Investasi Reksa Dana Bisa Jadi Solusi Hadapi Inflasi dan Isu Resesi Global
Kamis, 18 Agustus 2022 - 13:58 WIB
JAKARTA - Baru-baru ini, Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) Kristalina Georgieva menyampaikan prospek ekonomi global pada tahun 2023 yang disebutnya sebagai “gelap signifikan”. Ketidakstabilan geopolitik menjadi penyebab utama meningkatnya inflasi global, kemiskinan, dan bencana kelaparan.
Di lain pihak, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepakat bahwa keadaan dunia sedang sangat sulit dan cenderung “gelap”. Meski Indonesia diprediksi tidak akan mengalaminya,Presiden mewanti-wanti Indonesia untuk waspada dengan ancaman resesi global.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa tingkat inflasi secara tahunan (YoY) di Indonesia berada di angka 4,94% atau yang tertinggi sejak tahun 2015. Sebagai perbandingan di tingkat global, pada Juni 2022 Amerika Serikat mengalami tingkat inflasi tahunan tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Masyarakat di sana menghadapi kenaikan 60% untuk harga bensin, 33,1% untuk harga telur, dan 5,6% untuk biaya perumahan/sewa dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dalam situasi seperti ini, penurunan nilai mata uang dan daya beli masyarakat menjadi tidak terelakkan. Untuk itulah, penting bagi kita untuk memiliki strategi yang berbeda dalam mengelola keuangan dan mengambil keputusan investasi.
PR & Corporate Communication Lead Bibit.id, William menjelaskan, beberapa alasan mengapa berinvestasi reksa dana adalah pilihan bijaksana yang dapat para investor ambil di tengah kondisi perekonomian yang tidak stabil. Karena pengelolaan investasi reksa dana dilakukan oleh manajer investasi yang telah Bibit seleksi berdasarkan profesionalitas dan rekam jejak yang baik, investor bisa tidur nyenyak dan tidak perlu memantau perkembangan pasar setiap hari.
“Dan kabar baiknya, di Bibit para investor bisa memanfaatkan fitur Robo Advisor yang membantu investor berinvestasi sesuai dengan profil risiko mereka. Fitur Robo Advisor ini gratis untuk seluruh pengguna,” kata William.
Baca Juga
Di lain pihak, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sepakat bahwa keadaan dunia sedang sangat sulit dan cenderung “gelap”. Meski Indonesia diprediksi tidak akan mengalaminya,Presiden mewanti-wanti Indonesia untuk waspada dengan ancaman resesi global.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa tingkat inflasi secara tahunan (YoY) di Indonesia berada di angka 4,94% atau yang tertinggi sejak tahun 2015. Sebagai perbandingan di tingkat global, pada Juni 2022 Amerika Serikat mengalami tingkat inflasi tahunan tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Masyarakat di sana menghadapi kenaikan 60% untuk harga bensin, 33,1% untuk harga telur, dan 5,6% untuk biaya perumahan/sewa dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Dalam situasi seperti ini, penurunan nilai mata uang dan daya beli masyarakat menjadi tidak terelakkan. Untuk itulah, penting bagi kita untuk memiliki strategi yang berbeda dalam mengelola keuangan dan mengambil keputusan investasi.
PR & Corporate Communication Lead Bibit.id, William menjelaskan, beberapa alasan mengapa berinvestasi reksa dana adalah pilihan bijaksana yang dapat para investor ambil di tengah kondisi perekonomian yang tidak stabil. Karena pengelolaan investasi reksa dana dilakukan oleh manajer investasi yang telah Bibit seleksi berdasarkan profesionalitas dan rekam jejak yang baik, investor bisa tidur nyenyak dan tidak perlu memantau perkembangan pasar setiap hari.
“Dan kabar baiknya, di Bibit para investor bisa memanfaatkan fitur Robo Advisor yang membantu investor berinvestasi sesuai dengan profil risiko mereka. Fitur Robo Advisor ini gratis untuk seluruh pengguna,” kata William.
tulis komentar anda