BNI Relaksasi Kredit UMKM Senilai Rp26,4 Triliun
Sabtu, 27 Juni 2020 - 10:56 WIB
JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia Tbk atau BNI terus fokus mengembangkan nasabah UMKM dengan layanan transaksi digital. Bisnis UMKM di era New Normal butuh perhatian serius khususnya kalangan perbankan, tak cuma penyaluran kredit tapi juga relaksasinya.
Direktur Bisnis UMKM BNI Tambok P. Setyawati menyampaikan data terkini relaksasi nasabah yang diberikan BNI hingga 25 Juni 2020. Tercatat perseroan telah memberikan relaksasi kepada sebanyak 184.759 debitur segmen mikro dan kecil. Para debitur tersebut memiliki total outstanding pinjaman sebesar Rp26,4 triliun yang dibantu fasilitas stimulus.
Dia mengaku pihaknya tidak hanya fokus menyalurkan KUR saja, namun juga akan terus membantu para nasabah UMKM agar tetap survive di tengah tekanan saat ini. "Kami di BNI berkomitmen memberikan stimulus bagi debitur terdampak Covid-19. Hal tersebut sesuai amanah pemerintah. Bentuknya beragam, seperti keringanan bunga, perpanjangan jangka waktu, dan penundaan angsuran pokok," ujar Tambok di Jakarta hari ini (27/6/2020).
Dalam mendukung pelaku UMKM di tengah New Normal, BNI juga memberikan nilai tambah pada mitra binaan. Selain pinjaman KUR, perseroan juga melengkapinya dengan transaksi digital, baik berupa pemberian EDC maupun LinkAja!.
Menurut Head of Region BNI Wilayah Jakarta Kota, Muhammad Arafat, dirinya mengakui BNI terus fokus memajukan UMKM Indonesia khususnya pada fase New Normal saat ini. "Kami terus mendukung kebutuhan operasional pelaku UMKM. Saat ini penting mengikuti protokol kesehatan. Dengan transaksi digital, mereka bisa menjalankan aturan social dan physical distancing. Bahkan lebih mudah dalam penjualan online," ujar Arafat menambahkan.
Transaksi digital saat ini juga dibutuhkan industri kreatif rumahan. Salah satunya nasabah BNI, Inge yang merupakan pemilik usaha Rollicious Cake. ( Baca:Separuh dari 65 Juta UMKM Bisa Tumbang Akibat COVID-19 )
Dia mengaku sejak awal merebaknya Covid-19, dirinya merasa khawatir dengan kelangsungan usahanya yang mengalami kelesuan. Namun, justru ternyata usaha yang digelutinya semakin berkembang.
Menurutnya, pelaku usaha harus berinovasi mengikuti anjuran pemerintah dengan bertransaksi secara cashless. "Ini sangat realistis untuk dilakukan. Bahkan dapat mendongkrak penjualan," ujar Inge menjelaskan.
Lebih lanjut Inge mengatakan, pelaku usaha dapat menerapkan protokol kesehatan juga karena dukungan teknologi perbankan. Ini merupakan kombinasi yang baik untuk menjaga omzet penjualan, terlebih dengan kekhawatiran masyarakat dalam berbelanja dan bertransaksi seperti saat ini. Jadi wajar jika banyak sektor ekonomi yang terdampak.
"Di saat pandemi, BNI mendampingi pelaku UMKM seperti saya hingga sekarang masuk fase New Normal. Semoga pelaku usaha seperti saya terus didukung perbankan," ujarnya.
Direktur Bisnis UMKM BNI Tambok P. Setyawati menyampaikan data terkini relaksasi nasabah yang diberikan BNI hingga 25 Juni 2020. Tercatat perseroan telah memberikan relaksasi kepada sebanyak 184.759 debitur segmen mikro dan kecil. Para debitur tersebut memiliki total outstanding pinjaman sebesar Rp26,4 triliun yang dibantu fasilitas stimulus.
Dia mengaku pihaknya tidak hanya fokus menyalurkan KUR saja, namun juga akan terus membantu para nasabah UMKM agar tetap survive di tengah tekanan saat ini. "Kami di BNI berkomitmen memberikan stimulus bagi debitur terdampak Covid-19. Hal tersebut sesuai amanah pemerintah. Bentuknya beragam, seperti keringanan bunga, perpanjangan jangka waktu, dan penundaan angsuran pokok," ujar Tambok di Jakarta hari ini (27/6/2020).
Dalam mendukung pelaku UMKM di tengah New Normal, BNI juga memberikan nilai tambah pada mitra binaan. Selain pinjaman KUR, perseroan juga melengkapinya dengan transaksi digital, baik berupa pemberian EDC maupun LinkAja!.
Menurut Head of Region BNI Wilayah Jakarta Kota, Muhammad Arafat, dirinya mengakui BNI terus fokus memajukan UMKM Indonesia khususnya pada fase New Normal saat ini. "Kami terus mendukung kebutuhan operasional pelaku UMKM. Saat ini penting mengikuti protokol kesehatan. Dengan transaksi digital, mereka bisa menjalankan aturan social dan physical distancing. Bahkan lebih mudah dalam penjualan online," ujar Arafat menambahkan.
Transaksi digital saat ini juga dibutuhkan industri kreatif rumahan. Salah satunya nasabah BNI, Inge yang merupakan pemilik usaha Rollicious Cake. ( Baca:Separuh dari 65 Juta UMKM Bisa Tumbang Akibat COVID-19 )
Dia mengaku sejak awal merebaknya Covid-19, dirinya merasa khawatir dengan kelangsungan usahanya yang mengalami kelesuan. Namun, justru ternyata usaha yang digelutinya semakin berkembang.
Menurutnya, pelaku usaha harus berinovasi mengikuti anjuran pemerintah dengan bertransaksi secara cashless. "Ini sangat realistis untuk dilakukan. Bahkan dapat mendongkrak penjualan," ujar Inge menjelaskan.
Lebih lanjut Inge mengatakan, pelaku usaha dapat menerapkan protokol kesehatan juga karena dukungan teknologi perbankan. Ini merupakan kombinasi yang baik untuk menjaga omzet penjualan, terlebih dengan kekhawatiran masyarakat dalam berbelanja dan bertransaksi seperti saat ini. Jadi wajar jika banyak sektor ekonomi yang terdampak.
"Di saat pandemi, BNI mendampingi pelaku UMKM seperti saya hingga sekarang masuk fase New Normal. Semoga pelaku usaha seperti saya terus didukung perbankan," ujarnya.
(uka)
tulis komentar anda