Hadirnya Vaksin Menjadi Tanda Keseriusan Pemerintah Tangani PMK
Kamis, 16 Juni 2022 - 20:58 WIB
Tidak kalah pentingnya menurut Kuntoro,kegiatan TOT tersebut dilakukan untuk memberikan pembekalan kepada petugas vaksinator dan peternak tentang pentingnya penerapan biosekuriti sederhana pada saat vaksinasi agar terhindar dari kemungkinan petugas sebagai pemicu penyebaran penyakit yang lebih luas. “Upaya ini sebagai usaha pemerintah menigkatkan skill petugas vaksinasi di lapangan, “ ujarnya.
Sementara itu terkait anggapan bahwa pemerintah kurang responsif dan abai terhadap kajian dari epidemiolog sehingga menyebabkan kasus PMK menyebar luas, Kuntoro menyampaikan bahwa hal tersebut tidak benar, jajaran Kementan bersama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan secara cepat melakukan penelusuran sejak kasus ini pertama ditemukan.
“Dalam hitungan hari Kementan berhasil menemukan serotipe dan strain virus PMK yang ada, sehingga produksi dan pengadaan vaksin pun dapat segera dilakukan sesuai kebutuhan,“ katanya.
Menurut Kuntoro upaya penaganan dan pengobatan dilapangan juga sudah dilakukan pada ternak bergejala ringan hingga berat, namun mengingat penularan virus yang bersifat airborne dan dapat menular cepat hingga radius 10 kilometer maka penyebaran PMK sangat tinggi.
“ Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah melakukan pemotongan bersyarat terhadap ternak yang tertular, untuk mengurangi resiko penyebaran di beberpa lokasi,“ ucapnya.
Kuntoro menambahkan kondisi yang terjadi saat ini juga bertepatan dengan kesiapan jelang hari raya Idul Adha, sehingga frekuensi lalu lintas ternak di daerah sentra lebih tinggi dari biasanya, hal ini mempercepat penularan virus PMK. Oleh karena itu Pemerintah melakukan upaya pengetatan dan kontrol terhadap pergerakan ternak di sentra-sentra ternak.
“Pemerintah menerapkan checkpoint, karantina hewan dan tol laut untuk menhindari penyebaran PMK dari daerah wabah ke zona hijau, dan untuk mempertahankan pulau atau wilayah yang masih bebas PMK tetap terjaga dan terbebas dari PMK, “ pungkasnya. CM
Lihat Juga: Presiden Prabowo Didampingi Mentan Amran dalam Kunjungan Perdana ke Lahan Pertanian Merauke
Sementara itu terkait anggapan bahwa pemerintah kurang responsif dan abai terhadap kajian dari epidemiolog sehingga menyebabkan kasus PMK menyebar luas, Kuntoro menyampaikan bahwa hal tersebut tidak benar, jajaran Kementan bersama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan secara cepat melakukan penelusuran sejak kasus ini pertama ditemukan.
“Dalam hitungan hari Kementan berhasil menemukan serotipe dan strain virus PMK yang ada, sehingga produksi dan pengadaan vaksin pun dapat segera dilakukan sesuai kebutuhan,“ katanya.
Menurut Kuntoro upaya penaganan dan pengobatan dilapangan juga sudah dilakukan pada ternak bergejala ringan hingga berat, namun mengingat penularan virus yang bersifat airborne dan dapat menular cepat hingga radius 10 kilometer maka penyebaran PMK sangat tinggi.
“ Upaya lain yang dilakukan pemerintah adalah melakukan pemotongan bersyarat terhadap ternak yang tertular, untuk mengurangi resiko penyebaran di beberpa lokasi,“ ucapnya.
Kuntoro menambahkan kondisi yang terjadi saat ini juga bertepatan dengan kesiapan jelang hari raya Idul Adha, sehingga frekuensi lalu lintas ternak di daerah sentra lebih tinggi dari biasanya, hal ini mempercepat penularan virus PMK. Oleh karena itu Pemerintah melakukan upaya pengetatan dan kontrol terhadap pergerakan ternak di sentra-sentra ternak.
“Pemerintah menerapkan checkpoint, karantina hewan dan tol laut untuk menhindari penyebaran PMK dari daerah wabah ke zona hijau, dan untuk mempertahankan pulau atau wilayah yang masih bebas PMK tetap terjaga dan terbebas dari PMK, “ pungkasnya. CM
Lihat Juga: Presiden Prabowo Didampingi Mentan Amran dalam Kunjungan Perdana ke Lahan Pertanian Merauke
(ars)
tulis komentar anda