G20 jadi Peluang Promosi Daerah, Menparekraf Dorong Pelaku Ekraf Perbaiki Kualitas dan Kemasan Produk
Sabtu, 28 Mei 2022 - 13:11 WIB
Tahap awal telah dilalui, di mana pada 25 Mei 2022 lalu sebanyak 20 UMKM telah lolos seleksi. Berlanjut di awal Juni 2022 akan dimulai webinar mentoring dari tiga ahli desain kemasan, kuliner dan kriya dilanjutkan dengan workshop serta matching antara UMKM dengan desainernya. Hasil akhir yang didapat oleh UMKM nantinya berupa desain kemasan produk dan bantuan kemasan.
Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina menyampaikan, pengembangan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan salah satu titik penting dalam pengembangan sebuah destinasi.
"Dalam menyiapkan Labuan Bajo sebagai pintu gerbang pariwisata NTT, pemerintah pusat bersama-sama pemerintah provinsi NTT, pemerintah kabupaten koordinatif, khususnya kabupaten Manggarai Barat sejak 2019 melakukan langkah-langkah percepatan untuk penguatan produk lokal di Labuan Bajo,” tuturnya.
Dia melanjutkan, pandemi yang melanda sejak 2020 mengharuskan pelaku usaha parekraf untuk menjadi kreatif, tidak lagi mengandalkan kehadiran wisatawan ke lokasi.
“Namun kita bisa memperkenalkan destinasi melalui produk-produk lokal yang sampai di tangan calon wisatawan," ucapnya.
Shana juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada ITB dan Bank Indonesia NTT yang berkolaborasi dan bekerja sama dalam program tersebut guna menciptakan produk-produk yang siap dipasarkan dengan kemasan yang nantinya mampu menjawab tantangan kontinuitas dan kualitas pasar.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT I Nyoman Ariawan Atmaja mengapresiasi BPOLBF dan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB atas kerja sama dalam mengadakan kegiatan bedah kemasan Like Exotic NTT.
“Kami bekerja sama dalam rangka mendorong bagaimana kita membedah kemasan produk-produk UMKM yang ada di NTT khususnya di Labuan Bajo. Mudah-mudahan program ini bisa mendorong produk-produk NTT menembus pasar global dan mampu memanfaatkan momentum presidensi G20 di Labuan Bajo," ujar Nyoman.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa kolaborasi tersebut merupakan bukti nyata dari Bank Indonesia perwakilan NTT untuk mendukung penetapan Labuan Bajo sebagai DPSP.
Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina menyampaikan, pengembangan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan salah satu titik penting dalam pengembangan sebuah destinasi.
"Dalam menyiapkan Labuan Bajo sebagai pintu gerbang pariwisata NTT, pemerintah pusat bersama-sama pemerintah provinsi NTT, pemerintah kabupaten koordinatif, khususnya kabupaten Manggarai Barat sejak 2019 melakukan langkah-langkah percepatan untuk penguatan produk lokal di Labuan Bajo,” tuturnya.
Dia melanjutkan, pandemi yang melanda sejak 2020 mengharuskan pelaku usaha parekraf untuk menjadi kreatif, tidak lagi mengandalkan kehadiran wisatawan ke lokasi.
“Namun kita bisa memperkenalkan destinasi melalui produk-produk lokal yang sampai di tangan calon wisatawan," ucapnya.
Shana juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada ITB dan Bank Indonesia NTT yang berkolaborasi dan bekerja sama dalam program tersebut guna menciptakan produk-produk yang siap dipasarkan dengan kemasan yang nantinya mampu menjawab tantangan kontinuitas dan kualitas pasar.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT I Nyoman Ariawan Atmaja mengapresiasi BPOLBF dan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB atas kerja sama dalam mengadakan kegiatan bedah kemasan Like Exotic NTT.
“Kami bekerja sama dalam rangka mendorong bagaimana kita membedah kemasan produk-produk UMKM yang ada di NTT khususnya di Labuan Bajo. Mudah-mudahan program ini bisa mendorong produk-produk NTT menembus pasar global dan mampu memanfaatkan momentum presidensi G20 di Labuan Bajo," ujar Nyoman.
Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa kolaborasi tersebut merupakan bukti nyata dari Bank Indonesia perwakilan NTT untuk mendukung penetapan Labuan Bajo sebagai DPSP.
tulis komentar anda