Bisa Jadi Pengganti Gandum, Tepung Sorgum Bisa Dipasarkan sebagai Produk Premium
Kamis, 04 Agustus 2022 - 23:21 WIB
JAKARTA - Pemerintah mendorong peningkatan produksi sorgum dan mengupayakan agar hasil produksinya bisa diserap oleh offtaker atau pembeli dari industri terkait.
Untuk diketahui, sorgum merupakan tanaman serbaguna yang bijinya bermanfaat sebagai bahan pangan, pakan ternak, hingga bahan baku energi biodiesel
Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut sudah ada 8 industri kecil dan menengah sebagai offtaker sorgum, di mana mereka selama ini sudah menjadi pasar tradisional bagi produk sorgum. Dengan kondisi saat ini yang lahannya masih 4.355 hektare, tentunya produksi sorgum saat ini masih terbatas.
"Oleh karena itu, industri offtaker saat ini adalah makanan dan minuman, di mana produk sorgum sendiri bersifat gluten free. Untuk membuat tepung sorgum itu, rasionya butuh 4 kali, kalau panen harga sorgum Rp13.000, kalau dikali 4 tentu sekitar Rp52.000-an sehingga harga tepung sorgumnya bisa menyentuh Rp50.000-70.000," kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Saat ini, sambung dia, tepung singkong harganya Rp9.000 dan sagu juga di sekitar Rp9.000, sementara terigu berada di kisaran Rp12.000 per kg. Tentunya, tepung sorgum yang bersifat gluten free membuat produk ini menjadi premium di pasar.
"Offtaker dari industrinya juga akan dibangun sesuai dengan jumlah lahan yang diperluas. Tahap pertama targetnya 30.000 ton di NTB dan NTT, setelah itu baru ditingkatkan menjadi 100.000 ton. Baru industrinya kita eskalasi lagi," paparnya.
Airlangga menjelaskan bahwa saat ini produksi sorgum di Indonesia masih tergolong rendah. Padaha,l tanaman tersebut diyakini mampu menjadi komoditas pengganti tanaman lainnya, seperti jagung dalam bahan baku pembuatan pakan ternak, dan bisa juga dijadikan bioetanol.
Selain itu, sorgum juga bisa menjadi alternatif pengganti gandum yang saat ini mengalami permasalahan di dunia. Menurut Airlangga, sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan pelarangan ekspor gandum, antara lain Kazakhstan, India, Afganistan, Serbia, hingga Ukraina.
Lihat Juga: Lewat AZEC, Indonesia akan Percepat Transisi Energi Sekaligus Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Untuk diketahui, sorgum merupakan tanaman serbaguna yang bijinya bermanfaat sebagai bahan pangan, pakan ternak, hingga bahan baku energi biodiesel
Menteri Koordinator (Menko) bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut sudah ada 8 industri kecil dan menengah sebagai offtaker sorgum, di mana mereka selama ini sudah menjadi pasar tradisional bagi produk sorgum. Dengan kondisi saat ini yang lahannya masih 4.355 hektare, tentunya produksi sorgum saat ini masih terbatas.
"Oleh karena itu, industri offtaker saat ini adalah makanan dan minuman, di mana produk sorgum sendiri bersifat gluten free. Untuk membuat tepung sorgum itu, rasionya butuh 4 kali, kalau panen harga sorgum Rp13.000, kalau dikali 4 tentu sekitar Rp52.000-an sehingga harga tepung sorgumnya bisa menyentuh Rp50.000-70.000," kata Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (4/8/2022).
Saat ini, sambung dia, tepung singkong harganya Rp9.000 dan sagu juga di sekitar Rp9.000, sementara terigu berada di kisaran Rp12.000 per kg. Tentunya, tepung sorgum yang bersifat gluten free membuat produk ini menjadi premium di pasar.
"Offtaker dari industrinya juga akan dibangun sesuai dengan jumlah lahan yang diperluas. Tahap pertama targetnya 30.000 ton di NTB dan NTT, setelah itu baru ditingkatkan menjadi 100.000 ton. Baru industrinya kita eskalasi lagi," paparnya.
Airlangga menjelaskan bahwa saat ini produksi sorgum di Indonesia masih tergolong rendah. Padaha,l tanaman tersebut diyakini mampu menjadi komoditas pengganti tanaman lainnya, seperti jagung dalam bahan baku pembuatan pakan ternak, dan bisa juga dijadikan bioetanol.
Selain itu, sorgum juga bisa menjadi alternatif pengganti gandum yang saat ini mengalami permasalahan di dunia. Menurut Airlangga, sejumlah negara telah mengeluarkan kebijakan pelarangan ekspor gandum, antara lain Kazakhstan, India, Afganistan, Serbia, hingga Ukraina.
Lihat Juga: Lewat AZEC, Indonesia akan Percepat Transisi Energi Sekaligus Dorong Pertumbuhan Ekonomi
(ind)
tulis komentar anda