Gotong-royong Membangun Masa Depan Investasi Hijau di Indonesia
Selasa, 09 Agustus 2022 - 18:43 WIB
Sehingga berharap agar seluruh pemangku kepentingan mendorong penerapan aspek berkelanjutan dan bersedia memberikan insentif bagi sektor yang perencanaan pembangunannya memiliki tujuan berkelanjutan (Sustainable Development Goals(SDGs)).
Chief Financial Officer PT Sarana Multi Infrastructure, Darwin T. Djajawinata mengungkapkan, taksonomi hijau dan biru akan membantu dalam arah pendanaan berkelanjutan. Di awal penerapannya akan dilihat sebagai skema tambahan oleh sektor pendanaan yang bergantung kepada fasilitas yang akan diterima serta risikonya.
Maka, pembentukan prinsip berkelanjutan itu harus lebih diperhatikan. Darwin mengukuhkan bahwa mengembangkan sistem pembangunan berkelanjutan di Indonesia perlu konsistensi, inovasi, dan pantang menyerah.
Direktur eksekutif Filantropi Indonesia, Gusman Yahya menutup diskusi dengan menegaskan, bahwa Lembaga keuangan dan investor kini mulai mempertimbangkan ESG sebagai jembatan yang efektif untuk mencapai SDGs. Mekanisme pendanaan dan investasi berbasis lingkungan, pemanfaatan green financing sebagai solusi alternatif untuk mencapai SGDs di tingkat kabupaten dan nasional.
"Untuk itu diperlukan gotong-royong antar-pihak dan sinkronisasi lintas sektor, dunia usaha, filantropi, regulator untuk menyambut momentum pencapaian target pembangunan Indonesia dan Agenda Iklim seperti yang didorong pada konferensi G-20 tahun ini," ungkap Gusman.
Chief Financial Officer PT Sarana Multi Infrastructure, Darwin T. Djajawinata mengungkapkan, taksonomi hijau dan biru akan membantu dalam arah pendanaan berkelanjutan. Di awal penerapannya akan dilihat sebagai skema tambahan oleh sektor pendanaan yang bergantung kepada fasilitas yang akan diterima serta risikonya.
Maka, pembentukan prinsip berkelanjutan itu harus lebih diperhatikan. Darwin mengukuhkan bahwa mengembangkan sistem pembangunan berkelanjutan di Indonesia perlu konsistensi, inovasi, dan pantang menyerah.
Direktur eksekutif Filantropi Indonesia, Gusman Yahya menutup diskusi dengan menegaskan, bahwa Lembaga keuangan dan investor kini mulai mempertimbangkan ESG sebagai jembatan yang efektif untuk mencapai SDGs. Mekanisme pendanaan dan investasi berbasis lingkungan, pemanfaatan green financing sebagai solusi alternatif untuk mencapai SGDs di tingkat kabupaten dan nasional.
"Untuk itu diperlukan gotong-royong antar-pihak dan sinkronisasi lintas sektor, dunia usaha, filantropi, regulator untuk menyambut momentum pencapaian target pembangunan Indonesia dan Agenda Iklim seperti yang didorong pada konferensi G-20 tahun ini," ungkap Gusman.
(akr)
tulis komentar anda