New Normal, Aktivitas Diprediksi hanya 58% Dibanding Sebelum Covid-19
Senin, 22 Juni 2020 - 13:30 WIB
Hasil survei selanjutnya mencatat, dua aktivitas dengan tingkat pemulihan terendah di antara yang lain adalah aktivitas mengunjungi pusat kebugaran indoor (gym, gedung olah raga, sasana, dan lainnya), dan aktivitas hiburan outdoor seperti konser off air, mengunjungi pameran, dan sebagainya.
Seperti dijelaskan oleh Pakar Epidermis Universitas Indonesia Dr Tri Yunis Miko Wahyono, risiko tertular virus COVID-19 juga cukup tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas olah raga di tempat olah raga indoor. Senada dengan aktivitas di gym, tingkat risiko penularan virus Covid-19 juga cukup tinggi ketika seseorang menghadiri konser off air atau pameran.
(Baca Juga: 5 Tips Aman Berolahraga di Masa New Normal)
Sementara, penggunaan transportasi publik padat penumpang dalam kota seperti Transjakarta, bus, KRL, hingga MRT di era new normal hanya akan pulih 33,9%. Wajar saja, penumpang KRL itu sendiri memang sudah dibatasi, 74 orang per gerbong demi mencegah penularan COVID-19. Meski sudah dikurangi, masyarakat tampaknya masih cukup khawatir terhadap risiko penularan virus ini.
Di sisi lain, tingkat pemulihan penggunaan kendaraan taksi atau taksi online berkisar adalah 44,16%, lebih tinggi dari ojek atau ojek online.
Walaupun demikian, cukup terlihat bahwa masyarakat akan cukup mengurangi frekuensi bepergian secara umum. Lalu lintas sepertinya akan kembali pulih sebesar 40-45% dari masa normal sebelum COVID-19.
Kegiatan ibadah atau keagamaan di masjid, gereja, pura, atau vihara juga belum akan pulih secara normal. Survei menunjukkan bahwa pemulihan kegiatan publik di tempat ibadah pada saat New Normal adalah 48,4% saja. Sementara itu, kegiatan-kegiatan perkumpulan bertema upacara adat seperti pernikahan, dan sejenisnya, akan pulih 36% di masa new normal nanti.
Seperti itulah perubahan aktivitas masyarakat di era new normal menurut survei Lifepal. Secara total, new normal memang tidak akan mengembalikan aktivitas warga sebesar 100% seperti pada masa sebelum pandemi COVID-19.
Untuk diketahui, survei dilakukan dengan metode random sampling terhadap 561 responden yang merupakan warga domisili Jakarta, maupun orang-orang yang beraktivitas rutin di Jakarta. Perbandingan jumlah responden dalam survei ini adalah, pria 48% dan wanita 52%.
Responden dikategorikan pula dalam kategori penghasilan. Sebanyak 26,6% responden memiliki penghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan, 19,2% berpenghasilan Rp 10 hingga 20 juta, 29,4% berpenghasilan Rp 5 hingga Rp 10 juta per bulan, dan 24,7% dengan penghasilan Rp 20 juta per bulan.
Seperti dijelaskan oleh Pakar Epidermis Universitas Indonesia Dr Tri Yunis Miko Wahyono, risiko tertular virus COVID-19 juga cukup tinggi ketika seseorang melakukan aktivitas olah raga di tempat olah raga indoor. Senada dengan aktivitas di gym, tingkat risiko penularan virus Covid-19 juga cukup tinggi ketika seseorang menghadiri konser off air atau pameran.
(Baca Juga: 5 Tips Aman Berolahraga di Masa New Normal)
Sementara, penggunaan transportasi publik padat penumpang dalam kota seperti Transjakarta, bus, KRL, hingga MRT di era new normal hanya akan pulih 33,9%. Wajar saja, penumpang KRL itu sendiri memang sudah dibatasi, 74 orang per gerbong demi mencegah penularan COVID-19. Meski sudah dikurangi, masyarakat tampaknya masih cukup khawatir terhadap risiko penularan virus ini.
Di sisi lain, tingkat pemulihan penggunaan kendaraan taksi atau taksi online berkisar adalah 44,16%, lebih tinggi dari ojek atau ojek online.
Walaupun demikian, cukup terlihat bahwa masyarakat akan cukup mengurangi frekuensi bepergian secara umum. Lalu lintas sepertinya akan kembali pulih sebesar 40-45% dari masa normal sebelum COVID-19.
Kegiatan ibadah atau keagamaan di masjid, gereja, pura, atau vihara juga belum akan pulih secara normal. Survei menunjukkan bahwa pemulihan kegiatan publik di tempat ibadah pada saat New Normal adalah 48,4% saja. Sementara itu, kegiatan-kegiatan perkumpulan bertema upacara adat seperti pernikahan, dan sejenisnya, akan pulih 36% di masa new normal nanti.
Seperti itulah perubahan aktivitas masyarakat di era new normal menurut survei Lifepal. Secara total, new normal memang tidak akan mengembalikan aktivitas warga sebesar 100% seperti pada masa sebelum pandemi COVID-19.
Untuk diketahui, survei dilakukan dengan metode random sampling terhadap 561 responden yang merupakan warga domisili Jakarta, maupun orang-orang yang beraktivitas rutin di Jakarta. Perbandingan jumlah responden dalam survei ini adalah, pria 48% dan wanita 52%.
Responden dikategorikan pula dalam kategori penghasilan. Sebanyak 26,6% responden memiliki penghasilan di bawah Rp 5 juta per bulan, 19,2% berpenghasilan Rp 10 hingga 20 juta, 29,4% berpenghasilan Rp 5 hingga Rp 10 juta per bulan, dan 24,7% dengan penghasilan Rp 20 juta per bulan.
tulis komentar anda