Terbebani Pita Cukai, Laba Bersih HM Sampoerna Anjlok 26,26% di Semester I 2022
Kamis, 28 Juli 2022 - 14:56 WIB
JAKARTA - PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan entitas anak usaha membukukan laba bersih senilai Rp3,04 triliun pada semester I 2022. Realisasi tersebut menyusut 26,26% dibandingkan posisi laba paruh pertama tahun lalu senilai Rp4,13 triliun.
Penurunan laba berlangsung saat emiten rokok tersebut mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 12,34% menjadi Rp53,50 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebanyak Rp47,62 triliun. Kontribusi terbesar pemasukan HMSP berasal dari penjualan rokok di tingkat domestik.
Adapun sigaret kretek mesin menjadi produk terlaris dengan porsi penjualan sebesar Rp35,67 triliun, sedangkan sigaret kretek tangan memberi pemasukan Rp12,20 triliun. Sigaret putih mesin menyerap pemasukan sebanyak Rp4,60 triliun, disusul sigaret putih tangan sebesar Rp357,40 miliar. Sementara itu, sigaret kelembak kemenyan memberi pemasukan sebesar Rp349,12 miliar.
Penjualan di pasar ekspor memberi pemasukan perseroan sebesar Rp103,54 miliar, lebih tinggi dari posisi ekspor pada separuh pertama tahun lalu senilai Rp73,87 miliar.
Performa keuangan periode ini membuat laba per saham dasar HMSP turun menjadi Rp26, dari sebelumnya Rp36. Demikian laporan keuangan HMSP di keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/7/2022).
Seiring adanya peningkatan penjualan, beban pokok HMSP ikut terdongkrak naik 17,35% menjadi Rp45,52 triliun. Pos beban terbesar datang dari pita cukai senilai Rp36,71 triliun, membengkak 19,76% dibandingkan semester pertama tahun lalu senilai Rp30,65 triliun.
Biaya bahan baku juga membengkak menjadi Rp4,00 triliun, dari semula Rp3,79 triliun, sejalan dengan peningkatan biaya gaji, upah, dan manfaat karyawan total mencapai Rp2,43 triliun.
Dari sisi neraca, total aset HMSP menyusut 19,95% menjadi Rp42,49 triliun, dibandingkan akhir 2021 sebanyak Rp53,09 triliun. Ini terjadi akibat adanya penurunan kewajiban pembayaran utang atau liabilitas HMSP sebesar 26,07% menjadi Rp17,66 triliun, dan penurunan modal/ekuitas sebanyak 14,93% menjadi Rp24,83 triliun.
Penurunan laba berlangsung saat emiten rokok tersebut mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 12,34% menjadi Rp53,50 triliun, dari periode yang sama tahun lalu sebanyak Rp47,62 triliun. Kontribusi terbesar pemasukan HMSP berasal dari penjualan rokok di tingkat domestik.
Adapun sigaret kretek mesin menjadi produk terlaris dengan porsi penjualan sebesar Rp35,67 triliun, sedangkan sigaret kretek tangan memberi pemasukan Rp12,20 triliun. Sigaret putih mesin menyerap pemasukan sebanyak Rp4,60 triliun, disusul sigaret putih tangan sebesar Rp357,40 miliar. Sementara itu, sigaret kelembak kemenyan memberi pemasukan sebesar Rp349,12 miliar.
Baca Juga
Penjualan di pasar ekspor memberi pemasukan perseroan sebesar Rp103,54 miliar, lebih tinggi dari posisi ekspor pada separuh pertama tahun lalu senilai Rp73,87 miliar.
Performa keuangan periode ini membuat laba per saham dasar HMSP turun menjadi Rp26, dari sebelumnya Rp36. Demikian laporan keuangan HMSP di keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (28/7/2022).
Seiring adanya peningkatan penjualan, beban pokok HMSP ikut terdongkrak naik 17,35% menjadi Rp45,52 triliun. Pos beban terbesar datang dari pita cukai senilai Rp36,71 triliun, membengkak 19,76% dibandingkan semester pertama tahun lalu senilai Rp30,65 triliun.
Biaya bahan baku juga membengkak menjadi Rp4,00 triliun, dari semula Rp3,79 triliun, sejalan dengan peningkatan biaya gaji, upah, dan manfaat karyawan total mencapai Rp2,43 triliun.
Dari sisi neraca, total aset HMSP menyusut 19,95% menjadi Rp42,49 triliun, dibandingkan akhir 2021 sebanyak Rp53,09 triliun. Ini terjadi akibat adanya penurunan kewajiban pembayaran utang atau liabilitas HMSP sebesar 26,07% menjadi Rp17,66 triliun, dan penurunan modal/ekuitas sebanyak 14,93% menjadi Rp24,83 triliun.
(nng)
tulis komentar anda