Daya Beli Masyarakat Akan Pengaruhi Pergerakan Bursa Saham

Senin, 29 Juni 2020 - 07:07 WIB
Daya beli masyarakat akan mempengaruhi pergerakan bursa saham. Foto/SINDOnews/Yorri Farli
JAKARTA - Pengamat pasar modal dan juga Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee mengatakan situasi global masih akan mempengaruhi bursa saham dunia, termasuk di Indonesia. Pasalnya, IMF memproyeksikan ekonomi dunia memasuki periode resesi imbas pandemi Covid-19. Sehingga diperlukan lebih banyak stimulus untuk menggairahkan ekonomi.

International Monetary Fund (IMF) memangkas prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi -03% di tahun ini, dari sebelumnya 0,5%. Dampak Covid-19 membuat proyeksi ekonomi Indonesia menurun tetapi jauh lebih baik dari negara-negara lain di dunia.

Prospek ekonomi tersebut akan mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), terutama masalah daya beli masyarakat. Ini akan berpengaruh terhadap kepercayaan diri investor asing di pasar modal domestik.



"Data soal pengangguran belum bisa membalikkan kepercayaan meski aktivitas ekonomi sudah kembali dibuka. Saat ini yang diperlukan adalah mengembalikan daya beli masyarakat. Karena sudah banyak pengusaha melakukan PHK, dan ini berdampak pada melemahnya daya beli. Pasar memerlukan konfirmasi atas daya beli dan perbaikan data ekonomi setelah pembukaan kembali aktivitas ekonomi," terang Hans Kwee di Jakarta, Minggu (28/6/2020).

Kabar baiknya, pemerintah telah memutuskan menempatkan uang negara Rp30 triliun di empat bank milik negara (Himbara) yang sebelumnya ditempatkan di Bank Indonesia. "Ini merupakan sentimen positif karena memperkuat perbankan nasional," katanya.

Sentimen dari luar negeri, IHSG akan dipengaruhi oleh memanasnya kembali perang dagang Amerika Serikat dan Republik Rakyat China. Negeri Tirai Bambu sudah memperingatkan bahwa "campur tangan" AS di Hong Kong dan Taiwan, dapat membuat Beijing mundur dari komitmennya untuk membeli barang pertanian AS.

"Saya melihat ini merupakan strategi tawar menawar antar negara untuk mendapatkan keuntungan perdagangan. Tetapi berita ini negatif bagi pasar keuangan dunia," sambungnya.

Masalah perang dagang dan lonjakan kembali kasus Covid-19 di AS dan Jerman, kemungkinan ditindaklanjuti dengan kebijakan lockdown kembali, yang membuat pasar lagi-lagi khawatir. Jika terjadi lockdown kembali maka pasar akan menghadapi lebih banyak risiko pelemahan di jangka pendek.

"Pelaku pasar merespons negatif kebijakan lockdown pada sektor bisnis di beberapa negara bagian di Amerika Serikat setelah terjadi lonjakan kasus infeksi Covid-19. Kami berpendapat lockdown parsial di negara bagian AS punya dampak lebih kecil ke ekonomi dibandingkan lockdown nasional yang dilakukan pada April dan Mei lalu," katanya.

Sehingga, sambung Hans, pasar menanti stimulus besar-besaran dari Uni Eropa yang diperkirakan bakal disepakati bulan Juli depan.

Hans menganalisa IHSG berpeluang berada di konsolidasi melemah, dengan level support di 4.821 sampai 4.712, dengan resistance di level 4.977 sampai 5.018.
(bon)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More