Wall Street Lesu Terbebani Data Ekonomi China, 3 Indeks Dibuka Melemah
Senin, 15 Agustus 2022 - 21:32 WIB
JAKARTA - Tiga indeks acuan Wall Street hari ini dibuka melemah pada perdagangan Senin (15/8). Pasar modal Amerika Serikat (AS) terlihat lesu membaca data ekonomi global, khususnya China yang baru saja memangkas suku bunga untuk menggenjot pertumbuhan.
Berdasarkan data perdagangan, Dow Jones Industrial Average (DJI) melemah 0,47% di 33.601,62, S&P 500 (SPX) dibuka lebih rendah 0,48%, di 4.259,78, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) koreksi 0,20% di 13.020,53.
Saham raksasa e-commerce China Alibaba Group Holding Ltd yang terdaftar di AS, dan perusahaan internet Baidu Inc masing-masing turun lebih dari 1% dalam perdagangan pre-market.
Tiga saham yang memimpin top gainers adalah Moderna 2,46%, Illumina 2,81%, dan Gap 3,20%. Sedangkan top losers ditempati oleh APA Corp 6,34%Halliburton 5,75%, dan Freeport-McMoran 5,40%.
Di tengah minimnya sentimen di tingkat domestik, para pelaku pasar modal di Negeri Paman Sam terus mengamati perkembangan ekonomi China sebagai negara terbesar kedua dunia yang baru saja merilis sejumlah data ekonomi. Demikian dikutip dari Reuters, Senin (15/8/2022).
Bank sentral China telah memangkas suku bunga pinjaman utama demi menghidupkan kembali permintaan kredit yang sempat lesu akibat melemahnya aktivitas industri dan ritel yang tertekan oleh kebijakan nol-Covid Beijing.
People's Bank of China (PBOC) menurunkan suku bunga pinjaman untuk fasilitas jangka menengah (medium-term lending facility/MLF) sebesar 10 basis poin (bps) dari 2,85% menjadi 2,75%. Adapun suku bunga reverse repo dan suku bunga acuan juga terpangkas dari 2,1% menjadi 2%.
Sebelumnya, Wall Street telah mengalami reli selama beberapa minggu terakhir, di mana S&P 500 dan Nasdaq membukukan kenaikan empat minggu beruntun pada Jumat (12/8).
Hal itu dipicu ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve atau The Fed akan mengakhiri kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.
Berdasarkan data perdagangan, Dow Jones Industrial Average (DJI) melemah 0,47% di 33.601,62, S&P 500 (SPX) dibuka lebih rendah 0,48%, di 4.259,78, sedangkan Nasdaq Composite (IXIC) koreksi 0,20% di 13.020,53.
Saham raksasa e-commerce China Alibaba Group Holding Ltd yang terdaftar di AS, dan perusahaan internet Baidu Inc masing-masing turun lebih dari 1% dalam perdagangan pre-market.
Tiga saham yang memimpin top gainers adalah Moderna 2,46%, Illumina 2,81%, dan Gap 3,20%. Sedangkan top losers ditempati oleh APA Corp 6,34%Halliburton 5,75%, dan Freeport-McMoran 5,40%.
Di tengah minimnya sentimen di tingkat domestik, para pelaku pasar modal di Negeri Paman Sam terus mengamati perkembangan ekonomi China sebagai negara terbesar kedua dunia yang baru saja merilis sejumlah data ekonomi. Demikian dikutip dari Reuters, Senin (15/8/2022).
Bank sentral China telah memangkas suku bunga pinjaman utama demi menghidupkan kembali permintaan kredit yang sempat lesu akibat melemahnya aktivitas industri dan ritel yang tertekan oleh kebijakan nol-Covid Beijing.
People's Bank of China (PBOC) menurunkan suku bunga pinjaman untuk fasilitas jangka menengah (medium-term lending facility/MLF) sebesar 10 basis poin (bps) dari 2,85% menjadi 2,75%. Adapun suku bunga reverse repo dan suku bunga acuan juga terpangkas dari 2,1% menjadi 2%.
Sebelumnya, Wall Street telah mengalami reli selama beberapa minggu terakhir, di mana S&P 500 dan Nasdaq membukukan kenaikan empat minggu beruntun pada Jumat (12/8).
Hal itu dipicu ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve atau The Fed akan mengakhiri kenaikan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.
(ind)
tulis komentar anda