Masih Diselimuti Sentimen The Fed, Bagaimana Nasib IHSG Hari Ini?
Selasa, 24 Mei 2022 - 07:00 WIB
JAKARTA - Indeks harga saham gabungan ( IHSG ) dinilai masih resah merespons sentimen suku bunga Federal Reserve ( The Fed ), yang membuatnya bergerak fluktuatif mengawali pekan ini.
Koreksi sebesar 1,12% pada sesi kemarin, terjadi setelah indeks acuan mendarat di zona hijau empat hari sebelumnya. Meskipun dalam sepekan IHSG tumbuh 3,68%, namun terlihat masih sulit untuk menyentuh kembali level resisten di 7.000.
"Senin kemarin (23/5/2022) IHSG dianggap akan menguji level 7.000 sebagai resistance untuk menentukan apakah sentimen The Fed tahun ini akan kurang direspons oleh pasar aatu tidak, namun ternyata terjadi pelemahan," kata Founder WH Project, William Hartanto, dalam outlook WH Project, Selasa (24/5/2022).
William sebelumnya menggarisbawahi bahwa suku bunga The Fed bukan sentimen yang selesai dalam waktu harian. Menurut analisa, efeknya dapat memberi tekanan berbulan-bulan.
Penulis buku Bandarmology vs Teknikal itu juga menilai koreksi di atas 1% kemarin menempatkan IHSG bertahan di atas level MA5 (Indikator Moving Average) di 6.804, yang juga merupakan level supportnya. Sementara resisten psikologis masih berada di area 7.000.
"Hari ini kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat pada area 6.804-7.000," ungkapnya.
Dari sisi sektoral, William membaca sektor teknologi yang sebelumnya menjadi mesin penggerak indeks, justru mengalami pelemahan. Seperti diketahui, beberapa emiten teknologi big caps merosot pada penutupan kemarin seperti BUKA, EMTK, UVCR, GOTO, hingga MLPT, meskipun nasib berbeda dirasakan WIRG, NFCX, TFAS, dan PGJO yang kompak melejit di atas 10%.
William membaca sejumlah saham penggerak indeks masih bergerak sideways.
"Misalnya ASII yang masih bergerak di area 6.625 – 7.500. Walaupun sideways, namun jika pergerakan menurun menuju support, imbasnya terhadap IHSG akan lebih terasa," tandasnya.
Seperti diketahui, IHSG ditutup tertekan 1,12% di 6.840 pada penutupan perdagangan kemarin Senin (23/5/2022). Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp14,69 triliun dari 19,85 miliar saham yang dijualbelikan.
Koreksi sebesar 1,12% pada sesi kemarin, terjadi setelah indeks acuan mendarat di zona hijau empat hari sebelumnya. Meskipun dalam sepekan IHSG tumbuh 3,68%, namun terlihat masih sulit untuk menyentuh kembali level resisten di 7.000.
"Senin kemarin (23/5/2022) IHSG dianggap akan menguji level 7.000 sebagai resistance untuk menentukan apakah sentimen The Fed tahun ini akan kurang direspons oleh pasar aatu tidak, namun ternyata terjadi pelemahan," kata Founder WH Project, William Hartanto, dalam outlook WH Project, Selasa (24/5/2022).
William sebelumnya menggarisbawahi bahwa suku bunga The Fed bukan sentimen yang selesai dalam waktu harian. Menurut analisa, efeknya dapat memberi tekanan berbulan-bulan.
Penulis buku Bandarmology vs Teknikal itu juga menilai koreksi di atas 1% kemarin menempatkan IHSG bertahan di atas level MA5 (Indikator Moving Average) di 6.804, yang juga merupakan level supportnya. Sementara resisten psikologis masih berada di area 7.000.
"Hari ini kami memproyeksikan IHSG berpotensi bergerak mixed cenderung menguat pada area 6.804-7.000," ungkapnya.
Dari sisi sektoral, William membaca sektor teknologi yang sebelumnya menjadi mesin penggerak indeks, justru mengalami pelemahan. Seperti diketahui, beberapa emiten teknologi big caps merosot pada penutupan kemarin seperti BUKA, EMTK, UVCR, GOTO, hingga MLPT, meskipun nasib berbeda dirasakan WIRG, NFCX, TFAS, dan PGJO yang kompak melejit di atas 10%.
William membaca sejumlah saham penggerak indeks masih bergerak sideways.
"Misalnya ASII yang masih bergerak di area 6.625 – 7.500. Walaupun sideways, namun jika pergerakan menurun menuju support, imbasnya terhadap IHSG akan lebih terasa," tandasnya.
Seperti diketahui, IHSG ditutup tertekan 1,12% di 6.840 pada penutupan perdagangan kemarin Senin (23/5/2022). Nilai transaksi perdagangan mencapai Rp14,69 triliun dari 19,85 miliar saham yang dijualbelikan.
(uka)
tulis komentar anda