Harga BBM Naik, Begini Strategi Warung Makan Agar Tetap Untung
Jum'at, 16 September 2022 - 22:32 WIB
JAKARTA - Menyusul kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sejak awal bulan ini, sejumlah pemilik warung makan mengatur strategi agar bisa tetap meraih keuntungan.
Galih, salah seorang pengelola warteg di wilayah Ciracas, Jakarta Timur, mengaku telah menaikan harga makanan yang dijual di warungnya sebesar Rp1.000.
"Kita naikin sedikit, namanya ngikutin belanjaan biar ada lebihnya. Biasanya Rp12.000 jadi Rp13.000, naik Rp1.000 aja," ungkapnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Jumat (16/9/2022).
Selain menaikan harga jual, dirinya juga memperbanyak menu makanan yang memiliki bahan baku murah seperti sayur kangkung dan telur.
"Paling kita nambahin lauk-lauk yang harganya agak atau gak ikut naik, kayak sayuran kangkung, telur kita tambah-tambahin. Kita banyakin yang murah, yang agak mahal kita dikitin lah, yang penting lauk banyak, dari pada nanti lauk kosong, orang nyari nggak ada," tuturnya.
Galih menyebut kenaikan harga BBM berpengaruh kepada harga bahan makanan yang biasa dibelinya sehari-hari untuk keperluan wartegnya. "Berpengaruh, sayuran pada naik, sembako naik, semua ikut pada naik,” tukasnya.
Dia pun berharap pemerintah segera bertindak untuk menormalkan harga kebutuhan pokok yang naik akibat kenaikan harga BBM.
"Harga dinormalin lagi lah, biar sama-sama enak, kayak BBM kalo turun kan abang ojol (ojek online) enak, bahan baku (makanan) pada turun, jadi biar sama-sama ada untungnya," tukasnya.
Sementara itu, penjual nasi Padang bernama Hakim mengaku belum memutuskan untuk menaikan harga makanannya karena takut kalau langganannya kabur. "Belum naik, takut nanti pada lari, jadi masih tetep sama kaya sebelum naik BBM," ucapnya.
Dia berharap pemerintah bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan dan memperhatikan masyarakat kecil supaya tidak semakin tertekan. "Jangan sembarangan lah, harus perhatiin rakyat kecil, biar enggak makin kejepit," pungkasnya.
Galih, salah seorang pengelola warteg di wilayah Ciracas, Jakarta Timur, mengaku telah menaikan harga makanan yang dijual di warungnya sebesar Rp1.000.
"Kita naikin sedikit, namanya ngikutin belanjaan biar ada lebihnya. Biasanya Rp12.000 jadi Rp13.000, naik Rp1.000 aja," ungkapnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Jumat (16/9/2022).
Selain menaikan harga jual, dirinya juga memperbanyak menu makanan yang memiliki bahan baku murah seperti sayur kangkung dan telur.
"Paling kita nambahin lauk-lauk yang harganya agak atau gak ikut naik, kayak sayuran kangkung, telur kita tambah-tambahin. Kita banyakin yang murah, yang agak mahal kita dikitin lah, yang penting lauk banyak, dari pada nanti lauk kosong, orang nyari nggak ada," tuturnya.
Galih menyebut kenaikan harga BBM berpengaruh kepada harga bahan makanan yang biasa dibelinya sehari-hari untuk keperluan wartegnya. "Berpengaruh, sayuran pada naik, sembako naik, semua ikut pada naik,” tukasnya.
Dia pun berharap pemerintah segera bertindak untuk menormalkan harga kebutuhan pokok yang naik akibat kenaikan harga BBM.
"Harga dinormalin lagi lah, biar sama-sama enak, kayak BBM kalo turun kan abang ojol (ojek online) enak, bahan baku (makanan) pada turun, jadi biar sama-sama ada untungnya," tukasnya.
Sementara itu, penjual nasi Padang bernama Hakim mengaku belum memutuskan untuk menaikan harga makanannya karena takut kalau langganannya kabur. "Belum naik, takut nanti pada lari, jadi masih tetep sama kaya sebelum naik BBM," ucapnya.
Dia berharap pemerintah bisa lebih bijak dalam mengambil keputusan dan memperhatikan masyarakat kecil supaya tidak semakin tertekan. "Jangan sembarangan lah, harus perhatiin rakyat kecil, biar enggak makin kejepit," pungkasnya.
(ind)
tulis komentar anda