Nasib Petani Sawit Saat Ini: Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
Selasa, 12 Juli 2022 - 20:27 WIB
JAKARTA - Sudah jatuh tertimpa tangga. Itulah derita yang dialami petani sawit saat ini. Ketika harga tandan buah segar (TBS) sawit yang jatuh belum kelar, kini pengusaha kelapa sawit malah mogok terima TBS lantaran tangki timbun CPO yang penuh.
"Keluhan petani yang utama saat ini selain soal harga TBS yang terus turun di bawah Rp1.000/kg, kini banyak pabrik yang tutup dan tidak mau menerima TBS petani dengan alasan tangki CPO mereka penuh," ungkap Sekretaris Jenderal Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Mansuetus Darto, kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (12/7/2022).
Mansuetus menambahkan, para petani yang menjual TBS bermobil-mobil harus antre hingga tiga hari untuk proses bongkar muat di pabrik. Nah saat anter bongkar muat itu, harga TBS bisa berubah kapan saja.
"Harga sekarang itu bisa berubah sampai 4 kali dalam 1 minggu," sambungnya.
Darto menuturkan bahwa para petani sudah menunda panen dari akhir Juni lalu, sebab jika dipaksa panen dengan harga yang sekarang, maka mereka akan mengalami kerugian, apalagi ditambah pabrik yang tidak mau menerima sawit mereka.
Diketahui, harga TBS di sejumlah wilayah masih di bawah Rp1.000/kg. Seperti contohnya di Sulawesi Barat Kab. Pasang Kayu dan Mamuju Tengah senilai Rp780/kg. Kalimantan Barat Kab. Sanggau Rp800/kg dan Sekadau Rp944/kg.
"Harga TBS petani sawit rata-rata di bawah Rp 1.000/kg, masih jauh dari ketentuan pemerintah. Maka dari itu mereka enggan panen," jelas Darto.
Perihal alasan para pengusaha tak membeli TBS sawit petani karena tangki penuh, Darto meminta kepada pemerintah dan bila perlu kepolisian untuk melakukan pengecekan tangki-tangki CPO di lapangan.
"Keluhan petani yang utama saat ini selain soal harga TBS yang terus turun di bawah Rp1.000/kg, kini banyak pabrik yang tutup dan tidak mau menerima TBS petani dengan alasan tangki CPO mereka penuh," ungkap Sekretaris Jenderal Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Mansuetus Darto, kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (12/7/2022).
Mansuetus menambahkan, para petani yang menjual TBS bermobil-mobil harus antre hingga tiga hari untuk proses bongkar muat di pabrik. Nah saat anter bongkar muat itu, harga TBS bisa berubah kapan saja.
"Harga sekarang itu bisa berubah sampai 4 kali dalam 1 minggu," sambungnya.
Darto menuturkan bahwa para petani sudah menunda panen dari akhir Juni lalu, sebab jika dipaksa panen dengan harga yang sekarang, maka mereka akan mengalami kerugian, apalagi ditambah pabrik yang tidak mau menerima sawit mereka.
Diketahui, harga TBS di sejumlah wilayah masih di bawah Rp1.000/kg. Seperti contohnya di Sulawesi Barat Kab. Pasang Kayu dan Mamuju Tengah senilai Rp780/kg. Kalimantan Barat Kab. Sanggau Rp800/kg dan Sekadau Rp944/kg.
"Harga TBS petani sawit rata-rata di bawah Rp 1.000/kg, masih jauh dari ketentuan pemerintah. Maka dari itu mereka enggan panen," jelas Darto.
Perihal alasan para pengusaha tak membeli TBS sawit petani karena tangki penuh, Darto meminta kepada pemerintah dan bila perlu kepolisian untuk melakukan pengecekan tangki-tangki CPO di lapangan.
tulis komentar anda