Sri Mulyani Beberkan Dampak Perang Rusia-Ukraina terhadap Pertemuan G20
Kamis, 16 Juni 2022 - 17:51 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, kondisi geopolitik yang disebabkan perang Rusia-Ukraina , menjadi salah satu risiko yang dihadapi Presidensi G20 Indonesia tahun 2022. Keadaan ini menggeser risiko ancaman pandemi yang sebelumnya menjadi pertimbangan dalam penentuan tema “Recover Together Recover Stronger”.
“Kita sekarang dihadapkan dengan harga komoditas, konflik yang menyebabkan spillover, dan itu pasti menjadi risiko yang sangat penting. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Airlangga juga, G20 didirikan sebagai forum kerja sama ekonomi global. Kerja sama hanya dapat dilakukan jika keanggotaan dan dunia tidak dalam konflik,” ungkap Sri saat menyampaikan pidato pembuka pada UI International Conference on G20 yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia di Jakarta, Kamis (16/6/2022).
Dia melanjutkan, konflik yang sedang terjadi dan tantangan geopolitik lainnya saat ini mengancam nilai-nilai G20. Konflik tidak hanya akan menimbulkan komplikasi dalam kerja sama dan koordinasi, tetapi menciptakan spillover yang sangat memengaruhi dan menantang pemulihan ekonomi.
“Kenaikan harga pangan dan energi telah mendorong inflasi ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir di negara maju. Hal itu akan diikuti oleh pengetatan pada kebijakan moneter. Peningkatan suku bunga dan pengetatan likuiditas tentunya akan memengaruhi kinerja pemulihan ekonomi secara global di negara maju kemudian berdampak pada negara berkembang,” jelas Sri.
Bahkan dia menceritakan, situasi konflik geopolitik turut membayangi pertemuan G20 pada bulan Februari lalu. Mengelola pertemuan di tengah konflik, kata Sri, menjadi tantangan karena Presidensi G20 Indonesia ingin melanjutkan pembahasan agenda yang sangat strategis tidak hanya untuk Indonesia, melainkan juga bagi dunia.
Meski demikian, terbukti Indonesia mampu mempertahankan kerja sama dan menyampaikan semua agenda pada forum G20 kala itu. Semua negara anggota sangat mendukung agenda kepresidenan Indonesia.
“Menariknya, saya juga ingin berbagi dengan Anda, bahkan semua pihak yang berkonflik ketika mereka berbicara dengan Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20, mereka semua sangat mendukung. Itulah keunggulan yang kami coba pertahankan dan kelola,” pungkas Sri.
Baca Juga
“Kita sekarang dihadapkan dengan harga komoditas, konflik yang menyebabkan spillover, dan itu pasti menjadi risiko yang sangat penting. Seperti yang disampaikan oleh Bapak Airlangga juga, G20 didirikan sebagai forum kerja sama ekonomi global. Kerja sama hanya dapat dilakukan jika keanggotaan dan dunia tidak dalam konflik,” ungkap Sri saat menyampaikan pidato pembuka pada UI International Conference on G20 yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia di Jakarta, Kamis (16/6/2022).
Dia melanjutkan, konflik yang sedang terjadi dan tantangan geopolitik lainnya saat ini mengancam nilai-nilai G20. Konflik tidak hanya akan menimbulkan komplikasi dalam kerja sama dan koordinasi, tetapi menciptakan spillover yang sangat memengaruhi dan menantang pemulihan ekonomi.
“Kenaikan harga pangan dan energi telah mendorong inflasi ke level tertinggi dalam 40 tahun terakhir di negara maju. Hal itu akan diikuti oleh pengetatan pada kebijakan moneter. Peningkatan suku bunga dan pengetatan likuiditas tentunya akan memengaruhi kinerja pemulihan ekonomi secara global di negara maju kemudian berdampak pada negara berkembang,” jelas Sri.
Bahkan dia menceritakan, situasi konflik geopolitik turut membayangi pertemuan G20 pada bulan Februari lalu. Mengelola pertemuan di tengah konflik, kata Sri, menjadi tantangan karena Presidensi G20 Indonesia ingin melanjutkan pembahasan agenda yang sangat strategis tidak hanya untuk Indonesia, melainkan juga bagi dunia.
Meski demikian, terbukti Indonesia mampu mempertahankan kerja sama dan menyampaikan semua agenda pada forum G20 kala itu. Semua negara anggota sangat mendukung agenda kepresidenan Indonesia.
“Menariknya, saya juga ingin berbagi dengan Anda, bahkan semua pihak yang berkonflik ketika mereka berbicara dengan Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20, mereka semua sangat mendukung. Itulah keunggulan yang kami coba pertahankan dan kelola,” pungkas Sri.
(uka)
tulis komentar anda