Yuks, Belajar Seluk Beluk Keluatan dan Perikanan Lewat e-Jaring
Rabu, 01 Juli 2020 - 12:02 WIB
JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo meluncurkan platform pembelajaran daring perikanan yang disingkat ‘e-Jaring’. Itu merupakan sebuah terobosan pelatihan digital bagi masyarakat kelautan dan perikanan.
Edhy menjelaskan di era revolusi industri 4.0 menuntut konektivitas di segala hal, dunia digital dan kemajuan teknologi berpengaruh sangat besar terhadap perekonomian dan kualitas kehidupan manusia. Namun, untuk dapat menghadapi revolusi industri 4.0 ini, SDM harus memiliki keterampilan yang memadai, kemampuan untuk beradaptasi, dan kemampuan mencegah masalah keamanan teknologi.
“Saat ini, kita menghadapi ancaman banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi atau penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Untuk itu, kita harus membangun SDM kita agar tidak kalah saing,” ujar Edhy dalam keterangan resminya, Rabu (1/7/2020) ( Baca:Menteri KKP Berencana Kirim Jajarannya ke Norwegia, Supaya Apa? )
Pemanfaatan perkembangan teknologi untuk pembangunan SDM ini juga diterapkan di sektor kelautan dan perikanan, misalnya melalui penyediaan platform e-Jaring. Melalui e-Jaring, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan pelatihan yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan dari mana saja.
“Kehadiran e-Jaring ini juga merupakan bentuk penyesuaian kita terhadap adanya wabah Covid-19. Model pelatihan seperti ini juga terbukti dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, cepat, murah, dan efisien,” ujar Edhy.
Sementara itu, Kepala BRSDM Sjarief Widjaja mengatakan, e-Jaring berbeda dengan platform pembelajaran digital pada umumnya. E-Jaring mengusung konsep learning by doing berbasis keterampilan teknis, sehingga tak sekadar menonton. Peserta juga dapat melakukan praktik dan berinteraksi langsung dengan para pelatih.
Sebagai pengenalan terhadap pelatihan online ini, KKP telah melaksanakan 17 pelatihan open training selama Juni 2020. Beberapa di antaranya pelatihan pengolahan hakau, amplang, burger tuna rumput laut, pelatihan pembuatan probiotik, perawatan mesin tempel, dan pergaraman. Pelatihan ini pun disambut antusias oleh masyarakat.
“Tiap pelatihan diikuti oleh antara 500-4.600 orang sehingga jumlah masyarakat kelautan dan perikanan yang telah mengikuti pelatihan selama bulan ini mencapai 12.000 orang. Bahkan, beberapa kelompok telah menerapkan hasil pelatihannya ke dalam unit usaha yang dijalankan,” terang Sjarief.
Melalui platform e-Jaring, KKP menargetkan pelatihan teknis yang semula 10.000 orang meningkat menjadi 40.000 orang masyarakat kelautan dan perikanan di tahun 2020.
Edhy menjelaskan di era revolusi industri 4.0 menuntut konektivitas di segala hal, dunia digital dan kemajuan teknologi berpengaruh sangat besar terhadap perekonomian dan kualitas kehidupan manusia. Namun, untuk dapat menghadapi revolusi industri 4.0 ini, SDM harus memiliki keterampilan yang memadai, kemampuan untuk beradaptasi, dan kemampuan mencegah masalah keamanan teknologi.
“Saat ini, kita menghadapi ancaman banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan akibat otomatisasi atau penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Untuk itu, kita harus membangun SDM kita agar tidak kalah saing,” ujar Edhy dalam keterangan resminya, Rabu (1/7/2020) ( Baca:Menteri KKP Berencana Kirim Jajarannya ke Norwegia, Supaya Apa? )
Pemanfaatan perkembangan teknologi untuk pembangunan SDM ini juga diterapkan di sektor kelautan dan perikanan, misalnya melalui penyediaan platform e-Jaring. Melalui e-Jaring, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan pelatihan yang dapat diakses oleh siapa saja, kapan saja, dan dari mana saja.
“Kehadiran e-Jaring ini juga merupakan bentuk penyesuaian kita terhadap adanya wabah Covid-19. Model pelatihan seperti ini juga terbukti dapat menjangkau masyarakat yang lebih luas, cepat, murah, dan efisien,” ujar Edhy.
Sementara itu, Kepala BRSDM Sjarief Widjaja mengatakan, e-Jaring berbeda dengan platform pembelajaran digital pada umumnya. E-Jaring mengusung konsep learning by doing berbasis keterampilan teknis, sehingga tak sekadar menonton. Peserta juga dapat melakukan praktik dan berinteraksi langsung dengan para pelatih.
Sebagai pengenalan terhadap pelatihan online ini, KKP telah melaksanakan 17 pelatihan open training selama Juni 2020. Beberapa di antaranya pelatihan pengolahan hakau, amplang, burger tuna rumput laut, pelatihan pembuatan probiotik, perawatan mesin tempel, dan pergaraman. Pelatihan ini pun disambut antusias oleh masyarakat.
“Tiap pelatihan diikuti oleh antara 500-4.600 orang sehingga jumlah masyarakat kelautan dan perikanan yang telah mengikuti pelatihan selama bulan ini mencapai 12.000 orang. Bahkan, beberapa kelompok telah menerapkan hasil pelatihannya ke dalam unit usaha yang dijalankan,” terang Sjarief.
Melalui platform e-Jaring, KKP menargetkan pelatihan teknis yang semula 10.000 orang meningkat menjadi 40.000 orang masyarakat kelautan dan perikanan di tahun 2020.
(uka)
tulis komentar anda