Perang Rusia Ukraina hingga Kebijakan Zero Covid-19 China Picu Gejolak Global
Jum'at, 17 Juni 2022 - 13:53 WIB
JAKARTA - Suhu perekonomian dunia disebut sedang hangat seiring tren kenaikan inflasi di berbagai negara. Menurutnya Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, kenaikan inflasi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, utamanya yakni konsekuensi adanya dampak perang Rusia Ukrania .
"Dari adanya perang tersebut berakibat pada naiknya harga minyak mentah, harga komiditas secara umum baik pangan ataupun energi menunjukan tren kenaikan yang meningkat," ujarnya dalam Marker Review IDXChannel, Jumat (17/5/2022).
Hal itu terlihat harga minyak mentah yang tinggi mengakibatkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) disejumlah negara ikut mengalami kenaikan.
Selain itu, kenaikan juga terjadi pada bahan pangan, seperti harga gandum, harga pupuk naik. Ditambah lagi di beberapa negara menerapkan proteksi dengan menahan kran ekspor berbagai komoditas.
"Dari kenaikan itu, di berbagai negara melakukan proteksi yang artinya menahan kran ekspor komoditas barang sehingga ini mengakselerasi kenaikan inflasi global," katanya.
Selain itu, Josua menjelaskan, bahwa adanya kebijakan Zero Covid-19 dari negara China merupakan hambatan dalam pasokan rantai global. Di sisi lain pada berbagai negara maju, tingkat inflasi mengalami tren yang terlalu tinggi sehingga dikhawatirkan dari tren inflasi yang terlalu tinggi tersebut akan berakibat negatif.
"Karena pendapatan real masyarakat akan turun, lalu mempengaruhi daya beli masyarakat yang pada akhirnya kenaikan inflasi ini menjadi momok bagi negara-negara maju," pungkasnya.
"Dari adanya perang tersebut berakibat pada naiknya harga minyak mentah, harga komiditas secara umum baik pangan ataupun energi menunjukan tren kenaikan yang meningkat," ujarnya dalam Marker Review IDXChannel, Jumat (17/5/2022).
Hal itu terlihat harga minyak mentah yang tinggi mengakibatkan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) disejumlah negara ikut mengalami kenaikan.
Selain itu, kenaikan juga terjadi pada bahan pangan, seperti harga gandum, harga pupuk naik. Ditambah lagi di beberapa negara menerapkan proteksi dengan menahan kran ekspor berbagai komoditas.
"Dari kenaikan itu, di berbagai negara melakukan proteksi yang artinya menahan kran ekspor komoditas barang sehingga ini mengakselerasi kenaikan inflasi global," katanya.
Selain itu, Josua menjelaskan, bahwa adanya kebijakan Zero Covid-19 dari negara China merupakan hambatan dalam pasokan rantai global. Di sisi lain pada berbagai negara maju, tingkat inflasi mengalami tren yang terlalu tinggi sehingga dikhawatirkan dari tren inflasi yang terlalu tinggi tersebut akan berakibat negatif.
"Karena pendapatan real masyarakat akan turun, lalu mempengaruhi daya beli masyarakat yang pada akhirnya kenaikan inflasi ini menjadi momok bagi negara-negara maju," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda