G20 jadi Peluang Promosi Daerah, Menparekraf Dorong Pelaku Ekraf Perbaiki Kualitas dan Kemasan Produk

Sabtu, 28 Mei 2022 - 13:11 WIB
loading...
G20 jadi Peluang Promosi...
Produk kerajinan hasil karya UMKM di Labuan Bajo, NTT. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno meminta desatinasi wisata yang terpilih sebagai lokasi side meeting Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 untuk memanfaatkan momentum tersebut secara maksimal.

Salah satunya Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur (NTT). Menurut Sandiaga, produk-produk khas NTT seperti kopi, kain tenun NTT yang memiliki pola dan simbol yang berbeda-beda di setiap kabupaten akan menarik perhatian para tamu dan delegasi G20. Dengan catatan, kualitas produk dan kemasannya juga baik.

Untuk itu, Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) sebagai satuan kerja di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Bank Indonesia NTT menggelar program Like Exotic NTT.

Program Like Exotic NTT bertujuan untuk mengakomodir produk ekonomi kreatif (ekraf) di wilayah NTT yang memiliki keinginan untuk meningkatkan kualitas pemasaran produk ekraf melalui kemasan desain produk yang siap untuk dipamerkan pada ajang KTT G20 tahun 2022 di Labuan Bajo.

Menparekraf berharap agar program Like Exotic NTT menjadi peluang untuk promosi beragam produk unggulan NTT.

"Program Like Exotic NTT kali ini diharapkan bisa menjadi momentum bagi rekan-rekan pelaku ekonomi kreatif NTT untuk mengambil bagian dalam kebangkitan industri ekraf yang dapat mempromosikan produk-produk unggulannya dan menjadi dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan," ujar Sandiaga, dikutip Sabtu (28/5/2022).



Sebagai informasi, melalui program Like Exotic NTT ini akan dilakukan pengembangan produk dan kemasan pada 20 pelaku usaha di bidang kerajinan dan kuliner.

Mereka nantinya akan didampingi oleh 3 mentor desain profesional serta 10 tenaga ahli desain dan 10 mahasiswa lintas program studi Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.

Tahap awal telah dilalui, di mana pada 25 Mei 2022 lalu sebanyak 20 UMKM telah lolos seleksi. Berlanjut di awal Juni 2022 akan dimulai webinar mentoring dari tiga ahli desain kemasan, kuliner dan kriya dilanjutkan dengan workshop serta matching antara UMKM dengan desainernya. Hasil akhir yang didapat oleh UMKM nantinya berupa desain kemasan produk dan bantuan kemasan.

Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina menyampaikan, pengembangan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif merupakan salah satu titik penting dalam pengembangan sebuah destinasi.

"Dalam menyiapkan Labuan Bajo sebagai pintu gerbang pariwisata NTT, pemerintah pusat bersama-sama pemerintah provinsi NTT, pemerintah kabupaten koordinatif, khususnya kabupaten Manggarai Barat sejak 2019 melakukan langkah-langkah percepatan untuk penguatan produk lokal di Labuan Bajo,” tuturnya.



Dia melanjutkan, pandemi yang melanda sejak 2020 mengharuskan pelaku usaha parekraf untuk menjadi kreatif, tidak lagi mengandalkan kehadiran wisatawan ke lokasi.

“Namun kita bisa memperkenalkan destinasi melalui produk-produk lokal yang sampai di tangan calon wisatawan," ucapnya.

Shana juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada ITB dan Bank Indonesia NTT yang berkolaborasi dan bekerja sama dalam program tersebut guna menciptakan produk-produk yang siap dipasarkan dengan kemasan yang nantinya mampu menjawab tantangan kontinuitas dan kualitas pasar.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT I Nyoman Ariawan Atmaja mengapresiasi BPOLBF dan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB atas kerja sama dalam mengadakan kegiatan bedah kemasan Like Exotic NTT.

“Kami bekerja sama dalam rangka mendorong bagaimana kita membedah kemasan produk-produk UMKM yang ada di NTT khususnya di Labuan Bajo. Mudah-mudahan program ini bisa mendorong produk-produk NTT menembus pasar global dan mampu memanfaatkan momentum presidensi G20 di Labuan Bajo," ujar Nyoman.

Lebih lanjut dia menyampaikan bahwa kolaborasi tersebut merupakan bukti nyata dari Bank Indonesia perwakilan NTT untuk mendukung penetapan Labuan Bajo sebagai DPSP.

Ke depan harapannya program ini dapat meningkatkan kepercayaan diri para pelaku ekraf untuk akses pasar yang lebih luas dan Bank Indonesia perwakilan NTT mendorong UKM untuk masuk e-commerce baik lokal, provinsi dan internasional.



Senada, Dekan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Andriyanto Rikrik Kusmara menyampaikan harapannya dari kolaborasi ini menghasilkan kerja sama yang berkelanjutan

“Mudah-mudahan Labuan Bajo bisa menjadi laboraturium bagi kami untuk membantu dan mengembangkan serta menyinergikan program-program yang lebih banyak lagi ke depannya,” tuturnya.

Melalui program tersebut, pihaknya berkomitmen untuk terus mendampingi dan mengembangkan potensi-potensi yang ada di NTT dan wilayah Indonesia lainnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2043 seconds (0.1#10.140)