Kebal dari Sentimen Eksternal, IHSG Diprediksi Tembus Level 7.600
Kamis, 30 Juni 2022 - 17:09 WIB
JAKARTA - PT BNI Sekuritas meyakini indeks harga saham gabungan ( IHSG ) akan menembus area 7.300 - 7.600 pada akhir tahun 2022. Research Analyst BNI Sekuritas Maxi Leisyaputra mengatakan, pasar modal domestik masih mampu bertahan dari berbagai ancaman sentimen global.
Di tengah gonjang-ganjing inflasi, lonjakan suku bunga bank sentral global, hingga kekhawatiran resesi, IHSG dinilai dapat menembus rekor barunya.
"Indeks ini cukup tahan terhadap gejolak yang sedang terjadi di luar. Kita tidak terasa langsung dampaknya terhadap investor," kata Maxi dalam media gathering BNI Sekuritas, di Pacific Place, Jakarta Selatan, Kamis (30/6/2022).
Maxi menilai fundamental makro dalam negeri cukup bagus untuk merespons gejolak mancanegara, kendati saat ini konflik Rusia dan Ukraina menyebabkan harga komoditas energi melambung.
Menurut Maxi, Pemerintah Indonesia mampu menahan dampak inflasi dalam negeri, sejalan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Eropa untuk mendesak kelompok G7 mencari solusi atas krisis pangan.
"Kita lihat juga pemerintah tidak menaikkan harga BBM, meskipun harga minyak mentah sempat melambung. Pemerintah juga tidak menaikkan listrik (kalangan bawah), jadi paling tidak mudah-mudahan inflasi akan terkendali," tuturnya.
Dari dalam negeri, Maxi menilai penanggulangan Covid-19 berjalan dengan baik, sehingga dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Di tengah gonjang-ganjing inflasi, lonjakan suku bunga bank sentral global, hingga kekhawatiran resesi, IHSG dinilai dapat menembus rekor barunya.
"Indeks ini cukup tahan terhadap gejolak yang sedang terjadi di luar. Kita tidak terasa langsung dampaknya terhadap investor," kata Maxi dalam media gathering BNI Sekuritas, di Pacific Place, Jakarta Selatan, Kamis (30/6/2022).
Maxi menilai fundamental makro dalam negeri cukup bagus untuk merespons gejolak mancanegara, kendati saat ini konflik Rusia dan Ukraina menyebabkan harga komoditas energi melambung.
Menurut Maxi, Pemerintah Indonesia mampu menahan dampak inflasi dalam negeri, sejalan dengan kunjungan Presiden Joko Widodo ke Eropa untuk mendesak kelompok G7 mencari solusi atas krisis pangan.
"Kita lihat juga pemerintah tidak menaikkan harga BBM, meskipun harga minyak mentah sempat melambung. Pemerintah juga tidak menaikkan listrik (kalangan bawah), jadi paling tidak mudah-mudahan inflasi akan terkendali," tuturnya.
Baca Juga
Dari dalam negeri, Maxi menilai penanggulangan Covid-19 berjalan dengan baik, sehingga dapat menjadi mesin pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
(uka)
tulis komentar anda