Menko Airlangga Ajak CEO Qualcomm Kembangkan Bisnis Digital Indonesia
Senin, 23 Mei 2022 - 11:46 WIB
JAKARTA - Dalam rangkaian gelaran World Economic Forum Annual Meeting (WEFAM) 2022 hari pertama, Minggu (22/5/2022), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu dengan Chief Executive Officer (CEO) Qualcomm Cristiano Amon di Qualcomm Haus, Davos-Swiss. Keduanya membahas perkembangan dan potensi digitalisasi di Indonesia.
Digitalisasi di Indonesia sudah berkembang pesat dimulai sejak berkembangnya globalisasi, serta didorong oleh dampak pandemi Covid-19 yang turut mempercepat proses transformasi digital. Airlangga menyampaikan, perbaikan ekonomi pasca-pandemi menjadi peluang untuk mentransformasi perekonomian dan berbagai aktivitas sosial ekonomi menuju ekonomi digital.
"Pada tingkat regional, kawasan ASEAN merupakan pasar terbesar ke-3 di Asia dan terbesar ke-5 di dunia, serta salah satu pasar terintegrasi yang paling berkembang. Selain itu, dengan populasi 660 juta orang, ASEAN memiliki basis konsumen yang luas, terbesar ketiga setelah Tiongkok dan India," ujar Airlangga, dikutip Senin (23/5/2022).
Di samping itu, lebih dari 50% populasi ASEAN berusia di bawah 30 tahun, dan mereka merupakan bagian terbesar dari angkatan kerja saat ini dan masa depan.
Airlangga pun menjelaskan perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Di 2021, terdapat transaksi komersial lebih dari USD27 miliar (Rp400 triliun) dengan lebih dari 2.300 start-up. Hal itu menempatkan Indonesia sebagai negara ke-5 di dunia dengan jumlah start-up terbanyak.
"Ditambah lagi, Indonesia memiliki 370 juta pengguna koneksi seluler dan 204 juta pengguna internet, setara 74% dari total populasi," ungkap Airlangga.
Nilai transaksi uang elektronik juga melebihi USD2,4 miliar (Rp35 triliun) per Desember 2021. Tingkat inklusi keuangan di 2019 sebesar 76,19% dan ditargetkan akan mencapai 90% pada 2025, kemudian terdapat 785 juta bisnis fintech pada 2021.
Selanjutnya, Airlangga membahas upaya-upaya yang telah dilaksanakan Pemerintah Indonesia dalam mendukung proses transformasi digital, khususnya untuk mendorong iklim bisnis dan investasi pada sektor digital.
Digitalisasi di Indonesia sudah berkembang pesat dimulai sejak berkembangnya globalisasi, serta didorong oleh dampak pandemi Covid-19 yang turut mempercepat proses transformasi digital. Airlangga menyampaikan, perbaikan ekonomi pasca-pandemi menjadi peluang untuk mentransformasi perekonomian dan berbagai aktivitas sosial ekonomi menuju ekonomi digital.
"Pada tingkat regional, kawasan ASEAN merupakan pasar terbesar ke-3 di Asia dan terbesar ke-5 di dunia, serta salah satu pasar terintegrasi yang paling berkembang. Selain itu, dengan populasi 660 juta orang, ASEAN memiliki basis konsumen yang luas, terbesar ketiga setelah Tiongkok dan India," ujar Airlangga, dikutip Senin (23/5/2022).
Di samping itu, lebih dari 50% populasi ASEAN berusia di bawah 30 tahun, dan mereka merupakan bagian terbesar dari angkatan kerja saat ini dan masa depan.
Airlangga pun menjelaskan perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Di 2021, terdapat transaksi komersial lebih dari USD27 miliar (Rp400 triliun) dengan lebih dari 2.300 start-up. Hal itu menempatkan Indonesia sebagai negara ke-5 di dunia dengan jumlah start-up terbanyak.
"Ditambah lagi, Indonesia memiliki 370 juta pengguna koneksi seluler dan 204 juta pengguna internet, setara 74% dari total populasi," ungkap Airlangga.
Nilai transaksi uang elektronik juga melebihi USD2,4 miliar (Rp35 triliun) per Desember 2021. Tingkat inklusi keuangan di 2019 sebesar 76,19% dan ditargetkan akan mencapai 90% pada 2025, kemudian terdapat 785 juta bisnis fintech pada 2021.
Selanjutnya, Airlangga membahas upaya-upaya yang telah dilaksanakan Pemerintah Indonesia dalam mendukung proses transformasi digital, khususnya untuk mendorong iklim bisnis dan investasi pada sektor digital.
Lihat Juga :
tulis komentar anda