) didorong oleh peningkatan harga al. minyak goreng, daging ayam ras, dan telur ayam ras.
Komponen inflasi harga diatur Pemerintah (administered prices/AP) mengalami inflasi sebesar 1,83% (mtm), 4,83% (yoy) disebabkan adanya kenaikan bensin jenis pertamax dan tarif angkutan udara. Sementara itu, inflasi inti tercatat sebesar 0,36% (mtm) atau 2,60% (yoy).
Sebagaimana tercermin dari pencapaian inflasi, prospek ekonomi pada Triwulan II- 2022 diperkirakan semakin solid terutama karena mudik lebaran 2022 kembali diperbolehkan. Ditambah lagi, berbagai leading indicator juga menunjukkan prospek cerah pemulihan ekonomi, antara lain tercermin dari peningkatan Indeks Penjualan Riil dan PMI Sektor Manufaktur.
tulis komentar anda