Harga Minyak Dunia Ambruk 3% ke Level Terendah, WTI Terjun di Bawah USD90

Rabu, 17 Agustus 2022 - 08:01 WIB
Harga minyak dunia cetak rekor terendah sejak sebelum Rusia invasi ke Ukraina. FOTO/Reuters
JAKARTA - Harga minyak mentah turun sekitar 3% ke level terendah sejak sebelum terjadinya invasi Rusia ke Ukraina. Adapun sentimen tersebut datang dari data ekonomi yang memicu kekhawatiran tentang potensi resesi global.

Mengutip Reuters, gejolak harga minyak tersebut imbas menunggu kejelasan tentang pembicaraan kesepakatan yang memungkinkan lebih banyak ekspor minyak dari Iran. Pada Selasa (16/8) harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman Oktober 2022 ditutup melemah USD2,76 atau 2,9% menjadi USD92,34 per barel. Harga kontrak Brent mencapai level terendah pada sesi ini di USD91,71 per barel, terendah sejak 18 Februari.





Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman September 2022 juga ditutup anjlok USD2,88 atau 3,2% ke USD86,53 per barel. Harga minyak patokan ini jatuh ke sesi terendah di USD85,73 per barel, terendah sejak 26 Januari. Kedua harga minyak kontrak acuan ini juga sudah anjlok sekitar 3% di sesi sebelumnya.

Saat ini, Uni Eropa sedang menilai tanggapan Iran terhadap apa yang disebut blok itu sebagai proposal final untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015, dan berkonsultasi dengan Amerika Serikat (AS), kata seorang juru bicara Uni Eropa, kemarin.

Iran menanggapi proposal itu pada Senin malam, tetapi tidak ada pihak yang memberikan rincian. "Masih belum jelas apa yang dikatakan Iran kepada Uni Eropa tadi malam, sehingga beberapa item rumit mungkin berdampak pada hasil kesepakatan nuklir," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

Di saat yang sama, indikator pelemahan ekonomi membebani harga minyak acuan. Pembangunan rumah AS jatuh ke level terendah dalam hampir 1 -1,5 tahun di bulan Juli, terbebani oleh tingkat hipotek yang lebih tinggi dan kenaikan harga bahan bangunan. Hal ini menunjukkan pasar perumahan dapat berkontraksi lebih lanjut kuartal tiga.

"Pedagang minyak bereaksi karena kekhawatiran tentang perlambatan ekonomi dan perumahan menggunakan energi," kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures. "Itu mengejutkan kami," lanjut dia.



Di sisi lain, bank sentral China memangkas suku bunga pinjaman untuk mencoba menghidupkan kembali permintaan karena ekonomi di Negeri Tirai Bambu melambat secara tak terduga pada Juli setelah kebijakan nol Covid-19 dan krisis properti memperlambat aktivitas pabrik dan ritel.

Perdana Menteri Li Keqiang mengatakan, China secara wajar meningkatkan dukungan kebijakan makro untuk ekonomi. Sementara itu, Barclays memangkas perkiraan harga Brent sebesar USD8 per barel untuk tahun ini dan tahun berikutnya. Itu dilakukan karena perkiraan surplus besar minyak mentah dalam waktu dekat karena pasokan Rusia yang tahan.

Pelaku pasar menunggu data industri tentang persediaan minyak AS yang diharapkan pada hari Selasa. Stok minyak mentah dan bensin kemungkinan turun minggu lalu, sementara persediaan sulingan naik.
(nng)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More