Ekspor Batu Bara Rusia Sedang Membara Dibayangi Sanksi Uni Eropa
Jum'at, 08 Juli 2022 - 06:10 WIB
Pada bulan April, UE bakal memberlakukan larangan impor batu bara dan bahan bakar fosil padat lainnya dari Rusia pada Agustus 2022 sebagai bagian dari putaran kelima sanksi UE terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Paket tersebut mencakup "larangan untuk membeli, mengimpor, atau mentransfer batu bara dan bahan bakar fosil padat lainnya ke UE jika berasal dari Rusia atau diekspor dari Rusia, mulai Agustus 2022."
Sementara Eropa mengimpor lebih banyak batu bara dari luar Rusia, pembeli batu bara di Asia, termasuk China dan India, telah meningkatkan pembelian dari Rusia.
Ekspor batu bara Rusia melalui laut tercatat mencapai 16,45 juta ton pada Juni, dibandingkan dengan 16,56 juta ton pada Mei, menurut data Kpler. Angka ekspor ini masing-masing naik 3,5% dan 3,8% dibandingkan Juni dan Mei tahun lalu.
Selanjutnya Impor Batu bara Rusia oleh China terus meningkat, sementara India juga secara signifikan menambah pembeliannya dalam beberapa bulan terakhir. Pangsa Rusia atas impor batu bara India masih relatif rendah, yaitu 4,4% bulan lalu, menurut data yang dikutip russell.
Sementara China dan India, serta Turki, meningkatkan impor batu bara dari Rusia. UE, Jepang, dan Korea Selatan telah menurunkan impor batu bara Rusia di laut mereka dalam beberapa bulan terakhir.
Pada awal Juni, ekspor batu bara Rusia ke Eropa turun menjadi 10 hingga 15% dari semua ekspor batu bara, dibandingkan dengan 30% sebelum perang, kata para eksekutif di penambang batu bara Rusia kepada Bloomberg.
Ekspor batu bara Rusia ke Eropa harus berhenti pada Agustus ketika Eropa harus meningkatkan pembelian dari Afrika Selatan, Australia, dan Kolombia untuk mendapatkan pasokan. Terutama jika akan menjalankan lebih banyak pembangkit listrik tenaga batu bara dalam upaya untuk menghemat gas yang bakal langka menjelang musim dingin.
Eropa sendiri telah secara signifikan meningkatkan impor batu bara Afrika Selatan, dengan pembelian dari pusat ekspor batubara utama di Afrika Selatan melonjak sebesar 40% pada Januari-Mei 2022 dibandingkan dengan keseluruhan tahun 2021, menurut angka yang diperoleh Reuters pada bulan Juni.
"Dengan banyak importir saat ini tidak dapat atau tidak mau mengimpor batu bara dari Rusia karena sanksi atau karena perubahan sukarela pada campuran pasokan batubara mereka. Kumpulan importir yang semakin besar sekarang mencari untuk mengamankan batu bara dari produsen lain," ujar Toby Hassall, Analis Utama, Riset Pasar Batubara, di Refinitiv Commodities Research, mengatakan bulan lalu.
Sementara Eropa mengimpor lebih banyak batu bara dari luar Rusia, pembeli batu bara di Asia, termasuk China dan India, telah meningkatkan pembelian dari Rusia.
Ekspor batu bara Rusia melalui laut tercatat mencapai 16,45 juta ton pada Juni, dibandingkan dengan 16,56 juta ton pada Mei, menurut data Kpler. Angka ekspor ini masing-masing naik 3,5% dan 3,8% dibandingkan Juni dan Mei tahun lalu.
Selanjutnya Impor Batu bara Rusia oleh China terus meningkat, sementara India juga secara signifikan menambah pembeliannya dalam beberapa bulan terakhir. Pangsa Rusia atas impor batu bara India masih relatif rendah, yaitu 4,4% bulan lalu, menurut data yang dikutip russell.
Sementara China dan India, serta Turki, meningkatkan impor batu bara dari Rusia. UE, Jepang, dan Korea Selatan telah menurunkan impor batu bara Rusia di laut mereka dalam beberapa bulan terakhir.
Pada awal Juni, ekspor batu bara Rusia ke Eropa turun menjadi 10 hingga 15% dari semua ekspor batu bara, dibandingkan dengan 30% sebelum perang, kata para eksekutif di penambang batu bara Rusia kepada Bloomberg.
Ekspor batu bara Rusia ke Eropa harus berhenti pada Agustus ketika Eropa harus meningkatkan pembelian dari Afrika Selatan, Australia, dan Kolombia untuk mendapatkan pasokan. Terutama jika akan menjalankan lebih banyak pembangkit listrik tenaga batu bara dalam upaya untuk menghemat gas yang bakal langka menjelang musim dingin.
Eropa sendiri telah secara signifikan meningkatkan impor batu bara Afrika Selatan, dengan pembelian dari pusat ekspor batubara utama di Afrika Selatan melonjak sebesar 40% pada Januari-Mei 2022 dibandingkan dengan keseluruhan tahun 2021, menurut angka yang diperoleh Reuters pada bulan Juni.
"Dengan banyak importir saat ini tidak dapat atau tidak mau mengimpor batu bara dari Rusia karena sanksi atau karena perubahan sukarela pada campuran pasokan batubara mereka. Kumpulan importir yang semakin besar sekarang mencari untuk mengamankan batu bara dari produsen lain," ujar Toby Hassall, Analis Utama, Riset Pasar Batubara, di Refinitiv Commodities Research, mengatakan bulan lalu.
Lihat Juga :
tulis komentar anda