Menguak 3 Alasan IMF Melukiskan Gambaran Suram Ekonomi Global di Sisa 2022
Minggu, 31 Juli 2022 - 19:48 WIB
Masalah rantai pasokan, bagaimanapun menyebabkan harga barang-barang meroket. Bagi rata-rata orang Amerika, harga yang lebih tinggi berarti menekan daya beli dalam memenuhi kebutuhan dan barang karena banyak yang terpaksa mengurangi pengeluaran mereka.
"Cara kerja inflasi di sini adalah mengikis daya beli bagi konsumen dan rumah tangga, jadi itu mengarah pada lebih sedikit permintaan," kata Gourinchas.
"Selain itu juga mempengaruhi pandangan mereka tentang prospek, dimana meningkatkan ketidakpastian, dan itu dapat menumbuhkan kekhawatiran bahwa masa depan mungkin menjadi kurang pasti, kurang aman," bebernya.
Sebagai tanggapan, Federal Reserve (Bank Sentral AS atau The Fed) dan bank sentral lainnya telah memperketat kebijakan moneter saat suku bunga menyentuh rekor tertinggi. Namun menurut Gourinchas, pengetatan itu juga akan memperlambat aktivitas ekonomi.
Faktor Internasional
Konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina — dan dampaknya berkelanjutan terhadap negara-negara Eropa yang bergantung pada energi Rusia — juga memiliki pengaruh besar pada perkiraan pertumbuhan untuk Eropa.
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa akan melambat menjadi sekitar 1,2% terutama untuk tahun 2023.
"Kami juga menandai bahwa ada risiko penting terhadap sisi negatif terkait dengan pasokan gas dari Rusia ke kawasan Euro," kata Gourinchas.
"Dan jika kita berada dalam skenario di mana aliran gas Rusia ke Eropa itu sepenuhnya dimatikan, maka akan ada revisi ke bawah," jelasnya.
Jika benar Rusia mematikan pasokan gas ke benua biru secara penuh, maka akan melumpuhkan sekitar 0,8% aktivitas ekonomi di daerah tersebut. China juga memainkan peran utama dalam perkiraan pertumbuhan global yang direvisi IMF.
"Cara kerja inflasi di sini adalah mengikis daya beli bagi konsumen dan rumah tangga, jadi itu mengarah pada lebih sedikit permintaan," kata Gourinchas.
"Selain itu juga mempengaruhi pandangan mereka tentang prospek, dimana meningkatkan ketidakpastian, dan itu dapat menumbuhkan kekhawatiran bahwa masa depan mungkin menjadi kurang pasti, kurang aman," bebernya.
Sebagai tanggapan, Federal Reserve (Bank Sentral AS atau The Fed) dan bank sentral lainnya telah memperketat kebijakan moneter saat suku bunga menyentuh rekor tertinggi. Namun menurut Gourinchas, pengetatan itu juga akan memperlambat aktivitas ekonomi.
Faktor Internasional
Konflik yang sedang berlangsung antara Rusia dan Ukraina — dan dampaknya berkelanjutan terhadap negara-negara Eropa yang bergantung pada energi Rusia — juga memiliki pengaruh besar pada perkiraan pertumbuhan untuk Eropa.
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kawasan Eropa akan melambat menjadi sekitar 1,2% terutama untuk tahun 2023.
"Kami juga menandai bahwa ada risiko penting terhadap sisi negatif terkait dengan pasokan gas dari Rusia ke kawasan Euro," kata Gourinchas.
"Dan jika kita berada dalam skenario di mana aliran gas Rusia ke Eropa itu sepenuhnya dimatikan, maka akan ada revisi ke bawah," jelasnya.
Jika benar Rusia mematikan pasokan gas ke benua biru secara penuh, maka akan melumpuhkan sekitar 0,8% aktivitas ekonomi di daerah tersebut. China juga memainkan peran utama dalam perkiraan pertumbuhan global yang direvisi IMF.
Lihat Juga :
tulis komentar anda