Dukung Ekonomi Hijau, BNI Luncurkan Green Bond Pertama
Jum'at, 13 Mei 2022 - 13:42 WIB
Sebagai informasi, Industri perbankan Indonesia mengalami masa-masa yang cukup menantang dalam dua tahun terakhir.
Pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama perlambatan ekonomi baik secara global maupun domestik. PDB Indonesia bahkan sempat mengalami pertumbuhan negatif pada periode kuartal II/2020 hingga kuartal I/2021.
Kondisi perekonomian baru mulai pulih di tahun 2021 seiring dengan program pemerintah untuk mendorong proses vaksinasi masyarakat yang dilakukan secara cepat dan merata, serta mulai meredanya pandemi Covid-19 pada paruh kedua tahun 2021 yang diikuti peningkatan mobilitas masyarakat serta kembali berjalannya proses kegiatan ekonomi. PDB Indonesia juga mulai mencatatkan pertumbuhan yang positif sejak periode kuartal II/2021.
Sementara pada tahun 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2022, di mana Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp4.513 triliun atau tumbuh 5,01% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Kinerja industri perbankan sudah mulai menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit tercatat sebesar 5,2% pada tahun 2021, seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan negatif pada tahun 2020 yang tercatat sebesar -2,4%.
Kemudian per Maret 2022, Bank Indonesia (BI) mencatatkan pertumbuhan kredit 6,65% secara year on year (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Sementara kredit UMKM naik 14,98% pada Maret 2022. Adapun pertumbuhan kredit perbankan di 2022 diproyeksikan masih di kisaran 6-8%.
BNI Sekuritas terus memperkuat bisnisnya khususnya di Investment Banking (IB), di mana hingga kuartal I/22, BNI Sekuritas mencatatkan pertumbuhan pendapatan bisnis investment banking hingga 342% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama didukung dari sinergi antara BNI Sekuritas dan Bank BNI sebagai pemegang saham utama.
Pandemi Covid-19 menjadi penyebab utama perlambatan ekonomi baik secara global maupun domestik. PDB Indonesia bahkan sempat mengalami pertumbuhan negatif pada periode kuartal II/2020 hingga kuartal I/2021.
Kondisi perekonomian baru mulai pulih di tahun 2021 seiring dengan program pemerintah untuk mendorong proses vaksinasi masyarakat yang dilakukan secara cepat dan merata, serta mulai meredanya pandemi Covid-19 pada paruh kedua tahun 2021 yang diikuti peningkatan mobilitas masyarakat serta kembali berjalannya proses kegiatan ekonomi. PDB Indonesia juga mulai mencatatkan pertumbuhan yang positif sejak periode kuartal II/2021.
Sementara pada tahun 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I/2022, di mana Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp4.513 triliun atau tumbuh 5,01% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Kinerja industri perbankan sudah mulai menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pertumbuhan kredit tercatat sebesar 5,2% pada tahun 2021, seiring dengan pemulihan ekonomi yang terjadi. Capaian ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan negatif pada tahun 2020 yang tercatat sebesar -2,4%.
Kemudian per Maret 2022, Bank Indonesia (BI) mencatatkan pertumbuhan kredit 6,65% secara year on year (yoy) dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Sementara kredit UMKM naik 14,98% pada Maret 2022. Adapun pertumbuhan kredit perbankan di 2022 diproyeksikan masih di kisaran 6-8%.
BNI Sekuritas terus memperkuat bisnisnya khususnya di Investment Banking (IB), di mana hingga kuartal I/22, BNI Sekuritas mencatatkan pertumbuhan pendapatan bisnis investment banking hingga 342% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya. Kenaikan tersebut terutama didukung dari sinergi antara BNI Sekuritas dan Bank BNI sebagai pemegang saham utama.
(ind)
tulis komentar anda