Wall Street Menguat, Kekhawatiran atas Resesi AS Dinilai Berlebihan
Sabtu, 25 Juni 2022 - 10:05 WIB
JAKARTA - Tiga indeks utama Wall Street mengalami kenaikan. Dilansir dari Reuters, Sabtu (25/6/2022) indeks Dow Jones Industrial Average ditututup naik 2,68% pada perdagangan saham Jumat (24/6/2022) ke level 31.500,68. Sementara itu, indeks S&P 500 melonjak 3,06% ke 3.911,74 dan Nasdaq Composite melesat 3,34% ke 11.607,62.
Wall Street mencatatkan penguatan harian terbesar sejak Mei 2022, Indeks S&P 500 menguat 6,5% dalam sepekan. Reli imbal hasil obligasi treasury AS mereda pada hari Jumat, namun imbal hasil obligasi dua tahun AS yang sensitif terhadap kebijakan masih mencatat penurunan mingguan terbesar sejak pertengahan Mei.
Sentimen mulai membaik pada hari Jumat (24/6/2022) setelah ukuran ekspektasi inflasi konsumen jangka panjang Universitas Michigan turun dari level tertinggi. Meskipun begitu pasar obligasi mulai memberikan tanda peringatan resesi pada pekan ini.
Hal ini dinilai berpotensi mengurangi urgensi kenaikan suku bunga yang lebih agresif. Namun, Presiden The Fed St. Louis James Bullard menyatakan bahwa kekhawatiran atas resesi AS menurutnya berlebihan.
Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan rencananya untuk mendinginkan inflasi di hadapan anggota parlemen pekan ini, dinilai sebagai sinyal bahwa bank sentral akan memperhitungkan kemungkinan resesi saat menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi.
CEO Defiance ETFs Sylvia Jablonski berpendapat bahwa kinerja pasar sangat positif dalam beberapa hari terakhir dan hal itu menandakan adanya reli bearish jangka pendek.
“Kita telah melewati pertemuan The Fed dan segala jenis kesaksiannya, jika tidak ada berita buruk tambahan, penguatan indeks dapat berlanjut selama beberapa hari ke depan,” ungkapnya.
Selain itu penurunan tajam harga komoditas minggu ini membantu meredakan kekhawatiran inflasi. Indeks Refinitiv/CoreCommodity yang mengukur harga energi, pertanian, logam dan komoditas lainnya, turun ke level terendah sekitar dua bulan pada hari Kamis (23/6/2022) setelah mencapai puncak multi-tahun pada awal Juni.
Wall Street mencatatkan penguatan harian terbesar sejak Mei 2022, Indeks S&P 500 menguat 6,5% dalam sepekan. Reli imbal hasil obligasi treasury AS mereda pada hari Jumat, namun imbal hasil obligasi dua tahun AS yang sensitif terhadap kebijakan masih mencatat penurunan mingguan terbesar sejak pertengahan Mei.
Sentimen mulai membaik pada hari Jumat (24/6/2022) setelah ukuran ekspektasi inflasi konsumen jangka panjang Universitas Michigan turun dari level tertinggi. Meskipun begitu pasar obligasi mulai memberikan tanda peringatan resesi pada pekan ini.
Hal ini dinilai berpotensi mengurangi urgensi kenaikan suku bunga yang lebih agresif. Namun, Presiden The Fed St. Louis James Bullard menyatakan bahwa kekhawatiran atas resesi AS menurutnya berlebihan.
Gubernur The Fed Jerome Powell menegaskan rencananya untuk mendinginkan inflasi di hadapan anggota parlemen pekan ini, dinilai sebagai sinyal bahwa bank sentral akan memperhitungkan kemungkinan resesi saat menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi.
CEO Defiance ETFs Sylvia Jablonski berpendapat bahwa kinerja pasar sangat positif dalam beberapa hari terakhir dan hal itu menandakan adanya reli bearish jangka pendek.
“Kita telah melewati pertemuan The Fed dan segala jenis kesaksiannya, jika tidak ada berita buruk tambahan, penguatan indeks dapat berlanjut selama beberapa hari ke depan,” ungkapnya.
Selain itu penurunan tajam harga komoditas minggu ini membantu meredakan kekhawatiran inflasi. Indeks Refinitiv/CoreCommodity yang mengukur harga energi, pertanian, logam dan komoditas lainnya, turun ke level terendah sekitar dua bulan pada hari Kamis (23/6/2022) setelah mencapai puncak multi-tahun pada awal Juni.
(uka)
tulis komentar anda