Ekspor Batu Bara Rusia Sedang Membara Dibayangi Sanksi Uni Eropa

Jum'at, 08 Juli 2022 - 06:10 WIB
loading...
Ekspor Batu Bara Rusia Sedang Membara Dibayangi Sanksi Uni Eropa
Ekspor batu bara Rusia diperkirakan telah meningkat sejak invasi Putin ke Ukraina dan pengumuman Uni Eropa (UE) bahwa mereka bersiap melarang impor batu bara Rusia mulai Agustus. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Ekspor batu bara Rusia diperkirakan telah meningkat sejak invasi Putin ke Ukraina dan pengumuman Uni Eropa (UE) bahwa mereka bersiap melarang impor batu bara Rusia mulai Agustus. Penurunan ekspor Rusia ke Eropa, yang merupakan pasar ekspor utama bagi Moskow sebelum perang telah diimbangi oleh peningkatan pengiriman batu bara Rusia ke China dan India.

Kedua pasar itu merupakan importir batu bara terbesar di dunia, yang juga sedang bergulat dengan kekurangan energi dan batu bara. Batu bara Rusia dengan diskon besar-besaran untuk tolok ukur internasional menjadi keringanan yang disambut baik, dimana bisa mengurangi beban tagihan impor mereka pada saat melonjaknya harga batu bara, gas alam, dan minyak mentah.



Peningkatan ekspor batu bara lintas laut Rusia baru-baru ini menjadi tantangan selanjutnya bagi UE dan Amerika Serikat, dalam upaya melumpuhkan pendapatan energi Putin. Sementara pada saat yang sama, diharapkan tidak mendorong kenaikan lebih lanjut harga komoditas energi internasional.

Sama seperti halnya minyak, arus perdagangan di pasar batu bara telah berubah sejak invasi Rusia ke Ukraina dan larangan Barat pada impor energi Rusia. Rusia beralih ke Timur, sementara Eropa mengimpor lebih banyak batu bara dari eksportir top selain Rusia, termasuk Afrika Selatan, Australia, dan Kolombia.

Selain itu, penurunan pasokan gas Rusia secara signifikan ke Eropa telah mendorong beberapa negara anggota UE untuk kembali untuk sementara ke batu bara demi menghemat gas dan menjaga lampu serta pemanas tetap menyala ketika musim dingin tiba.

Jerman akan lebih mengandalkan pembangkit listrik dari batu bara untuk menghemat gas dan mengisi penyimpanan gasnya pada musim dingin, kata Menteri Ekonominya Robert Habeck setelah Rusia memangkas pasokan ke Jerman melalui Nord Stream.

Sedangkan Austria berencana untuk mengubah pembangkit listrik tenaga gas cadangan untuk beroperasi dengan batu bara, sementara Belanda akan melonggarkan pembatasannya saat ini pada pembangkit listrik tenaga batu bara.

Hal ini mendorong permintaan batu bara di Eropa meningkat, yang sedang bersiap untuk berhenti mengimpor batu bara Rusia secepatnya bulan depan.

Pada bulan April, UE bakal memberlakukan larangan impor batu bara dan bahan bakar fosil padat lainnya dari Rusia pada Agustus 2022 sebagai bagian dari putaran kelima sanksi UE terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina. Paket tersebut mencakup "larangan untuk membeli, mengimpor, atau mentransfer batu bara dan bahan bakar fosil padat lainnya ke UE jika berasal dari Rusia atau diekspor dari Rusia, mulai Agustus 2022."

Sementara Eropa mengimpor lebih banyak batu bara dari luar Rusia, pembeli batu bara di Asia, termasuk China dan India, telah meningkatkan pembelian dari Rusia.

Ekspor batu bara Rusia melalui laut tercatat mencapai 16,45 juta ton pada Juni, dibandingkan dengan 16,56 juta ton pada Mei, menurut data Kpler. Angka ekspor ini masing-masing naik 3,5% dan 3,8% dibandingkan Juni dan Mei tahun lalu.

Selanjutnya Impor Batu bara Rusia oleh China terus meningkat, sementara India juga secara signifikan menambah pembeliannya dalam beberapa bulan terakhir. Pangsa Rusia atas impor batu bara India masih relatif rendah, yaitu 4,4% bulan lalu, menurut data yang dikutip russell.

Sementara China dan India, serta Turki, meningkatkan impor batu bara dari Rusia. UE, Jepang, dan Korea Selatan telah menurunkan impor batu bara Rusia di laut mereka dalam beberapa bulan terakhir.

Pada awal Juni, ekspor batu bara Rusia ke Eropa turun menjadi 10 hingga 15% dari semua ekspor batu bara, dibandingkan dengan 30% sebelum perang, kata para eksekutif di penambang batu bara Rusia kepada Bloomberg.

Ekspor batu bara Rusia ke Eropa harus berhenti pada Agustus ketika Eropa harus meningkatkan pembelian dari Afrika Selatan, Australia, dan Kolombia untuk mendapatkan pasokan. Terutama jika akan menjalankan lebih banyak pembangkit listrik tenaga batu bara dalam upaya untuk menghemat gas yang bakal langka menjelang musim dingin.



Eropa sendiri telah secara signifikan meningkatkan impor batu bara Afrika Selatan, dengan pembelian dari pusat ekspor batubara utama di Afrika Selatan melonjak sebesar 40% pada Januari-Mei 2022 dibandingkan dengan keseluruhan tahun 2021, menurut angka yang diperoleh Reuters pada bulan Juni.

"Dengan banyak importir saat ini tidak dapat atau tidak mau mengimpor batu bara dari Rusia karena sanksi atau karena perubahan sukarela pada campuran pasokan batubara mereka. Kumpulan importir yang semakin besar sekarang mencari untuk mengamankan batu bara dari produsen lain," ujar Toby Hassall, Analis Utama, Riset Pasar Batubara, di Refinitiv Commodities Research, mengatakan bulan lalu.

Sementara itu, batu bara Rusia —sama seperti minyak Rusia— menemukan pembeli yang bersedia di China dan India yang mendapat manfaat dari harga diskon.

(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3045 seconds (0.1#10.140)