Wujudkan Eko-Eduwisata di Kawasan Konservasi Kabupaten Lebak
Senin, 25 Juli 2022 - 20:22 WIB
LEBAK - Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) menginisiasi program Flood Management in Selected River Basins (FMSRB) atau Pengelolaan Banjir di Daerah Aliran Sungai Terpilih di tiga wilayah di Provinsi Banten, yaitu di Serang, Pandeglang, dan Lebak.
Program FMSRB mencakup pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi, serta memberdayakan secara langsung kelompok tani dengan ditopang teknik budidaya yang benar.
"Program yang terletak di daerah aliran sungai (DAS) Cidanau, Ciujung, dan Cidurian ini bertujuan memperbaiki kondisi lahan pertanian untuk mengendalikan erosi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar.
Selain itu FMSRB juga bertujuan mengurangi limpasan melalui konservasi tanah dan air. Harapannya, program ini dapat meningkatkan pendapatan petani dalam pengelolaan DAS.
Salah satu wilayah terpilih untuk mengembangkan program FMSRB Dari Kementerian Pertanian adalah Kabupaten Lebak. Bupati Kabupaten Lebak, Iti Octavia Jayabaya, menyebutkan bahwa program dari Kementan ini penuh tantangan.
"Ini tugas berat karena kebiasaan masyarakat di Lebak ingin melihat dulu, baru kemudian ikut terlibat. Kita harus memberikan percontohan. Contohnya, di Citorek ada desa yang mengelola kebun stroberi, kita padukan dengan wisata alam pegunungan di sana. Pada 2016 masih terkendala pengelolaan kawasan hutan menjadi pertanian yang dikelola masyarakat," ucap Bupati yang pernah duduk di Komisi IV DPR-RI ini.
Kabupaten Lebak masuk kategori kabupaten tertinggal.Salah satu faktor penyebabnya ialah sedikitnya kepemilikan lahan oleh masyarakat, yaitu hanya seperempat hektare. Sebagian besar warga di Lebak pun bekerja sebagai buruh tani.
Dengan kehadiran program FMSRB diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lebak, khususnya para petani.
Perkembangan FMSRB dalam payung utama konservasi dan optimasi lahan saat ini berfokus pada eko-eduwisata. Konsep ekowisata dengan penambahan unsur edukasi merujuk pada kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran.
Program FMSRB mencakup pengembangan dan rehabilitasi jaringan irigasi, serta memberdayakan secara langsung kelompok tani dengan ditopang teknik budidaya yang benar.
"Program yang terletak di daerah aliran sungai (DAS) Cidanau, Ciujung, dan Cidurian ini bertujuan memperbaiki kondisi lahan pertanian untuk mengendalikan erosi," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat Yuniar.
Selain itu FMSRB juga bertujuan mengurangi limpasan melalui konservasi tanah dan air. Harapannya, program ini dapat meningkatkan pendapatan petani dalam pengelolaan DAS.
Salah satu wilayah terpilih untuk mengembangkan program FMSRB Dari Kementerian Pertanian adalah Kabupaten Lebak. Bupati Kabupaten Lebak, Iti Octavia Jayabaya, menyebutkan bahwa program dari Kementan ini penuh tantangan.
"Ini tugas berat karena kebiasaan masyarakat di Lebak ingin melihat dulu, baru kemudian ikut terlibat. Kita harus memberikan percontohan. Contohnya, di Citorek ada desa yang mengelola kebun stroberi, kita padukan dengan wisata alam pegunungan di sana. Pada 2016 masih terkendala pengelolaan kawasan hutan menjadi pertanian yang dikelola masyarakat," ucap Bupati yang pernah duduk di Komisi IV DPR-RI ini.
Kabupaten Lebak masuk kategori kabupaten tertinggal.Salah satu faktor penyebabnya ialah sedikitnya kepemilikan lahan oleh masyarakat, yaitu hanya seperempat hektare. Sebagian besar warga di Lebak pun bekerja sebagai buruh tani.
Dengan kehadiran program FMSRB diharapkan dapat menggenjot pertumbuhan perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lebak, khususnya para petani.
Perkembangan FMSRB dalam payung utama konservasi dan optimasi lahan saat ini berfokus pada eko-eduwisata. Konsep ekowisata dengan penambahan unsur edukasi merujuk pada kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal, serta aspek pembelajaran.
Lihat Juga :
tulis komentar anda