Pendapatan Lippo Karawaci Naik Tipis Tembus Rp3,1 Triliun
Selasa, 30 Juni 2020 - 14:18 WIB
John menuturkan, LPKR membukukan laba bruto sebesar Rp1,33 triliun di kuartal I 2020 dibandingkan dengan Rp1,24 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Sementara EBITDA LPKR di kuartal I 2020 meningkat 50,4% menjadi Rp705 miliar dari Rp469 miliar di kuartal I 2019.
"Sementara itu, kami harus melakukan penyesuaian dengan adanya adopsi PSAK 73 baru-baru ini. PSAK 73 menyebabkan perubahan dari Beban Sewa ke Biaya Bunga, sehingga EBITDA tampak menjadi lebih tinggi," tegas John.
Dampaknya, lanjut dia, sebesar Rp128 miliar yang menyiratkan normalisasi EBITDA sebesar Rp577 miliar, atau naik 23%. Real Estate Development memimpin pertumbuhan EBITDA, dengan meningkat 108% menjadi Rp148 miliar. Disamping itu, Siloam membukukan pertumbuhan EBITDA yang kuat sebesar 31,3% menjadi Rp304 miliar.
Secara keseluruhan marjin EBITDA telah membaik menjadi 23% di kuartal I 2020 dari 16% di kuartal I 2019. "Namun, sesuai dengan kebijakan akuntansi mark to market, kami mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp2,39 triliun pada kuartal I 2020, karena rupiah terdepresiasi terhadap USD," jelasnya.
Hingga kuartal I 2020 LPKR melaporkan rugi bersih konsolidasian Rp2,12 triliun, dibandingkan dengan laba bersih Rp50 miliar pada periode sama tahun lalu. "Melihat perkembangan nilai tukar saat ini, kami perkirakan akan adanya penyesuaian selisih kurs yang menguntungkan di kuartal II 2020 sesuai dengan kebijakan akuntansi mark to market," tegas John.
Menurut John, pada kuartal I 2020, Lippo Karawaci terus menunjukkan kemajuan pada rencana transformasinya. Pra Penjualan mencapai Rp703 miliar atau 28% dari target tahun 2020 sebesar Rp2,5 triliun."Lebih penting lagi, pra penjualan kami didorong oleh peluncuran Waterfront Estates di Cikarang yang sangat sukses," katanya.
Selanjutnya, pada semester II 2020, John mengaku perseroan akan meluncurkan proyek perumahan tapak baru di Lippo Village Karawaci, yang menyasar segmen kelas menengah dengan harga yang sangat menarik. "Pada masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, kami akan terus berhati-hati dalam mengelola arus kas dan tetap fokus pada keunggulan operasional di bisnis core, properti, dan healthcare," pungkasnya.
"Sementara itu, kami harus melakukan penyesuaian dengan adanya adopsi PSAK 73 baru-baru ini. PSAK 73 menyebabkan perubahan dari Beban Sewa ke Biaya Bunga, sehingga EBITDA tampak menjadi lebih tinggi," tegas John.
Dampaknya, lanjut dia, sebesar Rp128 miliar yang menyiratkan normalisasi EBITDA sebesar Rp577 miliar, atau naik 23%. Real Estate Development memimpin pertumbuhan EBITDA, dengan meningkat 108% menjadi Rp148 miliar. Disamping itu, Siloam membukukan pertumbuhan EBITDA yang kuat sebesar 31,3% menjadi Rp304 miliar.
Secara keseluruhan marjin EBITDA telah membaik menjadi 23% di kuartal I 2020 dari 16% di kuartal I 2019. "Namun, sesuai dengan kebijakan akuntansi mark to market, kami mengalami rugi selisih kurs sebesar Rp2,39 triliun pada kuartal I 2020, karena rupiah terdepresiasi terhadap USD," jelasnya.
Hingga kuartal I 2020 LPKR melaporkan rugi bersih konsolidasian Rp2,12 triliun, dibandingkan dengan laba bersih Rp50 miliar pada periode sama tahun lalu. "Melihat perkembangan nilai tukar saat ini, kami perkirakan akan adanya penyesuaian selisih kurs yang menguntungkan di kuartal II 2020 sesuai dengan kebijakan akuntansi mark to market," tegas John.
Menurut John, pada kuartal I 2020, Lippo Karawaci terus menunjukkan kemajuan pada rencana transformasinya. Pra Penjualan mencapai Rp703 miliar atau 28% dari target tahun 2020 sebesar Rp2,5 triliun."Lebih penting lagi, pra penjualan kami didorong oleh peluncuran Waterfront Estates di Cikarang yang sangat sukses," katanya.
Selanjutnya, pada semester II 2020, John mengaku perseroan akan meluncurkan proyek perumahan tapak baru di Lippo Village Karawaci, yang menyasar segmen kelas menengah dengan harga yang sangat menarik. "Pada masa yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, kami akan terus berhati-hati dalam mengelola arus kas dan tetap fokus pada keunggulan operasional di bisnis core, properti, dan healthcare," pungkasnya.
(bon)
Lihat Juga :
tulis komentar anda