Masih Dibayangi Corona, Harga Minyak Dunia Tergelincir
Kamis, 02 Juli 2020 - 09:55 WIB
MELBOURNE - Harga minyak tergelincir pada perdagangan hari ini. Salah satu penyebabnya, California menerapkan kembali beberapa tindakan penguncian di wilayah dampak Corona. Kebijakan itu memicu kekhawatiran kebangkitan kembali kasus Covid-19 sehingga menghambat pemulihan permintaan bahan bakar.
Dilansir Reuters, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS CLc1 berjangka turun 13 sen atau 0,3% menjadi USD 39,69 per barel pada pukul 00.24 GMT. Sedangkan, minyak mentah Brent LCOc1 berjangka turun 15 sen atau 0,3% menjadi USD41,89 per barel, setelah naik 1,8% di sesi sebelumnya.
Kenaikan harga minyak yang terjadi pada sesi sebelumnya disulut data Administrasi Informasi Energi AS yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS USOILC = ECI turun 7,2 juta barel dari rekor tertinggi pekan lalu. Angka itu jauh lebih banyak dari yang diperkirakan para analis karena kilang meningkatkan produksi dan impor berkurang.
Namun, analis mencatat data juga menunjukkan stok bensin naik karena peningkatan tajam impor, terhadap ekspektasi persediaan yang turun. ( Baca: Harga Minyak Dunia 'Mengering' Imbas Corona Amerika )
"Kontra-musiman membangun persediaan bensin karena stok yang tak terduga naik bukan justru kegembiraan yang bullish. Data EIA menunjukkan bahwa impor bensin mencapai tingkat tertinggi sejak Agustus lalu dan memuncak paling tinggi secara musiman dalam sembilan tahun," kata ahli strategi AxiCorp Stephen Innes dalam sebuah catatan.
Semua mata akan tertuju pada aktivitas mengemudi di Amerika Serikat selama liburan akhir pekan 4 Juli mendatang. Pun seberapa cepat produsen AS menghidupkan kembali produksi yang ditutup, kata para analis.
Dilansir Reuters, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS CLc1 berjangka turun 13 sen atau 0,3% menjadi USD 39,69 per barel pada pukul 00.24 GMT. Sedangkan, minyak mentah Brent LCOc1 berjangka turun 15 sen atau 0,3% menjadi USD41,89 per barel, setelah naik 1,8% di sesi sebelumnya.
Kenaikan harga minyak yang terjadi pada sesi sebelumnya disulut data Administrasi Informasi Energi AS yang menunjukkan persediaan minyak mentah AS USOILC = ECI turun 7,2 juta barel dari rekor tertinggi pekan lalu. Angka itu jauh lebih banyak dari yang diperkirakan para analis karena kilang meningkatkan produksi dan impor berkurang.
Namun, analis mencatat data juga menunjukkan stok bensin naik karena peningkatan tajam impor, terhadap ekspektasi persediaan yang turun. ( Baca: Harga Minyak Dunia 'Mengering' Imbas Corona Amerika )
"Kontra-musiman membangun persediaan bensin karena stok yang tak terduga naik bukan justru kegembiraan yang bullish. Data EIA menunjukkan bahwa impor bensin mencapai tingkat tertinggi sejak Agustus lalu dan memuncak paling tinggi secara musiman dalam sembilan tahun," kata ahli strategi AxiCorp Stephen Innes dalam sebuah catatan.
Semua mata akan tertuju pada aktivitas mengemudi di Amerika Serikat selama liburan akhir pekan 4 Juli mendatang. Pun seberapa cepat produsen AS menghidupkan kembali produksi yang ditutup, kata para analis.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda