Warna-warni Revlon: Sahamnya Bangkit Jelang Ajal Perusahaan
Selasa, 21 Juni 2022 - 10:58 WIB
JAKARTA - Perusahaan komestik yang pernah melegenda di masanya, Revlon, berpotensi mengalami kebangkrutan menyusul tumpukan utang yang menggunung. Produsen lipstik hingga cat kuku itu tengah mengajukan UU Kepailitan di Amerika Serikat dengan harapan dapat memperpanjang jatuh tempo utang, serta memperoleh pinjaman baru sebesar USD575 juta agar operasional tetap berjalan.
Seiring hitung mundur kebangkrutan perusahaan, saham Revlon tampak meningkat cukup signifikan, hingga 'menyentuh angkasa'.
Diwartakan Bloomberg Sabtu (18/6/2022), saham Revlon melonjak 245% dalam empat hari perdagangan pekan lalu, setelah sempat menemui level terendahnya sepanjang masa (all time low) pada Senin (13/6/2022). Lonjakan harga saham ini ditengarai merupakan ulah para spekulan yang memborong 350 juta saham dengan harapan dapat memaksimalkan cuan.
Pada akhir pekan lalu, Jumat (24/6/2022), saham Revlon melonjak 91%, memecah rekor kenaikan satu hari terbesar. Laporan ET Now menyebut ini terjadi setelah pelaku pasar merespons kemungkinan perusahaan bakal diambilalih oleh Reliance Industries Ltd.
Rebound saham ini membuat kapitalisasi perseroan bernilai lebih dari USD200 juta. Sayangnya, hal itu masih jauh dari rentetan utang perusahaan sebanyak USD3,7 miliar yang mereka daftarkan di pengadilan, serta tumpukan utang obligasi tanpa jaminan sebanyak USD431 juta.
Revlon adalah saham kelima yang paling aktif diperdagangkan di platform Fidelity. Bid pesanan beli telah mulai berkurang, dan bahkan lebih rendah dari jumlah pesanan jual.
Pergerakan harga saham Revlon akan kembali berlanjut, setelah pembukaan perdagangan saham, mengingat pada Senin (20/6/2022) bursa AS sedang tutup memperingati hari emansipasi /Juneteenth.
Seiring hitung mundur kebangkrutan perusahaan, saham Revlon tampak meningkat cukup signifikan, hingga 'menyentuh angkasa'.
Diwartakan Bloomberg Sabtu (18/6/2022), saham Revlon melonjak 245% dalam empat hari perdagangan pekan lalu, setelah sempat menemui level terendahnya sepanjang masa (all time low) pada Senin (13/6/2022). Lonjakan harga saham ini ditengarai merupakan ulah para spekulan yang memborong 350 juta saham dengan harapan dapat memaksimalkan cuan.
Pada akhir pekan lalu, Jumat (24/6/2022), saham Revlon melonjak 91%, memecah rekor kenaikan satu hari terbesar. Laporan ET Now menyebut ini terjadi setelah pelaku pasar merespons kemungkinan perusahaan bakal diambilalih oleh Reliance Industries Ltd.
Rebound saham ini membuat kapitalisasi perseroan bernilai lebih dari USD200 juta. Sayangnya, hal itu masih jauh dari rentetan utang perusahaan sebanyak USD3,7 miliar yang mereka daftarkan di pengadilan, serta tumpukan utang obligasi tanpa jaminan sebanyak USD431 juta.
Revlon adalah saham kelima yang paling aktif diperdagangkan di platform Fidelity. Bid pesanan beli telah mulai berkurang, dan bahkan lebih rendah dari jumlah pesanan jual.
Pergerakan harga saham Revlon akan kembali berlanjut, setelah pembukaan perdagangan saham, mengingat pada Senin (20/6/2022) bursa AS sedang tutup memperingati hari emansipasi /Juneteenth.
(uka)
tulis komentar anda