Simalakama Kereta Cepat Jakarta Bandung: Maju Kena, Mundur Kena!
Selasa, 02 Agustus 2022 - 16:40 WIB
JAKARTA - Pembangunan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ( KCJB ) kembali menuai sorotan publik usai Pemerintah China meminta Indonesia menanggung kelebihan beban biaya pembangunan infrastruktur transportasi tersebut.
Pengamat transportasi Darmaningtyas mengatakan, pembangunan KCJB seperti serba-salah. Kalau dilanjutkan akan menanggung kelebihan biaya, mundur pun tidak mungkin karena konstruksi fisik sudah terlanjur dikerjakan.
"Seperti film Warkop yang berjudul Maju Kena Mundur Kena, demikian pula pembangunan KCJB, maju kena mundur kena. Kalau terus maju, kita tahu ada masalah pembengkaan biaya, tapi mundur juga tidak mungkin karena lebih dari Rp80 triliun sudah diinvestasikan di sana," ujar Darmaningtyas saat dihubungi MNC Portal, Senin (2/8/2022).
Namun demikian Darmaningtyas mengatakan satu-satunya langkah yang bisa diambil adalah tetap melanjutkan pembangunan proyek tersebut, namun meminimalisasi beban yang bakal ditanggung negara.
"Pemerintah harus konsisten dalam membangun infrastruktur transportasi. Kalau ke depan KA cepat dianggap sebagai pilihan yang rasional, maka sebaiknya pembangunan jalan tol yang beririsan dengan jalur KA Cepat tidak dilakukan," sambungnya.
Sebab menurut Darmaningtyas, apabila pembangunan jalan tol itu beririsan dengan jalur KA cepat, tentu akan membunuh KA cepat itu sendiri. Jumlah penumpang bakal terpangkas ketika akses tol lebih mudah dan efisien.
Seperti diketahui saat ini Kementerian PUPR tengah menggarap ruas tol Jakarta Cikampek (Japek) II Selatan yang digadang-gadang bakal memangkas waktu tempuh dari Jakarta ke Bandung. Bahkan waktu tempuh menggunakan tol tersebut yang nantinya bakal dimulai dari Jatiasih dan keluar di Sadang dan meneruskan ke Bandung diklaim hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam saja.
Menurutnya ke depan memang dibutuhkan alat mobilitas manusia yang serba-cepat dan efisien, di sini kehadiran KCJB bakal kompetitif dengan pembangunan infrastruktur lainnya.
"Menghadapi generasi muda yang menghendaki pergerakan serbacepat, maka pembangunan infrastruktur KA cepat menjadi penting. 50 tahun ke depan mungkin kebutuhan infrastruktur KA cepat itu sudah tinggi," kata Darmaningtyas.
Darmaningtyas melanjutkan, KA cepat dibangun untuk masa yang panjang, bukan untuk masa yang pendek. Kalau kita terjebak dalam pandangan kekinian, maka akan pusing sendiri memikirkan pembengkakakn anggaran KCJB.
Pengamat transportasi Darmaningtyas mengatakan, pembangunan KCJB seperti serba-salah. Kalau dilanjutkan akan menanggung kelebihan biaya, mundur pun tidak mungkin karena konstruksi fisik sudah terlanjur dikerjakan.
"Seperti film Warkop yang berjudul Maju Kena Mundur Kena, demikian pula pembangunan KCJB, maju kena mundur kena. Kalau terus maju, kita tahu ada masalah pembengkaan biaya, tapi mundur juga tidak mungkin karena lebih dari Rp80 triliun sudah diinvestasikan di sana," ujar Darmaningtyas saat dihubungi MNC Portal, Senin (2/8/2022).
Namun demikian Darmaningtyas mengatakan satu-satunya langkah yang bisa diambil adalah tetap melanjutkan pembangunan proyek tersebut, namun meminimalisasi beban yang bakal ditanggung negara.
"Pemerintah harus konsisten dalam membangun infrastruktur transportasi. Kalau ke depan KA cepat dianggap sebagai pilihan yang rasional, maka sebaiknya pembangunan jalan tol yang beririsan dengan jalur KA Cepat tidak dilakukan," sambungnya.
Sebab menurut Darmaningtyas, apabila pembangunan jalan tol itu beririsan dengan jalur KA cepat, tentu akan membunuh KA cepat itu sendiri. Jumlah penumpang bakal terpangkas ketika akses tol lebih mudah dan efisien.
Seperti diketahui saat ini Kementerian PUPR tengah menggarap ruas tol Jakarta Cikampek (Japek) II Selatan yang digadang-gadang bakal memangkas waktu tempuh dari Jakarta ke Bandung. Bahkan waktu tempuh menggunakan tol tersebut yang nantinya bakal dimulai dari Jatiasih dan keluar di Sadang dan meneruskan ke Bandung diklaim hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam saja.
Menurutnya ke depan memang dibutuhkan alat mobilitas manusia yang serba-cepat dan efisien, di sini kehadiran KCJB bakal kompetitif dengan pembangunan infrastruktur lainnya.
"Menghadapi generasi muda yang menghendaki pergerakan serbacepat, maka pembangunan infrastruktur KA cepat menjadi penting. 50 tahun ke depan mungkin kebutuhan infrastruktur KA cepat itu sudah tinggi," kata Darmaningtyas.
Darmaningtyas melanjutkan, KA cepat dibangun untuk masa yang panjang, bukan untuk masa yang pendek. Kalau kita terjebak dalam pandangan kekinian, maka akan pusing sendiri memikirkan pembengkakakn anggaran KCJB.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda