45 Tahun di Indonesia, Toyota Kijang Berevolusi Jadi Ikon Otomotif Nasional
Selasa, 14 Juni 2022 - 10:51 WIB
Penjualannya dalam periode Januari hingga Mei 2022 mencapai lebih dari 20 ribu unit atau meningkat 14,6% dibandingkan tahun 2021 lalu dengan periode yang sama. Milestone ini semakin mengukuhkan predikatnya sebagai legenda kendaraan keluarga Indonesia.
"Selama 45 tahun, sebagai karya anak bangsa Toyota Kijang berhasil tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia. Dengan total penjualan melampaui 2 juta unit, Toyota Kijang membuktikan diri sebagai model multi-era yang dapat diterima oleh keluarga Indonesia berkat kemampuannya memahami kebutuhan pasar dan beradaptasi dengan perubahan trend dan teknologi," kata Henry.
"Ke depan, kami akan terus menghadirkan Toyota Kijang supaya dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang mengutamakan citarasa premium dan eksklusif sebuah MPV keluarga, serta dilengkapi inovasi teknologi yang advance dan ramah lingkungan," paparnya.
Tentu kisah kelahiran Kijang tidak dapat dipisahkan dari program Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KBNS) yang dicanangkan oleh pemerintah di awal tahun 1970-an.
Pemerintah menginginkan ada kendaraan dengan harga terjangkau yang bisa dibeli oleh seluruh lapisan masyarakat dalam menunjang pembanguan di masa itu. Di saat bersamaan, Toyota sudah mengidentifikasi adanya kebutuhan kendaraan komersil serbaguna berharga terjangkau di negara berkembang dengan menginisiasi project Basic Utility Vehicle (BUV) di tahun 1972.
Setelah melalui serangkaian proses, lahirlah Toyota Kijang pada 9 Juni 1977, di mana nama Kijang dipilih karena dianggap sesuai dengan konsep KBNS dan BUV, yaitu kendaraan yang ‘lincah dan gesit’.
Saat pertama kali diperkenalkan, sebagai sebuah BUV Kijang memiliki ciri-khas tersendiri yaitu posisi mesin yang berada di depan. Sehingga Kijang memiliki ‘hidung’ alias bonnet yang lebih aman ketimbang model pick-updengan mesin di bawah tempat duduk depan, serta lebih nyaman karena tidak ada gangguan panas dan suara mesin.
Keunggulan tersebut mendorong Toyota untuk memproduksi Kijang tipe cab berlantai sebagai platform karoseri yang menjadi basis minibus. Sambutan positif langsung diberikan oleh masyarakat Indonesia yang mendambakan kendaraan minibus dengan harga terjangkau, praktis, perawatannya mudah, daya angkut besar, dan aman.
Selanjutnya, generasi kedua Kijang yang lahir di tahun 1981 dan menjadi tonggak bersejarah dimulainya era Kijang sebagai mobil penumpang.
"Selama 45 tahun, sebagai karya anak bangsa Toyota Kijang berhasil tumbuh dan berkembang bersama masyarakat Indonesia. Dengan total penjualan melampaui 2 juta unit, Toyota Kijang membuktikan diri sebagai model multi-era yang dapat diterima oleh keluarga Indonesia berkat kemampuannya memahami kebutuhan pasar dan beradaptasi dengan perubahan trend dan teknologi," kata Henry.
"Ke depan, kami akan terus menghadirkan Toyota Kijang supaya dapat memenuhi kebutuhan pelanggan yang mengutamakan citarasa premium dan eksklusif sebuah MPV keluarga, serta dilengkapi inovasi teknologi yang advance dan ramah lingkungan," paparnya.
Tentu kisah kelahiran Kijang tidak dapat dipisahkan dari program Kendaraan Bermotor Niaga Serbaguna (KBNS) yang dicanangkan oleh pemerintah di awal tahun 1970-an.
Pemerintah menginginkan ada kendaraan dengan harga terjangkau yang bisa dibeli oleh seluruh lapisan masyarakat dalam menunjang pembanguan di masa itu. Di saat bersamaan, Toyota sudah mengidentifikasi adanya kebutuhan kendaraan komersil serbaguna berharga terjangkau di negara berkembang dengan menginisiasi project Basic Utility Vehicle (BUV) di tahun 1972.
Setelah melalui serangkaian proses, lahirlah Toyota Kijang pada 9 Juni 1977, di mana nama Kijang dipilih karena dianggap sesuai dengan konsep KBNS dan BUV, yaitu kendaraan yang ‘lincah dan gesit’.
Saat pertama kali diperkenalkan, sebagai sebuah BUV Kijang memiliki ciri-khas tersendiri yaitu posisi mesin yang berada di depan. Sehingga Kijang memiliki ‘hidung’ alias bonnet yang lebih aman ketimbang model pick-updengan mesin di bawah tempat duduk depan, serta lebih nyaman karena tidak ada gangguan panas dan suara mesin.
Keunggulan tersebut mendorong Toyota untuk memproduksi Kijang tipe cab berlantai sebagai platform karoseri yang menjadi basis minibus. Sambutan positif langsung diberikan oleh masyarakat Indonesia yang mendambakan kendaraan minibus dengan harga terjangkau, praktis, perawatannya mudah, daya angkut besar, dan aman.
Selanjutnya, generasi kedua Kijang yang lahir di tahun 1981 dan menjadi tonggak bersejarah dimulainya era Kijang sebagai mobil penumpang.
tulis komentar anda