Redam Ledakan PHK, Startup Perlu Inovasi Bisnis yang Tepat

Sabtu, 11 Juni 2022 - 20:57 WIB
Praktisi Media, Anton Chrisbiyanto, dalam Webinar Partai Perindo tentang Startup. FOTO/Tangkapan Layar/Athika Rahma
JAKARTA - Perusahaan rintisan (startup) membutuhkan inovasi bisnis yang tepat agar tak gulung tikar hingga harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap karyawannya, seperti yang terjadi akhir-akhir ini. Pernyataan itu, disampaikan praktisi media, Anton Chrisbiyanto, dalam Webinar Partai Perindo yang disiarkan di akun YouTube Perindo, Jumat (10/6/2022).

Menurut dia, saat ini jumlah startup pertumbuhannya sangat pesat dan separuh diantaranya bergerak di sektor teknologi, sementara di sektor tersebut sudah ada pemain besar. Hal ini, lanjutnya, tentu menjadi tantangan berat bagi startup dan untuk menghadapinya perlu bisnis model yang tepat sehingga tidak beririsan dengan perusahaan yang sudah eksis, yang dari sisi kapital serta networking sudah besar, dengan jumlah pasar yang sudah pasti.

"Kita ambil contoh pasar generasi milenial dan generasi Z yang dalam kurun 2 tahun terakhir ini sangat populer di media sosial, wacana publik, diskusi-diskusi. Pada dasarnya ada bias kelas di situ sebenarnya," kata Anton.





Dia menjelaskan, jika melihat data Badan Pusat Statistik di tahun 2021 untuk bulan Agustus, jumlah pengangguran dari generasi Z mencapai 3,8 juta orang atau hampir separuh dari jumlah pengangguran Agustus 2021 yang mencapai sekitar 8,6 juta orang. Kemudian dari sisi pendapatan perbulan, umur 15-19 tahun rata-rata memiliki penghasilan bulanan sebesar Rp 1,2 juta dan umur 20-24 tahun sekitar Rp 2,4jt.

"Nah kalau teman-teman startup menjadikan generasi Z sebagai market tentu harus dipilah-pilah apa produk yang cocok untuk generasi Z itu. Tentunya harus memilih produk yang fit buat mereka ini, apapun yang ditawarkan," ungkap Anton.

Selain merumuskan kembali bisnis model sehingga pasar yang ditarget tepat dengan apa yang sedang siapkan, Anton mengatakan bahwa perlu juga untuk memanfaatkan semaksimal mungkin pendanaan yang telah didapat oleh startup. Pasalnya, saat ini pendanaan modal ventura juga terbatas. Perlu diingat juga bahwa pendanaan modal ventura terutama di luar negeri kini sangat terbatas karena kondisi global yang tidak menguntungkan.



Modal ventura yang dimiliki perbankan nasional juga terlihat dalam semester pertama ini agak mengurangi porsi pembiayaan. "Kami melihat dari sisi media, kedepan startup yang mendapatkan porsi yang lebih besar di ruang publik sekalipun menurut kami masih akan menghadapi tantangan," tutur Anton.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More