Digandrungi Banyak Investor, Begini Asal Muasal Aset Kripto

Minggu, 24 Juli 2022 - 15:00 WIB
Kripto aset komoditas yang semakin banyak digandrungi investor. FOTO/dok.SINDOnews
JAKARTA - Mata uang kripto saat ini tengah menjadi aset komoditas yang banyak digandrungi para investor. Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga menyebut pertumbuhan nilai transaksi dan jumlah pelanggan aset kripto di Indonesia sangat luar biasa. Lantas, bagaimana asal muasal munculnya aset kripto?

Mengutip laporan Kementerian Perdagangan, konsep mata uang kripto muncul 1980-an, yaitu ketika seorang ilmuwan komputer dan matematikawan Amerika Serikat (AS) bernama David Chaum menemukan algoritma khusus yang kemudian menjadi dasar dari enkripsi website modern dan transfer mata uang elektronik saat ini.



Chaum kemudian mengembangkan penemuan hingga periode 1990-an dan melahirkan mata uang

digital yang bernama DigiCash, tetapi inovasi tersebut gagal berkembang. Pada tahun 1998, seorang insinyur perangkat lunak andal bernama Wei Dai menciptakan b-money. Namun sayangnya, b-money juga tidak berkembang.



Perkembangan mata wang kripto mencapai titik terang pada 2008. Pada tahun tersebut, Satoshi Nakamoto menerbitkan buku berjudul Bitcoin-A Peer to Peer Electronic Cash Sysyem Setahun kemudian, Nakamoto merilis perdana mata uang kripto bernama Bitcoin ke publik.

Pelepasan Bitcoin tersebut mendapat dukungan dari pelaku kriptografi. Tahun 2010, mulai bermunculan mata uang kripto lainnya. Sejak tahun 2022, harga mata uang kripto mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Hingga kini, mata uang kripto di Indonesia dikategorikan sebagai komoditas yang disebut dengan aset kripto. Perdagangan aset kripto diawasi oleh Bappebti dan terus mengalami perkembangan yang positif.



Jerry juga sempat mengatakan bahwa Kemdag saat ini tengah menyiapkan sejumlah hal untuk meluncurkan bursa kripto di Indonesia. Adapun tujuan dibuatnya bursa komoditas tersebut untuk melindungi masyarakat dalam jual beli aset kripto.
(nng)
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More