Digital Startup Lifepack Kantongi Pendanaan USD7 Juta dari Golden Gate Ventures
Kamis, 11 Agustus 2022 - 20:38 WIB
Kedua faktor utama tersebut pada akhirnya mendukung pertumbuhan pesat Lifepack, diikuti dengan faktor kalangan anak muda kelas menengah Indonesia yang sudah melek digital. Lifepack berhasil mendirikan apotek warehouse di Jakarta dan Surabaya dengan cakupan yang luas, yang menyediakan pengiriman obat gratis ke seluruh Indonesia.
Cabang ketiga Lifepack yang berlokasi di Bandung segera diresmikan, dan beberapa waktu ke depan akan ada 7 cabang lagi di kota-kota besar akan dibuka secara bertahap tentunya didukung dengan suntikan dana yang baru didapatkan.
Permodelan apotek warehouse Lifepack memungkinkan ketersediaan stok dan inventoris yang terpusat, sehingga memungkinkan ketersediaan obat yang sangat lengkap dan cakupan yang luas. Lifepack didirikan oleh chairman John Kwari dan CEO Natali Ardianto, dan telah menjadi pemain tangguh di sektor farmasi online dengan mengawinkan dua nama besar John & Natali.
(Baca juga:Produksi Vaksin, Kerja Sama Jaringan Perusahaan Farmasi Jadi Prioritas)
Sebagai senior di bisnis farmasi, John berasal dari keluarga yang sudah berkecimpung di sektor farmasi dan sukses selama empat dekade, yang mendirikan beberapa apotek di Kanada.
Sedangkan, Natali Ardianto adalah nama yang juga sudah tidak asing di kalangan pengusaha rintisan di Indonesia, setelah sukses mendirikan empat perusahaan dan dua telah diakuisisi. Posisi Natali sebagai salah satu pemeran utama yang membangun strategi teknologi dan mengubah model pertumbuhan bisnis tidak lagi diragukan.
John Kwari mengatakan industri farmasi Indonesia saat ini sangat terfragmentasi jaringan distributor yang kompleks dan apotek kesulitan melengkapi ketersediaan dan kelengkapan obatnya. Tidak jarang pasien harus mengunjungi banyak apotek yang berbeda untuk menebus resepnya.
Situasi ini makin sulit untuk pasien dengan penyakit kronis. “Di sinilah Lifepack akan mentransformasi layanan kesehatan dengan menghadirkan kelengkapan obat bagi pasien di seluruh Indonesia dengan harga kompetitif, kapan pun, di manapun.” papar John Kwari.
CEO Natali Ardianto juga menjelaskan saat ini Indonesia sudah berada di awal revolusi layanan kesehatan berbasis teknologi. Kurang dari dua tahun, masyarakat sudah merubah kebiasaannya hingga 180 derajat, di mana semua hal terkait kesehatan dapat diakses melalui ponsel.
“Lifepack akan memimpin revolusi apotek tersebut dan menciptakan layanan omnichannel – sebagai satu destinasi kesehatan untuk pasien dan tenaga medis profesional agar mendapatkan layanan kesehatan yang prima,” kata Natali.
Cabang ketiga Lifepack yang berlokasi di Bandung segera diresmikan, dan beberapa waktu ke depan akan ada 7 cabang lagi di kota-kota besar akan dibuka secara bertahap tentunya didukung dengan suntikan dana yang baru didapatkan.
Permodelan apotek warehouse Lifepack memungkinkan ketersediaan stok dan inventoris yang terpusat, sehingga memungkinkan ketersediaan obat yang sangat lengkap dan cakupan yang luas. Lifepack didirikan oleh chairman John Kwari dan CEO Natali Ardianto, dan telah menjadi pemain tangguh di sektor farmasi online dengan mengawinkan dua nama besar John & Natali.
(Baca juga:Produksi Vaksin, Kerja Sama Jaringan Perusahaan Farmasi Jadi Prioritas)
Sebagai senior di bisnis farmasi, John berasal dari keluarga yang sudah berkecimpung di sektor farmasi dan sukses selama empat dekade, yang mendirikan beberapa apotek di Kanada.
Sedangkan, Natali Ardianto adalah nama yang juga sudah tidak asing di kalangan pengusaha rintisan di Indonesia, setelah sukses mendirikan empat perusahaan dan dua telah diakuisisi. Posisi Natali sebagai salah satu pemeran utama yang membangun strategi teknologi dan mengubah model pertumbuhan bisnis tidak lagi diragukan.
John Kwari mengatakan industri farmasi Indonesia saat ini sangat terfragmentasi jaringan distributor yang kompleks dan apotek kesulitan melengkapi ketersediaan dan kelengkapan obatnya. Tidak jarang pasien harus mengunjungi banyak apotek yang berbeda untuk menebus resepnya.
Situasi ini makin sulit untuk pasien dengan penyakit kronis. “Di sinilah Lifepack akan mentransformasi layanan kesehatan dengan menghadirkan kelengkapan obat bagi pasien di seluruh Indonesia dengan harga kompetitif, kapan pun, di manapun.” papar John Kwari.
CEO Natali Ardianto juga menjelaskan saat ini Indonesia sudah berada di awal revolusi layanan kesehatan berbasis teknologi. Kurang dari dua tahun, masyarakat sudah merubah kebiasaannya hingga 180 derajat, di mana semua hal terkait kesehatan dapat diakses melalui ponsel.
“Lifepack akan memimpin revolusi apotek tersebut dan menciptakan layanan omnichannel – sebagai satu destinasi kesehatan untuk pasien dan tenaga medis profesional agar mendapatkan layanan kesehatan yang prima,” kata Natali.
Lihat Juga :
tulis komentar anda