Kementan Bekali Petani Milenial dengan Sertifikasi Profesi

Senin, 12 September 2022 - 21:09 WIB
Kegiatan sertifikasi profesi kepada peserta pemagangan PT Buana Karya Bhakti di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.
JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) menggelar Sertifikasi Profesi kepada peserta pemagangan PT Buana Karya Bhakti di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Peserta pemagangan tersebut merupakan penerima manfaat dari Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS).

Rangkaian sertifikasi profesi ini diikuti oleh 20 orang asesi yang merupakan Penerima Manfaat dari Program YESS dan telah menjalani kegiatan pemagangan selama tiga bulan di tempat yang sama.

Diketahui, YESS merupakan sebuah program kerja sama yang diinisiasi Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD). Tujuan YESS sebagai upaya untuk menumbuhkembangkan wirausaha muda dan tenaga kerja yang handal di sektor pertanian.

(Baca juga:Sertifikasi Profesi Jamin Standar Kompetensi Tenaga Kerja)



Kegiatan tersebut sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa peningkatan kompetensi SDM bidang pertanian harus dilakukan, melalui pendidikan, pelatihan vokasi, maupun sertifikasi profesi.

Pendapat senada dikemukakan Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi bahwa Kementan khususnya BPPSDMP akan terus mendukung proses sertifikasi. “Sertifikasi kompetensi diberikan melalui proses uji kompetensi yang berlangsung sistematis dan objektif, mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), maupun standar internasional dan standar khusus,” kata Dedi dalam keterangan tertulisnya, Senin (12/9/2022).

Uji Kompetensi yang berlangsung selama dua hari tersebut menghadirkan asesor dari Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Pertanian Nasional, Juremi Suharto dengan skema Pekerja Kebun Kelapa Sawit.

(Baca juga:Dibekali Sertifikasi Profesi, UISI Luluskan 413 Wisudawan)

Juremi Suharto mengatakan, sekilas tidak ada yang terlihat terlalu spesial, mengingat kualifikasi pendidikan para asesi yang rata-rata lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Namun saat tahapan asesmen yang dimulai dengan uji tulis di kelas, ternyata para asesi sudah cukup menguasai plus uji di lapangan, ternyata menimbulkan kesan positif bagi asesor.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More