Dipresentasikan Airlangga Hartarto, Kartu Prakerja Dipuji Negara-Negara Anggota UNESCO
Kamis, 23 Juni 2022 - 21:11 WIB
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menerima pujian dari sejumlah negara anggota UNESCO saat International Conference on Adult Education ke-7 (CONFINTEA VII) terkait Program Kartu Prakerja di Maroko, pekan lalu. Di pertemuan itu, Airlangga menjelaskan Program Kartu Prakerja kepada seluruh negara UNESCO pada sesi utama panel ke-4 dengan tema “Preparing Adults for The Future”.
“Ada sekitar 12,8 juta lebih penerima Kartu Prakerja yang telah terlayani selama 26 bulan pelaksanaan program dan masih berlanjut hingga saat ini. Dimana semuanya dapat diselesaikan melalui smartphone,” kata Menko Airlangga dalam keterangan, Kamis (23/6/2022).
Airlangga mengaku Kartu Prakerja sudah diteliti secara independen oleh peneliti dalam negeri Indonesia maupun internasional.
Misalnya, Bank Dunia, United Nations Development Programme (UNDP) dan The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab Southeast Asia (J-PAL SEA).
Menko Perekonomian menuturkan Kartu Prakerja tidak hanya membantu pekerja yang terkena PHK, tapi juga membantu menciptakan wirausaha. Sejumlah negara sahabat yang memuji program Kartu Prakerja antara lain, Menteri Pendidikan Kepulauan Solomon, Lanelle Olandrea Tanangada.
Ia mengaku Kartu Prakerja menarik untuk diadopsi negaranya. "Program ini menghasilkan rincian spesifik atas persentase berbagai kelompok masyarakat, dan hal ini akan membantu kami mengidentifikasi masyarakat secara individu, tidak hanya di sektor formal, tapi juga mereka yang telah bekerja di sektor lain,” tutur Lanelle.
Senior Advisor (Non-Resident), Project on Prosperity and Development Center for Strategic & International Studies (CSIS) Gabriel Sanchez-Zinny, mengaku salut dengan presentasi yang dilengkapi dengan angka, hasil, dan fokus yang nyata pada pencapaian terkait Kartu Prakerja di Indonesia.
"Itulah yang kita butuhkan di bidang pendidikan. Prestasi dan rasa urgensi yang membantu pembelajar, terutama untuk yang membutuhkan,” ujar Sanchez-Zinny yang juga mantan menteri Pendidikan Buenos Aires, Argentina ini.
“Ada sekitar 12,8 juta lebih penerima Kartu Prakerja yang telah terlayani selama 26 bulan pelaksanaan program dan masih berlanjut hingga saat ini. Dimana semuanya dapat diselesaikan melalui smartphone,” kata Menko Airlangga dalam keterangan, Kamis (23/6/2022).
Airlangga mengaku Kartu Prakerja sudah diteliti secara independen oleh peneliti dalam negeri Indonesia maupun internasional.
Misalnya, Bank Dunia, United Nations Development Programme (UNDP) dan The Abdul Latif Jameel Poverty Action Lab Southeast Asia (J-PAL SEA).
Menko Perekonomian menuturkan Kartu Prakerja tidak hanya membantu pekerja yang terkena PHK, tapi juga membantu menciptakan wirausaha. Sejumlah negara sahabat yang memuji program Kartu Prakerja antara lain, Menteri Pendidikan Kepulauan Solomon, Lanelle Olandrea Tanangada.
Ia mengaku Kartu Prakerja menarik untuk diadopsi negaranya. "Program ini menghasilkan rincian spesifik atas persentase berbagai kelompok masyarakat, dan hal ini akan membantu kami mengidentifikasi masyarakat secara individu, tidak hanya di sektor formal, tapi juga mereka yang telah bekerja di sektor lain,” tutur Lanelle.
Senior Advisor (Non-Resident), Project on Prosperity and Development Center for Strategic & International Studies (CSIS) Gabriel Sanchez-Zinny, mengaku salut dengan presentasi yang dilengkapi dengan angka, hasil, dan fokus yang nyata pada pencapaian terkait Kartu Prakerja di Indonesia.
"Itulah yang kita butuhkan di bidang pendidikan. Prestasi dan rasa urgensi yang membantu pembelajar, terutama untuk yang membutuhkan,” ujar Sanchez-Zinny yang juga mantan menteri Pendidikan Buenos Aires, Argentina ini.
Lihat Juga :
tulis komentar anda