Harga CPO Malaysia Ambrol 3%, Ternyata Ini Pemicunya
Rabu, 07 September 2022 - 14:17 WIB
JAKARTA - Harga minyak sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) di bursa berjangka Malaysia tertekan lebih dari 3% pada perdagangan hari ini.
Penurunan tersebut dipicu ekspektasi kenaikan pasokan sekaligus sentimen pembatasan Covid-19 di China yang mengancam permintaan.
Data perdagangan Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD) hingga pukul 12:03 WIB menunjukkan kontrak minyak sawit acuan untuk pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 3,34%, menjadi MYR3.670 ringgit per ton, memperpanjang penurunan sejak sesi sebelumnya.
Technical Analyst Reuters Wang Tao memprediksi harga CPO dapat anjlok lebih dalam sebanyak 200 ringgit lebih. "Bisa di kisaran RM3.489-3.598 ringgit per ton," kata Wang Tao, dilansir Reuters, Rabu (7/9/2022).
Dari bursa Dalian China, harga minyak kedelai juga turun 3,1%, sementara kontrak CPOnya ikut anjlok 2,5%. Sedangkan harga kedelai di Chicago Board of Trade turun 2%.
Sebuah jajak pendapat Reuters menjelang pengumuman data Dewan Minyak Sawit Malaysia mematok lonjakan persediaan menjadi 2,03 juta ton. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan produksi seiring lonjakan permintaan global.
Sementara itu, pembatasan mobilitas di China membuat harga minyak mentah turun, karena Beijing merupakan konsumen terbesar dunia.
Tertekannya harga minyak akan bisa berpengaruh juga terhadap pergerakan harga CPO, mengingat komoditas ini dapat digunakan sebagai bahan baku biodiesel.
Penurunan tersebut dipicu ekspektasi kenaikan pasokan sekaligus sentimen pembatasan Covid-19 di China yang mengancam permintaan.
Data perdagangan Bursa Malaysia Derivatives Berhad (BMD) hingga pukul 12:03 WIB menunjukkan kontrak minyak sawit acuan untuk pengiriman November di Bursa Malaysia Derivatives Exchange turun 3,34%, menjadi MYR3.670 ringgit per ton, memperpanjang penurunan sejak sesi sebelumnya.
Technical Analyst Reuters Wang Tao memprediksi harga CPO dapat anjlok lebih dalam sebanyak 200 ringgit lebih. "Bisa di kisaran RM3.489-3.598 ringgit per ton," kata Wang Tao, dilansir Reuters, Rabu (7/9/2022).
Dari bursa Dalian China, harga minyak kedelai juga turun 3,1%, sementara kontrak CPOnya ikut anjlok 2,5%. Sedangkan harga kedelai di Chicago Board of Trade turun 2%.
Sebuah jajak pendapat Reuters menjelang pengumuman data Dewan Minyak Sawit Malaysia mematok lonjakan persediaan menjadi 2,03 juta ton. Hal ini disebabkan karena adanya peningkatan produksi seiring lonjakan permintaan global.
Sementara itu, pembatasan mobilitas di China membuat harga minyak mentah turun, karena Beijing merupakan konsumen terbesar dunia.
Tertekannya harga minyak akan bisa berpengaruh juga terhadap pergerakan harga CPO, mengingat komoditas ini dapat digunakan sebagai bahan baku biodiesel.
(ind)
tulis komentar anda